Sepak Bola Nasional
Pelatih Borneo FC nilai keputusan PSSI masuk akal
27 September 2018 08:19 WIB
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono (kanan) memberikan keterangan pers mengenai penghentian sementara kompetisi sepak bola Liga I di Jakarta, Selasa (25/9/2018). PSSI memutuskan untuk menghentikan sementara Liga I sampai batas waktu yang tidak ditentukan, menyusul tewasnya suporter Persija saat pertandingan antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, pada Minggu (23/9). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.
Samarinda (ANTARA News) - Pelatih Borneo FC Dejan Antonic menilai masuk akal dan bisa diterima oleh semua klub terkait keputusan PSSI menghentikan sementara kompetisi Liga 1 Indonesia 2018 akibat insiden meninggalnya salah satu suporter.
Menurut pelatih asal Serbia itu di Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu, kerusuhan dalam sepak bola Indonesia memang patut dicermati, dan perlu ada efek jera sehingga kejadian yang sama tidak terulang kembali.
"Saya sangat setuju itu, meninggalnya suporter karena sepak bola adalah hal yang tidak kita inginkan. Keputusan ini bagus untuk membuat efek jera terhadap insiden semacam itu. Suporter harus tahu, insiden ini contoh jelek sekali buat kita di Indonesia," kata Dejan Antonic .
Meski demikian, Dejan mengakui bahwa keputusan tersebut tetap akan memberi dampak yang cukup signifikan bagi seluruh kontestan Liga 1 2018.
"Sudah pasti berhentinya kompetisi akan mempengaruhi program latihan yang telah disusun klub," kata Dejan.
Ia mengatakan saat ini tim Borneo FC sedang berkosentrasi menjamu Persipura Jayapura, pada Minggu (30/9).
Berhubung kompetisi dihentikan, terpaksa tim berjuluk Pesut Etam itu harus mengubah program latihan sembari menanti jadwal dan kepastian lawan yang akan dihadapi.
"Dampaknya bukan untuk Borneo FC saja tapi kita semua, klub di Liga 1. Fokus ke perubahan latihan dan kita juga ikut berubah. Berat sekali buat pemain dan pelatih jika seperti ini," kata Dejan.
Kendati demikian dampak yang harus diterima klub merupakan konsekuensi yang harus diterima akibat insiden di Bandung.
Sebab insiden tersebut sangat mencoreng sepak bola tanah air di mata dunia.
Ia berharap keputusan menghentikan kompetisi ini bisa membuat elemen sepak bola sadar, terutama suporter untuk saling menghargai.
Sekali lagi menurut saya lebih bagus semuanya berubah, program latihan berubah, jadwal berubah, dan kompetisi berubah daripada ada yang meninggal lagi. Supaya penonton bisa menonton dengan `enjoy`. Jangan orang datang dan bikin masalah lalu nyawa manusia hilang," ujarnya.
Sejauh ini Dejan mengaku enggan meliburkan pemainnya meskipun kompetisi berhenti.
Selain tetap berlatih, justru Dejan berencana menggelar laga uji coba dengan klub lokal agar kondisi fisik anak asuhnya tetap terjaga.
"Kami tetap berlatih seperti biasa, hanya program saja yang berubah, kita akan menyesuaikan," ucapnya.
(KR-RMT/B015)
Menurut pelatih asal Serbia itu di Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu, kerusuhan dalam sepak bola Indonesia memang patut dicermati, dan perlu ada efek jera sehingga kejadian yang sama tidak terulang kembali.
"Saya sangat setuju itu, meninggalnya suporter karena sepak bola adalah hal yang tidak kita inginkan. Keputusan ini bagus untuk membuat efek jera terhadap insiden semacam itu. Suporter harus tahu, insiden ini contoh jelek sekali buat kita di Indonesia," kata Dejan Antonic .
Meski demikian, Dejan mengakui bahwa keputusan tersebut tetap akan memberi dampak yang cukup signifikan bagi seluruh kontestan Liga 1 2018.
"Sudah pasti berhentinya kompetisi akan mempengaruhi program latihan yang telah disusun klub," kata Dejan.
Ia mengatakan saat ini tim Borneo FC sedang berkosentrasi menjamu Persipura Jayapura, pada Minggu (30/9).
Berhubung kompetisi dihentikan, terpaksa tim berjuluk Pesut Etam itu harus mengubah program latihan sembari menanti jadwal dan kepastian lawan yang akan dihadapi.
"Dampaknya bukan untuk Borneo FC saja tapi kita semua, klub di Liga 1. Fokus ke perubahan latihan dan kita juga ikut berubah. Berat sekali buat pemain dan pelatih jika seperti ini," kata Dejan.
Kendati demikian dampak yang harus diterima klub merupakan konsekuensi yang harus diterima akibat insiden di Bandung.
Sebab insiden tersebut sangat mencoreng sepak bola tanah air di mata dunia.
Ia berharap keputusan menghentikan kompetisi ini bisa membuat elemen sepak bola sadar, terutama suporter untuk saling menghargai.
Sekali lagi menurut saya lebih bagus semuanya berubah, program latihan berubah, jadwal berubah, dan kompetisi berubah daripada ada yang meninggal lagi. Supaya penonton bisa menonton dengan `enjoy`. Jangan orang datang dan bikin masalah lalu nyawa manusia hilang," ujarnya.
Sejauh ini Dejan mengaku enggan meliburkan pemainnya meskipun kompetisi berhenti.
Selain tetap berlatih, justru Dejan berencana menggelar laga uji coba dengan klub lokal agar kondisi fisik anak asuhnya tetap terjaga.
"Kami tetap berlatih seperti biasa, hanya program saja yang berubah, kita akan menyesuaikan," ucapnya.
(KR-RMT/B015)
Pewarta: Arumanto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: