Menristekdikti ingin Untirta tingkatkan mutu pendidikan
26 September 2018 16:46 WIB
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menandatangani prasasti groundbreaking pembangunan kampus baru Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Serang, Banten, Rabu (26/09/2018). (ANTARA/ Martha Herlinawati Simanjuntak)
Serang, Banten (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan dengan pembangunan kampus terpadu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dapat meningkatkan mutu pendidikan.
"Tujuannya adalah bagimana meningkatkan sumber daya manusia yang ada di wilayah Banten ini," kata Nasir dalam acara groundbreaking pembangunan kampus baru Untirta di Serang, Banten, Rabu.
Dia berharap pembangunan kampus itu dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan.
"Mudah-mudahan 'groundbreaking' pembangunan ini bisa lancar, tidak ada masalah dan bisa dikerjakan dengan baik," ujarnya.
Dia berpesan agar kontraktor pembangunan dapat mengerjakan proyek itu dengan baik sesuai dengan kontrak yang disepakati.
Begitu juga konsultan pengawasan pembangunan kampus itu melakukan pengawasan yang baik agar proyek itu dibangun sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
"Projek ini bukan proyek cuma-cuma. Ini adalah pinjaman negara kepada Islamic Development Bank, nilainya tidak tanggung-tanggung, cukup besar," tuturnya.
Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Sholeh Hidayat mengatakan dalam rangka meningkatkan perluasan kesempatan belajar, mutu dan daya saing, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa membutuhkan suatu kawasan kampus yang luas dan representatif.
"Seiring dengan perkembangan mahasiswa, layanan akademik dan nonakademik yang semakin meningkat, kampus induk di Pakupatan yang hanya 2,7 hektare sudah tidak lagi memadai," katanya.
Dia menuturkan pada 2016 telah ditetapkan pendanaan pembangunan kampus baru Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dibiayai oleh Islamic Development Bank (IDB) dengan total biaya proyek sebesar 56,9 juta dolar AS atau kurang lebih Rp825 miliar.
Komponen pembiayaan proyek itu terdiri dari tiga sumber yaitu pinjaman IDB, RMP dan PNBP.
Pembiayaan IDB mencakup hard program berupa pembangunan infrastruktur dan bangunan kampus baru Untirta yang terdiri dari 11 gedung di atas lahan seluas 12 hektar di Desa Sindangsari Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang, Banten.
Di kawasan kampus itu, akan dibangun replika Menara Banten setinggi 62 meter.
Pembangunan kampus baru terpadu Untirta merupakan salah satu dari proyek 4 in 1 yang memperoleh pendanaan dari pinjaman IDB.
Tujuan utama proyek 4 in 1 adalah tersedianya sarana dan prasarana di Untirta dalam rangka perluasan akses meningkatkan mutu pendidikan serta terbentuknya pusat unggulan ilmu pengetahuan dan teknologi ketahanan pangan di Untirta dalam rangka mewujudkan pertanian berkelanjutan yang terintegrasi dan peningkatan kesejahteraan petani serta meningkatnya indeks daya saing.
Sementara "soft program" berupa pengembangan kurikulum, hibah penelitian, konsorsium riset, pengiriman dosen studi S3, pelatihan "non degree", inbound mobility, program transfer kredit dan akreditasi institusi.
Baca juga: Menristekdikti ingatkan perguruan tinggi hindari konflik internal
Baca juga: Menristekdikti minta perguruan tinggi berkolaborasi dengan diaspora
Baca juga: Menristekdikti tekankan perguruan tinggi harus semakin adaptif-fleksibel
"Tujuannya adalah bagimana meningkatkan sumber daya manusia yang ada di wilayah Banten ini," kata Nasir dalam acara groundbreaking pembangunan kampus baru Untirta di Serang, Banten, Rabu.
Dia berharap pembangunan kampus itu dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan.
"Mudah-mudahan 'groundbreaking' pembangunan ini bisa lancar, tidak ada masalah dan bisa dikerjakan dengan baik," ujarnya.
Dia berpesan agar kontraktor pembangunan dapat mengerjakan proyek itu dengan baik sesuai dengan kontrak yang disepakati.
Begitu juga konsultan pengawasan pembangunan kampus itu melakukan pengawasan yang baik agar proyek itu dibangun sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
"Projek ini bukan proyek cuma-cuma. Ini adalah pinjaman negara kepada Islamic Development Bank, nilainya tidak tanggung-tanggung, cukup besar," tuturnya.
Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Sholeh Hidayat mengatakan dalam rangka meningkatkan perluasan kesempatan belajar, mutu dan daya saing, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa membutuhkan suatu kawasan kampus yang luas dan representatif.
"Seiring dengan perkembangan mahasiswa, layanan akademik dan nonakademik yang semakin meningkat, kampus induk di Pakupatan yang hanya 2,7 hektare sudah tidak lagi memadai," katanya.
Dia menuturkan pada 2016 telah ditetapkan pendanaan pembangunan kampus baru Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dibiayai oleh Islamic Development Bank (IDB) dengan total biaya proyek sebesar 56,9 juta dolar AS atau kurang lebih Rp825 miliar.
Komponen pembiayaan proyek itu terdiri dari tiga sumber yaitu pinjaman IDB, RMP dan PNBP.
Pembiayaan IDB mencakup hard program berupa pembangunan infrastruktur dan bangunan kampus baru Untirta yang terdiri dari 11 gedung di atas lahan seluas 12 hektar di Desa Sindangsari Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang, Banten.
Di kawasan kampus itu, akan dibangun replika Menara Banten setinggi 62 meter.
Pembangunan kampus baru terpadu Untirta merupakan salah satu dari proyek 4 in 1 yang memperoleh pendanaan dari pinjaman IDB.
Tujuan utama proyek 4 in 1 adalah tersedianya sarana dan prasarana di Untirta dalam rangka perluasan akses meningkatkan mutu pendidikan serta terbentuknya pusat unggulan ilmu pengetahuan dan teknologi ketahanan pangan di Untirta dalam rangka mewujudkan pertanian berkelanjutan yang terintegrasi dan peningkatan kesejahteraan petani serta meningkatnya indeks daya saing.
Sementara "soft program" berupa pengembangan kurikulum, hibah penelitian, konsorsium riset, pengiriman dosen studi S3, pelatihan "non degree", inbound mobility, program transfer kredit dan akreditasi institusi.
Baca juga: Menristekdikti ingatkan perguruan tinggi hindari konflik internal
Baca juga: Menristekdikti minta perguruan tinggi berkolaborasi dengan diaspora
Baca juga: Menristekdikti tekankan perguruan tinggi harus semakin adaptif-fleksibel
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018
Tags: