Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari mengatakan pihaknya telah mendorong sekolah-sekolah untuk menanyakan keberadaan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) kepada orang tua saat mendaftarkan anaknya masuk sekolah dasar.

"Memang KIA belum menjadi syarat masuk sekolah. Kami belum berkeinginan karena kalau ada anak yang tidak memiliki KIA lalu tidak bisa bersekolah," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari dalam jumpa pers di sela-sela sebuah lokakarya di Jakarta, Rabu.

Kirana mengatakan meskipun belum menjadi syarat untuk mendaftarkan anak masuk sekolah dasar, setidaknya bila sekolah menanyakan keberadaan KIA maka akan menciptakan kesadaran tentang arti penting buku tersebut pada masyarakat.

Hal itu akan membuat orang tua lebih perhatian terhadap tumbuh kembang anak yang dicatat dalam KIA, serta informasi-informasi yang penting bagi kesehatan anak.

"Namun kami sudah mendiskusikan tentang KIA dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan harapan KIA bisa lebih dikenal guru, terutama guru pendidikan anak usia dini," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Keluarga Eni Gustina mengatakan sudah ada beberapa daerah yang mensyaratkan seorang anak lulus imunisasinya untuk bisa mendaftar masuk sekolah.

"DKI Jakarta sudah mensyaratkan lulus imunisasi untuk masuk sekolah. Riau juga. Kalau kerja sama kami di DKI Jakarta baru sebatas kolaborasi di pendidikan anak usia dini," katanya.

Melalui kolaborasi tersebut, Kementerian Kesehata berupaya membangun orientasi guru pendidikan anak usia dini ikut memantau tumbuh kembang anak melalui buku KIA.

Menurut Survei Kesehatan Nasional 2016, 81,5 persen ibu hamil memiliki buku KIA tetapi hanya 60,5 persen yang bisa menunjukkannya.

Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan Direktorat Kesehatan Keluarga di sembilan kabupaten/kota, yaitu Toba Samosir, Ogan Komering Ilir, Kota Bandar Lampung, Kota Tangerang, Jakarta Timur, Kota Bogor, Sukoharjo, Nganjuk dan Gowa pada 2016 bahkan menunjukkan hanya 18 persen KIA yang diisi lengkap.

Untuk memperkuat pemanfaatan KIA, Kementerian Kesehatan bersama Nutrition International mengadakan "Workshop Advokasi Pemanfaatan Buku KIA untuk Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi dalam Memperkuat Suplementasi Vitamin A" di Jakarta.

Baca juga: Pemanfaatan buku KIA beum sesuai harapan
Baca juga: Kesehatan ibu-anak jadi agenda Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan