Warga Cirebon antusias dengan sekolah tari gratis
23 September 2018 04:32 WIB
Arsip foto. Pertunjukan Tari Topeng Cirebon Penari mementaskan tari topeng gaya Losari khas Cirebon di Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Cirebon (ANTARA News) - Warga Kota Cirebon, Jawa Barat, menyambut dengan antusias adanya sekolah tari gratis yang digagas oleh PT Pertamina Internasional EP bekerja sama dengan Keraton Kasepuhan.
"Saya mendaftarkan anak agar bisa ikut sekolah tari gratis dan ini juga salah satu bentuk pengenalan dan melestarikan tari khas Cirebon," kata orang tua murid dari Dian Kristina di Cirebon, Sabtu.
Menurut dia, adanya sekolah tari gratis sangat membantu dia mengenalkan tarian khas Cirebon kepada anaknya dan mengapresiasi apa yang dilakukan Pertamina dan Kasepuhan Cirebon.
Dia berharap setelah ditempa ilmu mengenai tari tradisional khas Cirebon, nanti anaknya bisa melestarikan dan juga bisa tampil di acara-acara yang besar.
"Mudah-mudahan anak saya bisa nari ke luar negeri," kata Dian.
Meskipun dari pihak keluarganya tidak ada yang bisa menari, namun dia sangat berharap anaknya bisa menari dan menjaga warisan nenek moyang.
Pertamina Internasional EP (PIEP) bekerja sama dengan Keraton Kasepuhan Cirebon, telah membuka sekolah gratis tari untuk semua kalangan dan usia, hal ini upaya pelestarian budaya.
Seperti dikatakan Presiden Direktur PIEP Denie S. Tampubolon bahwa dalam upayanya melestarikan budaya khas Cirebon dia bekerja sama dengan Kesultanan Kasepuhan Cirebon dan Yayasan Belantara Budaya Indonesia, menyepakati program edukasi tari kepada masyarakat selama satu tahun.
"Saya berharap program kerja sama ini mampu meningkatkan potensi kemandirian masyarakat dan memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional," lanjutnya.
Menurut Denie, Cirebon merupakan kota sejarah yang banyak menyimpan kekayaan budaya Indonesia dan ini harus dilestarikan bersama-sama.
Melalui Program Pertamina Budaya kata Denie, diharapkan bisa menjaga kelestarian budaya Indonesia, khususnya seni tari topeng Cirebon yang sudah melegenda dan diwariskan turun-temurun sejak masa Kesultanan Cirebon dipimpin Sunan Gunung Jati.
"Semoga kegiatan ini mendapat dukungan positif dari pemerintah setempat serta membangun citra positif perusahaan," ujarnya.
Baca juga: Anak Norwegia antusias belajar musik tari Indonesia
Baca juga: Mahasiswa Australia belajar tari lilin di Ubaya
"Saya mendaftarkan anak agar bisa ikut sekolah tari gratis dan ini juga salah satu bentuk pengenalan dan melestarikan tari khas Cirebon," kata orang tua murid dari Dian Kristina di Cirebon, Sabtu.
Menurut dia, adanya sekolah tari gratis sangat membantu dia mengenalkan tarian khas Cirebon kepada anaknya dan mengapresiasi apa yang dilakukan Pertamina dan Kasepuhan Cirebon.
Dia berharap setelah ditempa ilmu mengenai tari tradisional khas Cirebon, nanti anaknya bisa melestarikan dan juga bisa tampil di acara-acara yang besar.
"Mudah-mudahan anak saya bisa nari ke luar negeri," kata Dian.
Meskipun dari pihak keluarganya tidak ada yang bisa menari, namun dia sangat berharap anaknya bisa menari dan menjaga warisan nenek moyang.
Pertamina Internasional EP (PIEP) bekerja sama dengan Keraton Kasepuhan Cirebon, telah membuka sekolah gratis tari untuk semua kalangan dan usia, hal ini upaya pelestarian budaya.
Seperti dikatakan Presiden Direktur PIEP Denie S. Tampubolon bahwa dalam upayanya melestarikan budaya khas Cirebon dia bekerja sama dengan Kesultanan Kasepuhan Cirebon dan Yayasan Belantara Budaya Indonesia, menyepakati program edukasi tari kepada masyarakat selama satu tahun.
"Saya berharap program kerja sama ini mampu meningkatkan potensi kemandirian masyarakat dan memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional," lanjutnya.
Menurut Denie, Cirebon merupakan kota sejarah yang banyak menyimpan kekayaan budaya Indonesia dan ini harus dilestarikan bersama-sama.
Melalui Program Pertamina Budaya kata Denie, diharapkan bisa menjaga kelestarian budaya Indonesia, khususnya seni tari topeng Cirebon yang sudah melegenda dan diwariskan turun-temurun sejak masa Kesultanan Cirebon dipimpin Sunan Gunung Jati.
"Semoga kegiatan ini mendapat dukungan positif dari pemerintah setempat serta membangun citra positif perusahaan," ujarnya.
Baca juga: Anak Norwegia antusias belajar musik tari Indonesia
Baca juga: Mahasiswa Australia belajar tari lilin di Ubaya
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018
Tags: