Jakarta (ANTARA News) - Deklarasi kampanye damai oleh peserta Pemilu 2019 diharapkan bukan hanya menjadi jargon, melainkan juga diterapkan di kehidupan nyata dan maya.

"Mudah-mudahan apa yang dideklarasikan hari ini bahwa kita akan melakukan kampanye damai Pilpres 2019 itu bukan hanya jargon. Bukan hanya jadi slogan," kata penyanyi Kikan di Monas, Jakarta, Minggu.

Kontribusi mendukung kampanye damai, menurut Kikan, dapat dimulai dari diri sendiri seperti dalam era digital ini dengan tidak mengunggah atau memberikan komentar yang berdampak negatif.

Semua orang dapat menggunakan sosial media untuk mengekspresikan pilihan politiknya, tetapi masyarakat perlu mengerti nilai yang pantas saat membagi sesuatu di media sosial.

"Boleh mendukung siapa saja, tetapi dibarengi kecerdasan berinternet. Pemilu damai bukan hanya slogan, pemilu damai bukan hanya urusan di ruang kehidupan nyata," kata Kikan.

Baca juga: Prabowo-Sandiaga bentuk tim pengawas kampanye anti "hoax"

Kampanye yang resmi dimulai pada 23 September 2018 dan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan diharapkannya dapat digunakan sebaik-baiknya untuk mengenalkan program dan gagasan dari pasangan capres-cawapres.

Komisi Pemilihan Umum RI berharap teladan yang diberikan oleh seluruh peserta Pemilu 2019 melalui deklarasi kampanye damai dapat menginspirasi masyarakat.

"Kami berharap teladan yang diberikan oleh peserta pemilu, ketua umum parpol, capres-cawapres akan menginspirasi kita semua," kata Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Tim Jokowi berkomitmen kampanye damai di media sosial