Ketua DPR khawatirkan pelabuhan tikus penyelundupan narkoba
26 September 2018 01:06 WIB
Arsip Sejumlah personel Kepolisian Polres Aceh Timur melakukan patroli laut dan pelabuhan tikus di Perairan Laut antara Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur, Aceh, Minggu (25/2/2018). Patroli tersebut dilakukan untuk mengantisipasi masuknya barang-barang illegal dari negara tetangga seperti bawang merah, gula, pakaian bekas dan narkotika melalui Selat Malaka. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan mengkhawatirkan beberapa wilayah rawan pelabuhan tikus yang sering dimanfaatkan sindikat narkoba internasional untuk menyelundupkan narkoba ke Indonesia.
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, mengatakan hal itu, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa. Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet mengatakan hal itu mengacu pada temuan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, yakni wilayah perairan dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, hingga Lampung sering menjadi pintu masuk penyelundupan narkoba.
Menurut Bamsoet, upaya memerangi penyelundupan narkoba tidak bisa hanya dilakukan oleh Polri atau Badan Narkotika Nasional (BNN), tapi diperlukan keterlibatan instansi lain untuk menutup jalur yang rawan penyelundupan narkoba.
"Saya mendorong TNI AL, Polairud, BNN, dan Bea Cukai, untuk meningkatkan pengawasan pada rute-rute yang sering digunakan oleh penyelundup, terutama mengawasi dan menindak tegas kapal-kapal yang melakukan transaksi di tengah laut," katanya.
Mantan ketua Komisi III DPR RI itu menambahkan, harus ada pengawasan khusus terhadap wilayah-wilayah yang sering menjadi pelabuhan tikus. "Karena, sindikat kejahatan internasional sering menggunakan kapal untuk memasukkan narkoba melalui pelabuhan tikus di banyak wilayah," katanya.
Bamsoet juga mendorong Polri dan BNN terus meningkatkan kewaspadaannya, terutama dalam mengawasi peredaran narkotika dan mengantisipasi kemungkinan narkoba jenis baru.
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, mengatakan hal itu, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa. Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet mengatakan hal itu mengacu pada temuan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, yakni wilayah perairan dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, hingga Lampung sering menjadi pintu masuk penyelundupan narkoba.
Menurut Bamsoet, upaya memerangi penyelundupan narkoba tidak bisa hanya dilakukan oleh Polri atau Badan Narkotika Nasional (BNN), tapi diperlukan keterlibatan instansi lain untuk menutup jalur yang rawan penyelundupan narkoba.
"Saya mendorong TNI AL, Polairud, BNN, dan Bea Cukai, untuk meningkatkan pengawasan pada rute-rute yang sering digunakan oleh penyelundup, terutama mengawasi dan menindak tegas kapal-kapal yang melakukan transaksi di tengah laut," katanya.
Mantan ketua Komisi III DPR RI itu menambahkan, harus ada pengawasan khusus terhadap wilayah-wilayah yang sering menjadi pelabuhan tikus. "Karena, sindikat kejahatan internasional sering menggunakan kapal untuk memasukkan narkoba melalui pelabuhan tikus di banyak wilayah," katanya.
Bamsoet juga mendorong Polri dan BNN terus meningkatkan kewaspadaannya, terutama dalam mengawasi peredaran narkotika dan mengantisipasi kemungkinan narkoba jenis baru.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: