Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mengirim satu mobil pengolahan Air Siap Minum (Arsinum) keliling dan satu unit alat pengolah air permanen ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk membantu masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk konsumsi pascagempa.
"Kami sudah kirim dan operasikan unit pengolahan Arsinum sejak tiga minggu lalu ke Lombok," kata Deputi Pusat Teknologi Lingkungan BPPT Rudi Nugroho di Jakarta, Kamis, dalam konferensi pers mengenai seminar nasional dan konsultasi teknologi lingkungan di Kantor BPPT.
Rudi mengatakan sejak 1990an BPPT mengembangkan teknologi pengolahan air siap minum. Instalasi Arsinum dapat mengolah air yang bersumber dari mata air atau sumur atau dari perusahaan air minum menjadi air siap minum.
Teknologi Arsinum yang baru dikemas dalam mobil diesel sehingga bisa dibawa ke daerah-daerah yang membutuhkan air minum.
"Kami kemas dalam satu mobil diesel yang bisa manuver ke daerah-daerah, khususnya yang terkena bencana, untuk melayani kebutuhan air masyarakat," ujarnya.
Selain dapat bergerak ke mana-mana, instalasi Arsinum yang direkatkan ke mobil dapat dioperasikan tanpa harus menggunakan energi listrik dari Perusahaan Listrik Negara.
"Bisa dari tenaga matahari yang disimpan di baterai, genset dan listrik langsung," ujarnya.
Dia mengatakan mobil yang dilengkapi instalasi pengolahan Arsinum itu telah berkeliling di beberapa daerah.
Unit Arsinum itu dapat menghasilkan minimal 400 liter air siap minum per jam, atau 4.000 liter air dalam 10 jam. Jika satu orang butuh air minum dua liter per hari maka, maka 4.000 liter air siap minum bisa mencukupi kebutuhan 2.000 orang.
Di Lombok, unit Arsinum keliling mengolah air dari mata air, sungai, air tanah atau sumur masyarakat. "Setelah gempa, air jadi keruh atau tercemar septictank dan lain-lain, dengan teknologi Arsinum ini maka bisa menjamin air tadi diolah menjadi air yang bisa diminum," jelas Rudi.
Kerja Arsinum
Instalasi Arsinum terdiri atas pompa air baku, filter bertekanan, filter mangan zeolit, filter karbon aktif, catridge filter, sterilisator ultra violet dan ozon generator.
Alat ini mengolah air dari sumur atau perusahaan penyedia air menjadi air siap minum dengan memompa air menggunakan pompa jet sambil menginjeksikan larutan kaporit atau kalium permanganat, lalu mengalirkannya ke tangki reaktor.
Dari tangki reaktor, air dialirkan ke saringan pasir cepat untuk menyaring oksida besi atau oksida mangan yang terbentuk di dalam tangki reaktor. Selanjutnya air dialirkan ke filter mangan zeolit, yang akan menghilangkan zat besi atau mangan yang belum sempat teroksidasi oleh khlorine atau kaporit.
Air dari filter mangan zeolit dialirkan ke filter karbon aktif untuk menghilangkan polutan mikro seperti zat organik, deterjen, bau, senyawa phenol, logam berat dan lain-lain; dan kemudian dialirkan ke filter cartridge ukuran 0,5 mikron untuk menghilangkan sisa partikel padatan yang ada di dalam air sehingga air menjadi benar-benar jernih.
Sesudahnya air dialirkan ke sterilisator ultra violet agar seluruh bakteri atau mikroorganisme yang ada dalam air dapat dibunuh secara sempurna. Supaya lebih aman lagi, alat ini dilengkapi dengan ozon generator. Air yang keluar dari sterilisator ozon dan ultra violet bisa langsung diminum.
Baca juga:
BPPT siapkan teknologi Arsinum untuk daerah sulit air
BPPT dorong kemandirian bangsa dalam penerapan teknologi
BPPT kirim mobil Arsinum ke Lombok
20 September 2018 14:19 WIB
Deputi Pusat Teknologi Lingkungan BPPT Rudi Nugroho. (ANTARA/ Martha Herlinawati Simanjuntak)
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: