Relawan ACT Indonesia akan adakan pertemuan di Lombok
25 September 2018 17:02 WIB
Warga korban gempa mengambil paket sembako di ACT Humanity Store di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Jumat (21/9/2018). Guna memenuhi kebutuhan pengungsi korban gempa pihak Aksi Cepat Tanggap (ACT) membangun ACT Humanity Store (AHS) yang merupakan layanan pangan gratis berbasis ritel yang dibangun di shelter pengungsian untuk melayani 500 pengungsi per hari dan bisa diambil seminggu sekali. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/hp
Jakarta (ANTARA News) - Para relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia akan adakan pertemuan di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Oktober 2018.
"Dalam pertemuan itu, kita akan membicarakan berbagai hal strategis terkait dengan kegiatan ACT di seluruh wilayah di Tanah Air," kata Vice President of Communication ACT Iqbal Setyarso di sela-sela penandatanganan perjanjian kerja sama dengan redaksi LKBN Antara di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, sejumlah hal yang akan dibicarakan antara lain menyangkut kegiatan program pemulihan Lombok, pemetaan masalah di setiap daerah, sumbang saran ide bagi kemajuan organisasi, pencarian sumber-sumber pendanaan dan ekonomi secara mandiri, serta pergantian sejumlah pengurus struktural di daerah.
Terkait program pemulihan Lombok, Iqbal menyebut sejumlah hal yang sudah, sedang dan akan terus dilakukan ACT, antara lain pembangunan rumah sederhana atau family shelter bagi warga korban gempa serta layanan logistik gratis untuk pengungsi gempa Lombok (ACT Humanity Store/AHS).
Iqbal mengatakan, ACT sedang membangun sekitar 50 shelter tunggal berbahan dasar kayu di Dusun Sambik Jengkel Barat, Desa Selengen, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara.
Pembangunan 50 shelter tersebut merupakan tahap pertama dan akan ada pembangunan shelter lagi untuk tahap berikutnya.
Pembangunan family shelter berukuran 3x6 meter yang terdiri dari dua ruang utama menelan biaya sekitar Rp9-11 juta. Shelter itu juga dilengkapi dua jendela dan satu pintu, dengan atap berbahan seng fiber go green.
Untuk program layanan logistik gratis untuk pengungsi Lombok, ACT Humanity Store menyediakan sejumlah kebutuhan logistik gratis bagi masyarakat terdampak gempa selama beberapa bulan ke depan.
Para penyintas dapat berbelanja kebutuhan sembako di AHS setiap seminggu sekali per bulan.
"Mereka bisa memilih sembako yang diinginkan. Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat," kata Iqbal.
Sementara itu, dalam hal pengelolaan dana wakaf sebagai institusi bisnis perusahaan, ACT telah mendirikan sekitar 300 gerai minimarket Sodaqo (sebelumnya bernama Kedai Yatim) di berbagai daerah di Indonesia.
Minimarket yang mengusung slogan "Belanja Kita, Sedekah Kita" ini memberikan nuansa baru dalam perhelatan bisnis ritel di Indonesia.
Secara terbuka, kepada pelanggan dan investor kemitraan, kata Iqbal, sebesar 30 persen dari profit Sodaqo akan disedekahkan bagi mereka yang membutuhkan.
"Sodaqo juga menjadi salah satu perwujudan wakaf produktif dari Global Wakaf ACT," katanya.
Baca juga: ACT DIY kirim bantuan kemanusiaan ke Lombok
Baca juga: ACT raih penghargaan Gerakan Indonesia Beradab
"Dalam pertemuan itu, kita akan membicarakan berbagai hal strategis terkait dengan kegiatan ACT di seluruh wilayah di Tanah Air," kata Vice President of Communication ACT Iqbal Setyarso di sela-sela penandatanganan perjanjian kerja sama dengan redaksi LKBN Antara di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, sejumlah hal yang akan dibicarakan antara lain menyangkut kegiatan program pemulihan Lombok, pemetaan masalah di setiap daerah, sumbang saran ide bagi kemajuan organisasi, pencarian sumber-sumber pendanaan dan ekonomi secara mandiri, serta pergantian sejumlah pengurus struktural di daerah.
Terkait program pemulihan Lombok, Iqbal menyebut sejumlah hal yang sudah, sedang dan akan terus dilakukan ACT, antara lain pembangunan rumah sederhana atau family shelter bagi warga korban gempa serta layanan logistik gratis untuk pengungsi gempa Lombok (ACT Humanity Store/AHS).
Iqbal mengatakan, ACT sedang membangun sekitar 50 shelter tunggal berbahan dasar kayu di Dusun Sambik Jengkel Barat, Desa Selengen, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara.
Pembangunan 50 shelter tersebut merupakan tahap pertama dan akan ada pembangunan shelter lagi untuk tahap berikutnya.
Pembangunan family shelter berukuran 3x6 meter yang terdiri dari dua ruang utama menelan biaya sekitar Rp9-11 juta. Shelter itu juga dilengkapi dua jendela dan satu pintu, dengan atap berbahan seng fiber go green.
Untuk program layanan logistik gratis untuk pengungsi Lombok, ACT Humanity Store menyediakan sejumlah kebutuhan logistik gratis bagi masyarakat terdampak gempa selama beberapa bulan ke depan.
Para penyintas dapat berbelanja kebutuhan sembako di AHS setiap seminggu sekali per bulan.
"Mereka bisa memilih sembako yang diinginkan. Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat," kata Iqbal.
Sementara itu, dalam hal pengelolaan dana wakaf sebagai institusi bisnis perusahaan, ACT telah mendirikan sekitar 300 gerai minimarket Sodaqo (sebelumnya bernama Kedai Yatim) di berbagai daerah di Indonesia.
Minimarket yang mengusung slogan "Belanja Kita, Sedekah Kita" ini memberikan nuansa baru dalam perhelatan bisnis ritel di Indonesia.
Secara terbuka, kepada pelanggan dan investor kemitraan, kata Iqbal, sebesar 30 persen dari profit Sodaqo akan disedekahkan bagi mereka yang membutuhkan.
"Sodaqo juga menjadi salah satu perwujudan wakaf produktif dari Global Wakaf ACT," katanya.
Baca juga: ACT DIY kirim bantuan kemanusiaan ke Lombok
Baca juga: ACT raih penghargaan Gerakan Indonesia Beradab
Pewarta: Arief Mujayatno
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: