Kemendag: fasilitas GSP berpotensi tingkatkan ekspor perikanan
27 September 2018 15:32 WIB
Sejumlah pedagang mengikuti lelang ikan tongkol di Terminal Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, Minggu (29/7/2018). Pasca gelombang tinggi dan menyusul cuaca perairan kembali normal, hasil tangkapan ikan mulai melimpah dengan harga jual Rp300.000 - Rp450.000 perkeranjang menurut jenis ikan. (ANTARA/Ampelsa)
Jakarta, (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyampaikan bahwa fasilitas pembebasan bea masuk dari Amerika Serikat berupa generalized system of preferences (GSP) berpotensi meningkatkan ekspor produk Indonesia, termasuk perikanan.
"Kita yang pasti sekarang dari 3.457 Harmonized System (HS), termasuk perikanan di dalamnya, yang mendapat fasilitas GSP, harus tetap dapat fasilitas. Kita memang tidak berbicara sektor. Kalau itu dicabut, maka ya termasuk perikanan akan kena," kata Oke kepada Antara News di Jakarta, Kamis.
Menurut Oke, yang terpenting saat ini adalah mempertahankan agar Indonesia tetap mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk, yang akan diumumkan kelanjutannya untuk Indonesia pada November oleh pihak Amerika Serikat.
Kendati demikian, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan ekspor produknya, termasuk perikanan, jika tetap mendapatkan GSP di tengah perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China.
"Jadi kalau tarifnya tetap di bawah, maka kita bisa bertahan atau meningkatkan. Harapannya meningkat kan kalau yang lain dicabut GSP nya. Iya, makanya kan ada kesempatan kita. nah masalahnya kita masih dapat fasilitas DSP atau engga dari Amerika, nanti November diputuskan oleh mereka," papar Oke.
"Kita yang pasti sekarang dari 3.457 Harmonized System (HS), termasuk perikanan di dalamnya, yang mendapat fasilitas GSP, harus tetap dapat fasilitas. Kita memang tidak berbicara sektor. Kalau itu dicabut, maka ya termasuk perikanan akan kena," kata Oke kepada Antara News di Jakarta, Kamis.
Menurut Oke, yang terpenting saat ini adalah mempertahankan agar Indonesia tetap mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk, yang akan diumumkan kelanjutannya untuk Indonesia pada November oleh pihak Amerika Serikat.
Kendati demikian, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan ekspor produknya, termasuk perikanan, jika tetap mendapatkan GSP di tengah perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China.
"Jadi kalau tarifnya tetap di bawah, maka kita bisa bertahan atau meningkatkan. Harapannya meningkat kan kalau yang lain dicabut GSP nya. Iya, makanya kan ada kesempatan kita. nah masalahnya kita masih dapat fasilitas DSP atau engga dari Amerika, nanti November diputuskan oleh mereka," papar Oke.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: