Bappenas: manfaatkan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi tinggi
19 September 2018 21:31 WIB
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menjawab pertanyaan anggota Komisi XI DPR saat rapat kerja di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/9/2018). Rapat kerja tersebut membahas Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA K/L) Bappenas tahun 2019. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.
Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia harus bisa memanfaatkan teknologi dan informasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
"Peningkatan teknologi adalah peluang yang perlu dieksploitasi karena memiliki manfaat yang dapat dihitung, salah satunya menciptakan peluang ekonomi dan membawa kesejahteraan bagi semua warga negara," kata Bambang, di Jakarta, Rabu.
Selain itu, manfaat lainnya yaitu menawarkan produk dan layanan yang kompetitif di pasar regional dan internasional, serta bisa juga menarik perusahaan inovatif dan orang-orang kreatif untuk datang dan tinggal di Tanah Air.
Pada 2015, sebanyak 93,4 juta orang di Indonesia adalah pengguna internet dan akan terus meningkat di masa depan.
Dengan Indonesia memiliki salah satu demografi termuda, terbesar dan paling digital di dunia, fenomena ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut dia, media sosial saat ini memainkan peran penting dalam membantu memenuhi aspirasi masyarakat Indonesia. Dengan jaringan informasi yang terbuka dan terkini bisa menjadi kekuatan pendorong pertumbuhan ekonomi.
"Pada 2017, informasi dan komunikasi tumbuh lebih dari sembilan persen. Transportasi dan pergudangan juga tumbuh tinggi, lebih dari delapan persen. Pertumbuhan yang tinggi di sektor ini didukung oleh peningkatan perdagangan elektronik dan perusahaan rintisan (start up) transportasi," kata Bambang.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika, ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia. Dengan banyaknya pengguna internet tersebut, nilai bisnis dalam jaringan (daring) atau online di Indonesia sendiri mencapai 12 miliar dolar AS.
Kominfo menilai, dengan besarnya nilai bisnis daring tersebut, Indonesia berpeluang besar menjadi kekuatan ekonomi baru pada 2020 mendatang. Potensi bisnis daring pun, baik toko daring, "marketplace", atau "e-commerce," sudah tidak lagi bisa dipandang sebelah mata.
Baca juga: Danareksa prediksi ekonomi 2018 tumbuh 5,20-5,30 persen
Baca juga: Darmin: pertumbuhan ekonomi 5,4 persen sulit tercapai
"Peningkatan teknologi adalah peluang yang perlu dieksploitasi karena memiliki manfaat yang dapat dihitung, salah satunya menciptakan peluang ekonomi dan membawa kesejahteraan bagi semua warga negara," kata Bambang, di Jakarta, Rabu.
Selain itu, manfaat lainnya yaitu menawarkan produk dan layanan yang kompetitif di pasar regional dan internasional, serta bisa juga menarik perusahaan inovatif dan orang-orang kreatif untuk datang dan tinggal di Tanah Air.
Pada 2015, sebanyak 93,4 juta orang di Indonesia adalah pengguna internet dan akan terus meningkat di masa depan.
Dengan Indonesia memiliki salah satu demografi termuda, terbesar dan paling digital di dunia, fenomena ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut dia, media sosial saat ini memainkan peran penting dalam membantu memenuhi aspirasi masyarakat Indonesia. Dengan jaringan informasi yang terbuka dan terkini bisa menjadi kekuatan pendorong pertumbuhan ekonomi.
"Pada 2017, informasi dan komunikasi tumbuh lebih dari sembilan persen. Transportasi dan pergudangan juga tumbuh tinggi, lebih dari delapan persen. Pertumbuhan yang tinggi di sektor ini didukung oleh peningkatan perdagangan elektronik dan perusahaan rintisan (start up) transportasi," kata Bambang.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika, ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia. Dengan banyaknya pengguna internet tersebut, nilai bisnis dalam jaringan (daring) atau online di Indonesia sendiri mencapai 12 miliar dolar AS.
Kominfo menilai, dengan besarnya nilai bisnis daring tersebut, Indonesia berpeluang besar menjadi kekuatan ekonomi baru pada 2020 mendatang. Potensi bisnis daring pun, baik toko daring, "marketplace", atau "e-commerce," sudah tidak lagi bisa dipandang sebelah mata.
Baca juga: Danareksa prediksi ekonomi 2018 tumbuh 5,20-5,30 persen
Baca juga: Darmin: pertumbuhan ekonomi 5,4 persen sulit tercapai
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: