Hong Kong (ANTARA News) - PT. Angkasa Pura I Persero yang mengelola bandara di kawasan tengah dan timur Indonesia, fokus melakukan pengembangan 12 bandara tahun ini dengan memanfaatkan potensi-potensi ekonomi daerah sehingga mampu menggerakan roda perekonomian secara optimal.

Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT AP I Devi Suradji kepada jurnalis di Hong Kong, Sabtu, mengatakan saat ini pihaknya sedang mengembangkan 12 dari 13 bandara yang dikelola dengan cara mengekspansi kapasitas, melakukan beautifikasi atau mempercantik bandara, dan juga penambahan terminal.

Devi mengatakan untuk membuat keberadaan bandara mampu optimal dalam menggali potensi ekonomi daerah, pengembangan tidak hanya terfokus pada pasar penumpang pesawat. Namun juga destinasi wisata di kota lokasi bandara, layanan infrastruktur menuju bandara, dan layanan bagi masyarakat sekitar.

"Destinasi, infrastruktur juga dibangun sesuai peruntukan dan fungsi bandara. Termasuk juga sasaran layanan pengelola bandara adalah pengunjung yang bukan penumpang pesawat," ujar Devi.

Pengembangan bandara yang dalam waktu dekat terus dilakukan di antaranya, Bandara Ahmad Yani, Semarang. Devi mengatakan AP I sedang mengoptimalkan pembangunan multi-moda transportasi untuk masuk ke Bandara Ahmad Yani. Dengan rencana konektivitas multi-moda tersebut, pengelola sedang menyiapkan Bandara Ahamd Yani untuk turut menjadi destinasi wisata bagi masyarakat setempat yang bukan penumpang pesawat.

"Karena kemudahan akses ke Bandara Ahmad Yani jadi banyak orang yang masuk. Kita juga harus tanggung jawab untuk menyediakan layanannya," ujar dia.

Bandara Ahmad Yani juga disiapkan sebagai salah satu bandara yang kaya akan khazanah budaya untuk menyambut perhelatan rapat tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) di Bali, Oktober 2018.

"Dengan adanya IMF-WB di Bali, apakah Semarang ditinggal ? tidak! Nanti akan buka juga. Bisa menjadi pusat kebudayaan," ujar dia.

Selain Bandara Ahmad Yani, Bandara di Solo yakni Adi Soemarmo juga akan menjadi bandara yang akan berperan sebagai destinasi wisata bagi masyarakat sekitar. Devi memperkirakan hal itu dengan layanan transportasi kereta yang akan mencapai Bandara Adi Somearmo.

"Dengan adanya kereta yang masuk ke bandara, ingat hanya butuh Rp10-20 ribu, dia udah bisa datang naik kereta dari Yogyakarta. Akan semakin beragam pengunjung bandara dan itu menjadi potensi ekonomi," ujar dia.

Baca juga: Angkasa Pura I diminta lebih aktif di kancah global

Kemudian, pengembangan bandara juga menyasar Bandara internasional Sultan Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan. AP I berencana menambah terminal baru karena terminal yang ada saat ini sudah melebihi kapasitas penumpang. Pada dini hari, penumpang pesawat yang hendak transit ke wilayah timur Indonesia kerap membludak dan memadati terminal di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Saat ini AP I mengelola 13 bandara yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Bandara Frans Kaisiepo Biak, dan Bandara Sam Ratulangi Manado.

Kemudian juga ada Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Adi Soemarmo Surakarta, Bandara Internasional Lombok Praya, Bandara Pattimura Ambon, dan Bandara El Tari Kupang.
Direktur Pelayanan dan Pemasaran PT. Angkasa Pura I Devi W Suradji memberikan suvenir usai berdiskusi dengan Kepala Bidang Teknik dan Industri Dewan Bandara Internasional (Airport Council International/ACI) Asia Pasifik, S.L Wong di Kantor ACI Asia Pasifik di Hong Kong, Jumat. (Indra Arief Pribadi)


AP I juga berencana menambah bandara yang dikelola, dengan mengambil alih bandara yang di antaranya adalah Bandara Samarinda Baru, Bandara Labuan Bajo, Bandara Tarakan, Bandara Sentani dan Bandara Luwuk.

Baca juga: Adi Soemarmo jadi percontohan bandara ramah lingkungan dunia