Rupiah melemah ke Rp14.894 menjelang pengumuman the Fed
25 September 2018 17:07 WIB
Siluet karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018). Menurut BEI, meski nilai tukar rupiah berdampak pada pergerakan IHSG, namun BEI optimis IHSG akan kembali membaik seiring dikeluarkannya sejumlah kebijakan pemerintah seperti pengendalian impor dalam rangka menjaga pergerakan rupiah. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ini bergerak melemah 24 poin menjadi Rp14.894 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.870 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan menjelang pengumuman suku bunga the Fed pada pekan ini, dolar AS kembali bergerak naik terhadap mayoritas mata uang dunia termasuk rupiah.
"The Fed diperkirakan menaikkan suku bunganya untuk ketiga kalinya pada tahun ini," katanya.
Naiknya suku bunga the Fed, lanjut dia, maka membuat imbal hasil aset investasi di Amerika Serikat menjadi lebih menarik dibandingkan negara berkembang.
Ia menambahkan data kepercayaan konsumer Amerika Serikat yang akan dirilis pada pekan ini juga akan menjadi perhatian pasar. Jika data yang dirilis lebih baik dari ekspektasi maka berpotensi mendorong dolar AS lebih tinggi.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan sikap menahan diri pelaku pasar terhadap aset berisiko menjelang pertemuan FOMC membuat dolar AS cenderung menguat.
"Permintaan mata uang 'safe haven' yang meningkat menahan pergerakan rupiah," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (25/9), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.893 dibanding sebelumnya (24/9) di posisi Rp14.865 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah tipis jadi Rp14.875
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan menjelang pengumuman suku bunga the Fed pada pekan ini, dolar AS kembali bergerak naik terhadap mayoritas mata uang dunia termasuk rupiah.
"The Fed diperkirakan menaikkan suku bunganya untuk ketiga kalinya pada tahun ini," katanya.
Naiknya suku bunga the Fed, lanjut dia, maka membuat imbal hasil aset investasi di Amerika Serikat menjadi lebih menarik dibandingkan negara berkembang.
Ia menambahkan data kepercayaan konsumer Amerika Serikat yang akan dirilis pada pekan ini juga akan menjadi perhatian pasar. Jika data yang dirilis lebih baik dari ekspektasi maka berpotensi mendorong dolar AS lebih tinggi.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan sikap menahan diri pelaku pasar terhadap aset berisiko menjelang pertemuan FOMC membuat dolar AS cenderung menguat.
"Permintaan mata uang 'safe haven' yang meningkat menahan pergerakan rupiah," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (25/9), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.893 dibanding sebelumnya (24/9) di posisi Rp14.865 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah tipis jadi Rp14.875
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018
Tags: