Jakarta (ANTARA News) - Beribu kesan positif yang membanggakan terungkap dengan usainya perhelatan pertemuan para Ibu Bangsa dari mancanegara dan Tanah Air lewat Sidang Umum ke-35 International Council of Women (ICW) dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia.

Seluruh rangkaian acara yang berlangsung di Hotel Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, pada 11 hingga 20 September 2018 terlihat berjalan lancar dan sukses.

Kunjungan delegasi ICW hingga menginap di 20 Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang didirikan oleh berbagai BUMN di 20 desa di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada 18-19 September 2018 semakin mengakrabkan mereka dengan kearifan lokal dan keramahtamahan masyarakat di sekitar kawasan wisata Candi Borobudur itu.

Di balik kelancaran dan kesuksesan acara itu pasti ada upaya kerja keras dan koordinasi dari berbagai unsur yang terlibat, mulai dari penyelenggara ICW dan Kowani (Kongres Wanita Indonesia), panitia, pihak "event organizer", pemerintah daerah, TNI/Polri, hingga pihak Istana Kepresidenan, pada acara yang menghadirkan Presiden Joko Widodo pada 14 September 2018 itu.

Lalu juga Kementerian BUMN yang mendukung penuh perhelatan tiga tahunan ICW itu dan temu nasional yang untuk pertama kalinya seribu organisasi perempuan Indonesia bertemu dalam satu acara.

Bahkan rekor dunia dari Muri (Museum Rekor Dunia Indonesia) dicatatkan melalui acara temu nasional itu sehingga acara yang diikuti oleh organisasi perempuan terbanyak itu pun mendapatkan piagam penghargaan. Menteri BUMN Rini Soemarno juga mendapat piagam Muri sebagai tokoh perempuan kebanggaan bangsa, begitu juga untuk Kowani sebagai organisasi perempuan yang mampu menyelenggarakan acara itu.

Begitu juga 35 BUMN yang berpartisipasi langsung menyukseskan acara, termasuk keterlibatan PT Telekomunikasi Indonesia dan Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara, dalam sinergi dan kerja sama untuk pengelolaan media center atau pusat media, untuk menggaungkan kedua acara itu ke seluruh Tanah Air hingga ke dunia internasional.

Intinya, kerja keras akan terasa kurang bermakna apabila pemberitaan tak menggema ke publik dan berbagai materi terkait acara tidak mudah didapati.

Untuk itu, di bawah kendali Senior Vice President Portofolio dan Sinergi PT Telekomunikasi Indonesia Pramasaleh Hario Utomo yang juga Wakil Ketua Panitia III Bidang Humas, Substansi dan Media Center, tim berkomitmen menyukseskan acara dan menghadapi apapun kendala dan tantangan yang berpotensi mengganggu kelancaran acara.

Selalu bisa tersenyum, tenang, dan tidak panik, meskipun dalam tensi "under pressure", serta selalu mengikuti arahan pemangku kepentingan, yang diperlihatkan Pram, panggilan akrab Pramasaleh, membuat tim tetap fokus pada pencapaian akhir.

Pencapaian itu di tandai dengan seluruh peserta mendapatkan berbagai kemudahan akses dan pemberitaan seluruh rangkaian acaranya sampai ke publik, bahkan menjadi berita utama (headlines) dan viral, menjadi perbincangan publik.

Sekretaris Perusahaan Perum LKBN Antara Iswahyuni yang juga terlibat dalam kepanitiaan, dapat memberikan info-info terbaru yang harus dilakukan untuk menyukseskan acara.

Sistem aplikasi manajemen "event" berbasis internet dari Telkom, PalapaONE, yang untuk pertama kalinya diimplementasikan dalam forum internasional ini ternyata benar-benar mampu memfasilitasi dan memudahkan seluruh peserta dan pihak terkait dalam memperoleh berbagai informasi terkait acara.

Berbagai siaran pers atau press release menyebar dan disiarkan oleh berbagai media massa di Tanah Air. Istilah Ibu Bangsa pun viral dan menjadi perbincangan publik.

Media center dalam penyelenggaraan acara ICW dan Kowani itu tak sebatas memfasilitasi berbagai kemudahan mendapatkan akses informasi, hingga pada penyediaan infrastruktur telekomunikasi terkait acara dan pemberitaan.

Media center juga menyiapkan dan menyelenggarakan konperensi pers sebelum, saat, dan setelah rangkaian acara, lengkap dengan mengundang dan menghadirkan puluhan wartawan dari berbagai media pada setiap jumpa pers.

Selain itu menyiapkan dan menyelenggarakan bincang-bincang (talkshow) dengan narasumber VVIP untuk U See TV; menyiapkan dan menyelenggarakan "live talkshow" Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo dan Ketua Panitia Gatot Subagio dengan TVRI; menyiapkan dan menyelenggarakan rekaman talkshow dengan Metro TV; mencetak, memperbanyak, dan memasang berbagai spanduk acara untuk dipasang di berbagai tempat umum; menyiapkan pointers materi; berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang, berkoordinasi dengan seluruh BUMN yang terlibat dalam acara, hingga berkoordinasi dengan pihak Istana Kepresidenan, dan keperluan lain demi menyukseskan acara.

Kerja keras dan kelelahan selama dua pekan tanpa henti, terasa sirna seketika tatkala apresiasi diberikan untuk tim media center.

Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo yang terpilih menjadi Wakil Presiden ICW pada Sidang Umum ke-35 ICW itu langsung memberikan dua jempol dan mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang baik dalam menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan dari sebelum, saat, dan setelah acara.

Staf Khusus II Menteri BUMN Judith J Dipodiputro menyampaikan ucapan bravo pada seluruh tim Humas, Substansi dan Media Center Panitia. "Baik pimpinan maupun setiap anggota timnya hebat," katanya sambil memberikan dua jempol dalam obrolan di grup WA panitia. Judith pun menambahkan atas nama Kementerian BUMN dan Panitia, mengucapkan banyak terima kasih.

"Semoga Bapak dan Ibu terus diberikan sukses dalam karir ke depan. Mohon maaf lahir batin, kiranya ada kekurangan saya dalam mengawal teman-teman," kata Judith, perempuan kelahiran Praha, Ceko, 12 September 1964, yang juga dikenal sebagai aktivis itu.

Atas apresiasi itu, Pram menyampaikan terima kasih atas kepercayaan dan apresiasinya. "Seberat apapun tugasnya, semepet deadlinenya, akan menjadi mudah dan Insya Allah barokah, karena semangat teamwork yang solid, speed, dan smart," begitu Pram menimpali apresiasi tersebut.

Kesuksesan sebuah acara besar dan pengelolaan media center yang baik memang menjadi sebuah pencapaian.

Betapa tidak, dari kedua acara bertaraf internasional itu, sangatlah wajar bahwa dunia perlu mendengar aspirasi perempuan Indonesia, di mana separuh dari 260 juta penduduk Indonesia adalah perempuan.

Suara-suara perempuan Indonesia penting dan perlu disampaikan secara independen dalam berbagai forum internasional dan dunia, antara lain melalui ICW. Bagaimanapun, perempuan juga merupakan agen pembangunan dan suara serta aspirasi perempuan harus terus digaungkan.