Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh untuk sesi kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena indeks utama dolar AS bergerak lebih tinggi setelah keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, sebut Xinhua, turun 11,7 dolar AS atau 0,98 persen, menjadi ditutup pada 1.187,4 dolar AS per ounce.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama rivalnya, naik 0,64 persen menjadi 94,94 pada pukul 19.10 GMT.

Emas biasanya bergerak ke arah yang berlawanan dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan turun, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Kurs dolar AS kembali menguat terhadap mata uang utama lainnya karena para pelaku pasar terus mengantisipasi keputusan Federal Reserve AS menaikkan suku bunga acuannya.

The Fed pada Rabu (26/9) menaikkan suku bunga pinjaman jangka pendek sebesar seperempat persentase poin atau 25 basis poin, menjadi kenaikan suku bunga ketiga tahun ini dan langkah kedelapan sejak akhir 2015.

"Mengingat realisasi dan ekspektasi kondisi-kondisi pasar kerja dan inflasi, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk menaikkan kisaran target untuk suku bunga federal fund (FFR) menjadi 2,00 persen hingga 2,25 persen," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan dua hari pada Rabu (26/9).

Bank sentral AS masih memperkirakan satu kali kenaikan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan Desember, tiga kenaikan lagi pada tahun depan, dan satu kenaikan pada 2020.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 11,1 sen AS atau 0,77 persen, menjadi menetap di 14,29 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Januari 2019 turun 14,4 dolar AS atau 1,74 persen, menjadi ditutup pada 814,7 dolar AS per ounce.

Baca juga: Dolar menguat, harga emas pun turun
Baca juga: Dolar AS melonjak, masih terimbas kenaikan bunga the Fed