Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan banyaknya artis dan selebritis yang menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari PDI Perjuangan sepenuhnya atas kesadaran sendiri.

"Banyak artis dan selebritis yang mendaftar menjadi caleg melalui PDI Perjuangan. Saya cukup kaget juga waktu berkenalan dengan mereka, karena banyak yang memilih menjadi caleg dari PDI Perjuangan," kata Megawati Soekarnoputri pada acara peluncuran tagline dan atribut untuk kaum Milenial, di kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Kamis.

Menurut Megawati, banyak artis yang memilih memasuki jalur politik praktis untuk menduduki jabatan di parlemen karena ingin memperjuangkan kepentingannya di bidang seni budaya. "Karena parpol tugasnya adalah mengorganisir orang, sehingga para atis yang masing-masing ingin memperjuangkan seni budaya tapi tidak bisa berjuang sendiri-sendiri, sehingga memilih bergabung di partai politik," katanya.

Presiden kelima Republik Indonesia ini gembira melihat kehadiran para artis yang bergabung ke PDI Perjuangan dan menjadi caleg untuk DPR RI dari berbagai daerah pemilihan di Indonesia. Artis yang menjadi caleg dari PDI Perjuangan dan hadir di acara tersebut antara lai Kris Dayanti, Angel Karamoy, Kirana Larasati, Iis Sugianto, Ian Kasela, Harvey Malaiholo, Lita Zein, dan Andre Hehanusa.

Sementara itu, sejumlah artis lainnya juga tercatat secagai caleg untuk DPR RI dari PDI Perjuangan, antara lain, Chica Koeswoyo, Sari Yok Koeswoyo, Gading Marten, Jeffry Waworuntu, Katon Bagaskara, Tina Toon, tapi tidak hadir pada acara peluncuran tagline dan atribut.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan, PDI Perjuangan merekrut caleg dari kalangan artis dan selebritis, yang merupakan idola kaum muda guna menarik simpati kaum muda atau kaum Milenial. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih pemula pada pemilu legislatif 2014 yakni berusia 17-20 sekitar 14 juta orang, dan usia 20-30 sekitar 45,6 juta jiwa.

Menghadapi pemilu 2019, jumlah pemilih pemula berusia 17-20 tahun bertambah lagi menjadi sekitar 60 juta jiwa, sehingga menjadi sasaran partai politik.