Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan mengevaluasi secara menyeluruh program konversi minyak tanah ke "liquified petrolegum gas" (LPG) menyusul kelangkaan minyak tanah sebagai dampak pelaksanaan program tersebut belakangan ini. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Minggu, mengatakan, pada Selasa (28/8), dirinya bersama departemen terkait akan melakukan rapat membahas kemajuan program konversi dan kelangkaan minyak tanah yang terjadi. Ia mengatakan, pihaknya akan belajar dari suksesnya pelaksanaan program konversi yang dilakukan PT Pertamina (Persero) di wilayah Kamayoran, Jakarta Pusat. Menurut dia, belajar dari program konversi di Kemayoran yang dilaksanakan selama enam bulan tersebut, warga setempat mengaku bisa menghemat sekitar Rp6.000, setiap 10 hari. "Jadi, warga merasakan ada manfaatnya dan ada penghematan. Kita harus belajar mengapa program yang dilakukan Pertamina dulu itu sukses," katanya. Mengenai kemungkinan program nantinya dilaksanakan seluruhnya oleh Pertamina, Purnomo mengatakan, pemerintah akan mengevaluasi semuanya pada rapat Selasa mendatang. Namun, ia memastikan, pemerintah tidak akan menghentikan dan akan tetap meneruskan program konversi dengan melakukan penyempurnaan-penyempurnaan. Purnomo mengatakan, sebenarnya kelangkaan terjadi karena masyarakat panik akibat khawatir tidak bisa mendapatkan minyak tanah dalam beberapa hari ke depan, sehingga memborong komiditas tersebut sebanyak-banyaknya ("panic buying").(*)