Berbagi teknologi dan inovasi, IDB-Indonesia perkuat kemitraan Selatan-Selatan
26 September 2018 13:59 WIB
Ilustrasi: Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Islamic Development Bank (IDB) H.E. Bandar MH Hajjar (kiri) usai penandatanganan Nota Kesepahaman antara pemerintah Indonesia dengan IDB untuk memperkuat pelaksanaan kerja sama pembangunan dalam kerangka Program Reverse Linkage yang meliputi 13 area mencakup pendidikan, kesehatan, dan Islamic financing di Headquarters IDB Jeddah, Rabu (27/12/2017). (ANTARA FOTO/ADV)
Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IDB) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memperkuat kemitraan dalam kerjasama Selatan-Selatan melalui mekanisme Reverse Linkage.
Reverse Linkage adalah sebuah program segitiga yang menghubungkan satu negara yang memiliki kebutuhan terhadap teknologi dan inovasi di bidang tertentu dengan negara lain yang memiliki teknologi dan inovasi yang dibutuhkan oleh negara penerima manfaat tersebut, di mana IDB bertindak sebagai fasilitator.
IDB dan Bappenas memperkenalkan sebuah publikasi yang berjudul “Reverse Linkage: Development through South-South Cooperation". Presiden IDB Bandar Hajjar menyatakan kemitraan untuk pembangunan adalah pilar kunci dari President’s 5- Year Program (P5P) yang diterapkan IDB.
"Saya yakin publikasi ini akan menjadi sumbangsih yang penting dalam khazanah pengetahuan kerja sama Selatan-Selatan dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak pihak. Publikasi ini akan mendorong gagasan-gagasan baru untuk mengatasi tantangan-tantangan pembangunan melalui kemitraan berbasis solidaritas dan prakarsa berbasis masyarakat dan pada akhirnya mewujudkan potensi dari kerja sama Selatan-Selatan, " ujar Bandar Hajjar.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa kerja sama pembangunan internasional merupakan salah satu instrumen dalam membangun kerja sama saling menguntungkan antar negara.
"Pemerintah Indonesia melihat pentingnya pemanfaatan kerja sama pembangunan di tingkat regional dan global untuk membangun peran strategis Indonesia dalam mengatasi tantangan-tantangan pembangunan global. Kami berharap bahwa implementasi inisiatif Reverse Linkage dapat mendukung upaya negara- negara anggota untuk dapat mendorong peningkatan manfaat ekonomi melalui mekanisme kerja sama pembangunan internasional," katanya.
Dalam mempersiapkan publikasi yang menggambarkan pencapaian-pencapaian melalui mekanisme Reverse Linkage tersebut, IDB bekerja sama dengan 30 mitranya termasuk Indonesia yang merupakan salah satu mitra yang teraktif dalam implementasi Reverse Linkage.
Kementerian PPN/Bappenas berkontribusi dalam bentuk satu tulisan berjudul “Indonesia’s Contribution in Developing South-South & Triangular Cooperation” yang memaparkan latar belakang keterlibatan dan program-program unggulan yang diprakarsai Indonesia dalam mekanisme Reverse Linkage.
Melalui kerja sama Reverse Linkage pula, Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat untuk berperan sebagai penghubung pengetahuan dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST). Melalui kerangka berbagi pengetahuan knowledge , Indonesia berupaya untuk mendorong pelaksanaan kerja sama pembangunan yang diarahkan untuk mengatasi tantangan pembangunan, salah satunya melalui program Reverse Linkage.
Selain itu, masih melalui Reverse Linkage, Indonesia telah menjalin kerja sama pembangunan dengan beberapa negara seperti Kyrgyzstan, Suriname, Maroko dan Tunisia. Adapun manfaat yang diperoleh, di antaranya peningkatan pengetahuan dan keahlian di beberapa bidang dan dampak ganda berupa kerja sama ekonomi lebih lanjut.
Hal itu menunjukkan bahwa program Reverse Linkage merupakan skema kerja sama pembangunan internasional yang dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Baca juga: IDB luncurkan dana Iptek 500 juta dolar AS
Baca juga: Wakil Sekjen PBB puji kerja sama Selatan-Selatan
Reverse Linkage adalah sebuah program segitiga yang menghubungkan satu negara yang memiliki kebutuhan terhadap teknologi dan inovasi di bidang tertentu dengan negara lain yang memiliki teknologi dan inovasi yang dibutuhkan oleh negara penerima manfaat tersebut, di mana IDB bertindak sebagai fasilitator.
IDB dan Bappenas memperkenalkan sebuah publikasi yang berjudul “Reverse Linkage: Development through South-South Cooperation". Presiden IDB Bandar Hajjar menyatakan kemitraan untuk pembangunan adalah pilar kunci dari President’s 5- Year Program (P5P) yang diterapkan IDB.
"Saya yakin publikasi ini akan menjadi sumbangsih yang penting dalam khazanah pengetahuan kerja sama Selatan-Selatan dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak pihak. Publikasi ini akan mendorong gagasan-gagasan baru untuk mengatasi tantangan-tantangan pembangunan melalui kemitraan berbasis solidaritas dan prakarsa berbasis masyarakat dan pada akhirnya mewujudkan potensi dari kerja sama Selatan-Selatan, " ujar Bandar Hajjar.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa kerja sama pembangunan internasional merupakan salah satu instrumen dalam membangun kerja sama saling menguntungkan antar negara.
"Pemerintah Indonesia melihat pentingnya pemanfaatan kerja sama pembangunan di tingkat regional dan global untuk membangun peran strategis Indonesia dalam mengatasi tantangan-tantangan pembangunan global. Kami berharap bahwa implementasi inisiatif Reverse Linkage dapat mendukung upaya negara- negara anggota untuk dapat mendorong peningkatan manfaat ekonomi melalui mekanisme kerja sama pembangunan internasional," katanya.
Dalam mempersiapkan publikasi yang menggambarkan pencapaian-pencapaian melalui mekanisme Reverse Linkage tersebut, IDB bekerja sama dengan 30 mitranya termasuk Indonesia yang merupakan salah satu mitra yang teraktif dalam implementasi Reverse Linkage.
Kementerian PPN/Bappenas berkontribusi dalam bentuk satu tulisan berjudul “Indonesia’s Contribution in Developing South-South & Triangular Cooperation” yang memaparkan latar belakang keterlibatan dan program-program unggulan yang diprakarsai Indonesia dalam mekanisme Reverse Linkage.
Melalui kerja sama Reverse Linkage pula, Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat untuk berperan sebagai penghubung pengetahuan dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST). Melalui kerangka berbagi pengetahuan knowledge , Indonesia berupaya untuk mendorong pelaksanaan kerja sama pembangunan yang diarahkan untuk mengatasi tantangan pembangunan, salah satunya melalui program Reverse Linkage.
Selain itu, masih melalui Reverse Linkage, Indonesia telah menjalin kerja sama pembangunan dengan beberapa negara seperti Kyrgyzstan, Suriname, Maroko dan Tunisia. Adapun manfaat yang diperoleh, di antaranya peningkatan pengetahuan dan keahlian di beberapa bidang dan dampak ganda berupa kerja sama ekonomi lebih lanjut.
Hal itu menunjukkan bahwa program Reverse Linkage merupakan skema kerja sama pembangunan internasional yang dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Baca juga: IDB luncurkan dana Iptek 500 juta dolar AS
Baca juga: Wakil Sekjen PBB puji kerja sama Selatan-Selatan
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: