Presiden minta komitmen bersama agar kasus Haringga tak terulang
25 September 2018 14:35 WIB
Presiden Joko Widodo meminta ada komitmen bersama yang dibangun agar kejadian dan kasus meninggalnya Haringga Sirla (23) suporter Persija tidak terus berulang di kemudian hari. (Hanni Sofia)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta ada komitmen bersama yang dibangun agar kejadian dan kasus meninggalnya suporter Persija Haringga Sirilla (23) tidak terus berulang.
"Harus ada sebuah komitmen bersama agar kejadian itu tidak terulang," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah acara Peresmian Pembukaan Pekan Purnabakti Indonesia (PPI) Tahun 2018 di Rafflesia Grand Ballroom Balai Kartini Kuningan, Jakarta, Selasa.
Tercatat dalam 8 bulan terakhir sudah 16 supporter sepak bola Indonesia yang meninggal dunia karena kasus yang nyaris serupa.
Menurut Kepala Negara, jumlah 16 tewas itu angka yang sangat banyak.
Presiden pada kesempatan yang sama menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Haringga.
"Ya saya menyampaikan, duka cita yang mendalam atas meninggalnya suporter, 16 itu jumlah yang sangat banyak. Jangan sampai fanatisme yang berlebihan jadi kebablasan sehingga terjadi kriminalitas. Harus segera distop, karena olahraga itu menjunjung sportivitas," katanya.
Ia menekankan fanatisme sempit bukan cerminan sportivitas dalam olahraga.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh pihak terkait termasuk Kemenpora, PSSI, dan kelompok-kelompok suporter untuk duduk bersama mengatasi kejadian tersebut.
Hal itu menurut dia amat penting agar kejadian serupa tak terulang kembali di kemudian hari.
"Saya minta juga Kemenpora, PSSI, dan kelompok suporter duduk bersama, mengatasi persoalan agar kejadian ini tidak terulang lagi. Ini sudah bolak balik," katanya.
Ia berpendapat jika ada sanksi yang diberikan akan lebih baik tapi sanksi itupun tidak menjadi jaminan kasus tidak terulang.
"Ya kalau ada sanksi lebih baik. Tapi sanksi juga tidak menjamin. Yang paling penting duduk bersama, Menpora, PSSI, kelompok-kelompok suporter, terutama yang fanatik-fanatik duduk bersama. Ada apa. Itu yang diselesaikan," katanya.
Tewasnya salah satu Jakmania, Haringga Silira, yang dikeroyok massa sebelum laga Persib versus Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Minggu (23/9) memang menambah daftar panjang kasus serupa di Tanah Air dan keprihatinan yang mendalam bagi dunia olahraga Indonesia.
Baca juga: Kominfo minta medsos turunkan video pengeroyokan pendukung Persija
Baca juga: Kemenpora minta PSSI berikan sanksi tegas
Baca juga: Persib sampaikan duka atas meninggalnya Haringga Sirilla
Baca juga: BOPI minta LIB-PSSI hentikan kompetisi nasional
"Harus ada sebuah komitmen bersama agar kejadian itu tidak terulang," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah acara Peresmian Pembukaan Pekan Purnabakti Indonesia (PPI) Tahun 2018 di Rafflesia Grand Ballroom Balai Kartini Kuningan, Jakarta, Selasa.
Tercatat dalam 8 bulan terakhir sudah 16 supporter sepak bola Indonesia yang meninggal dunia karena kasus yang nyaris serupa.
Menurut Kepala Negara, jumlah 16 tewas itu angka yang sangat banyak.
Presiden pada kesempatan yang sama menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Haringga.
"Ya saya menyampaikan, duka cita yang mendalam atas meninggalnya suporter, 16 itu jumlah yang sangat banyak. Jangan sampai fanatisme yang berlebihan jadi kebablasan sehingga terjadi kriminalitas. Harus segera distop, karena olahraga itu menjunjung sportivitas," katanya.
Ia menekankan fanatisme sempit bukan cerminan sportivitas dalam olahraga.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh pihak terkait termasuk Kemenpora, PSSI, dan kelompok-kelompok suporter untuk duduk bersama mengatasi kejadian tersebut.
Hal itu menurut dia amat penting agar kejadian serupa tak terulang kembali di kemudian hari.
"Saya minta juga Kemenpora, PSSI, dan kelompok suporter duduk bersama, mengatasi persoalan agar kejadian ini tidak terulang lagi. Ini sudah bolak balik," katanya.
Ia berpendapat jika ada sanksi yang diberikan akan lebih baik tapi sanksi itupun tidak menjadi jaminan kasus tidak terulang.
"Ya kalau ada sanksi lebih baik. Tapi sanksi juga tidak menjamin. Yang paling penting duduk bersama, Menpora, PSSI, kelompok-kelompok suporter, terutama yang fanatik-fanatik duduk bersama. Ada apa. Itu yang diselesaikan," katanya.
Tewasnya salah satu Jakmania, Haringga Silira, yang dikeroyok massa sebelum laga Persib versus Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Minggu (23/9) memang menambah daftar panjang kasus serupa di Tanah Air dan keprihatinan yang mendalam bagi dunia olahraga Indonesia.
Baca juga: Kominfo minta medsos turunkan video pengeroyokan pendukung Persija
Baca juga: Kemenpora minta PSSI berikan sanksi tegas
Baca juga: Persib sampaikan duka atas meninggalnya Haringga Sirilla
Baca juga: BOPI minta LIB-PSSI hentikan kompetisi nasional
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: