Dukungan Yenny Wahid kekuatan baru Jokowi-Ma'ruf
26 September 2018 22:20 WIB
Yenny Wahid dan Konsorsium Kader Gus Dur memberikan pernyataan pers terkait arah politik pada Pemilu 2019 yaitu mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, di Jakarta, Rabu. (ANTARA News/Imam Budilaksono)
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal DPP PKB, Abdul Karding, mengatakan dukungan politik Yenny Wahid dan Konsorsium Kader Gus Dur, menjadi kekuatan baru bagi pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin untuk memenangkan Pemilu 2019.
Tentu yang dia maksud adalah pemilu untuk presiden karena Pemilu 2019 berbarengan dengan pemilu untuk memilih anggota DPRD dan DPR.
"Dukungan ini menjadi kekuatan baru dan energi positif bagi pasangan Jokowi-Ma'ruf dan menjadi tambahan kekuatan jaringan," kata Karding, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, tambahan jaringan itu didapatkan dari GusDurian karena kelompok itu terus berkembang dan besar.
Selain itu dia menilai, GusDurian memiliki banyak pengikut dan juga menjadi pemberi pengaruh di tengah masyarakat.
"Ini bukti bahwa kedekatan perjuangan atau kesamaan perjuangan antara Jokowi dan cita-cita Gus Dur dan komitmen serta peninggalan Gus Dur itu semakin terlihat dengan dukungan ini," ujarnya.
Sementara itu Karding menyerahkan keputusan kepada Yenny, apakah ingin masuk dalam Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf atau masuk dalam sayap relawan. Keberadaan relawan dianggap penting karena partai politik tengah sibuk menyiapkan kader-kadernya pada Pemilu 2019.
Dia merasa senang apabila Yenny masuk dalam TKN namun keputusan dikembalikan kepada Yenny, yaitu nyaman bekerja dan bergerak di mana.
"Yang terpenting adalah dukungan ini bisa memberi dampak elektoral kepada Jokowi dan yang penting Yenny dan teman-teman GusDurian bisa bekerja secara nyaman bersama-sama dengan kami," katanya.
Sebelumnya, Yenny Wahid dan sembilan anggota Konsorsium Kader Gus Dur mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Sembilan anggota Konsorsium Kader Gus Dur yang menyatakan dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf adalah Barikade Gus Dur, Forum Kiai Kampung Nusantara, Garis Politik Al Mawardi, Gerakan Kebangkitan Nusantara, Satuan Mahasiswa Nusantara, Millenial Political Movement, Komunitas Santri Pojokan, Jaringan Perempuan untuk NKRI, dan Forum Profesional Peduli Bangsa.
Tentu yang dia maksud adalah pemilu untuk presiden karena Pemilu 2019 berbarengan dengan pemilu untuk memilih anggota DPRD dan DPR.
"Dukungan ini menjadi kekuatan baru dan energi positif bagi pasangan Jokowi-Ma'ruf dan menjadi tambahan kekuatan jaringan," kata Karding, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, tambahan jaringan itu didapatkan dari GusDurian karena kelompok itu terus berkembang dan besar.
Selain itu dia menilai, GusDurian memiliki banyak pengikut dan juga menjadi pemberi pengaruh di tengah masyarakat.
"Ini bukti bahwa kedekatan perjuangan atau kesamaan perjuangan antara Jokowi dan cita-cita Gus Dur dan komitmen serta peninggalan Gus Dur itu semakin terlihat dengan dukungan ini," ujarnya.
Sementara itu Karding menyerahkan keputusan kepada Yenny, apakah ingin masuk dalam Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf atau masuk dalam sayap relawan. Keberadaan relawan dianggap penting karena partai politik tengah sibuk menyiapkan kader-kadernya pada Pemilu 2019.
Dia merasa senang apabila Yenny masuk dalam TKN namun keputusan dikembalikan kepada Yenny, yaitu nyaman bekerja dan bergerak di mana.
"Yang terpenting adalah dukungan ini bisa memberi dampak elektoral kepada Jokowi dan yang penting Yenny dan teman-teman GusDurian bisa bekerja secara nyaman bersama-sama dengan kami," katanya.
Sebelumnya, Yenny Wahid dan sembilan anggota Konsorsium Kader Gus Dur mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Sembilan anggota Konsorsium Kader Gus Dur yang menyatakan dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf adalah Barikade Gus Dur, Forum Kiai Kampung Nusantara, Garis Politik Al Mawardi, Gerakan Kebangkitan Nusantara, Satuan Mahasiswa Nusantara, Millenial Political Movement, Komunitas Santri Pojokan, Jaringan Perempuan untuk NKRI, dan Forum Profesional Peduli Bangsa.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: