Save the Children: Ratusan ribu anak-anak Yaman bisa meninggal
19 September 2018 14:37 WIB
Dua wanita dan anak-anak yang mengungsi akibat pertempuran di kota pelabuhan Laut Merah Hodeidah menunggu di pusat pendaftaran pengungsi di Sanaa, Yaman, Rabu (27/6/2018). (REUTERS/Khaled Abdullah)
Beirut (ANTARA News) - Ratusan ribu anak-anak Yaman bisa meninggal jika serangan-serangan baru merusak atau menutup sementara pelabuhan penting Hudaidah, kata "Save the Children" pada Rabu, setelah pertempuran sengit di kawasan itu terjadi lagi.
Laporan baru badan amal itu menyebutkan keluarga-keluarga sudah berusaha keras untuk mempermakanan dan transportasi ke fasilitas-fasilitas kesehatan karena harga-harga meroket, dan jika terjadi kembali gangguan, jutaan anak lagi akan berisiko kelaparan.
"Bahkan jika terjadi gangguan sekecil apa pun terhadap makanan, bahan bakar dan pasokan bantuan melalui pelabuhan vital itu, kematian mengancam ratusan ribu anak-anak kurang gizi karena mereka tak dapat mempermakanan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup," kata Tamer Kirolos, perwakilan Save the Children di Yaman.
Hudaidah merupakan pelabuhan utama negara Arab yang miskin itu, tempat 8,4 juta orang diyakini berada di ambang kelaparan, dan urat nadi bagi jutaan orang, demikian Thomson Reuters Foundation melaporkan.
Baca juga: Koalisi Saudi bantah bunuh warga Hudaidah, tuding Al Houthi sebagai pelaku
Koalisi pimpinan Saudi yang bertempur melawan kelompok pemberontak Houthi telah meningkatkan serangan udara dan memulai kembali gerakan-gerakan untuk merebutnya dari penguasaan Houthi setelah pembicaraan perdamaian awal bulan ini gagal.
"Perang ini berisiko membunuh satu generasi anak-anak Yaman yang menghadapi berbagai ancaman, mulai dari bom hingga kelaparan sampai penyakit -- Seperti apa Yaman nanti?" kata Kirolos.
Lebih 28.000 orang telah tewas atau luka-luka selama perang dan 3 juta hidup dalam keadaan nestapa, demikian ditekankan para pejabat PBB. Ribuan orang lagi tewas karena kurang gizi, penyakit dan kesehatan yang buruk.
Editor: Mohammad Anthoni/Tia Mutiasari
Laporan baru badan amal itu menyebutkan keluarga-keluarga sudah berusaha keras untuk mempermakanan dan transportasi ke fasilitas-fasilitas kesehatan karena harga-harga meroket, dan jika terjadi kembali gangguan, jutaan anak lagi akan berisiko kelaparan.
"Bahkan jika terjadi gangguan sekecil apa pun terhadap makanan, bahan bakar dan pasokan bantuan melalui pelabuhan vital itu, kematian mengancam ratusan ribu anak-anak kurang gizi karena mereka tak dapat mempermakanan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup," kata Tamer Kirolos, perwakilan Save the Children di Yaman.
Hudaidah merupakan pelabuhan utama negara Arab yang miskin itu, tempat 8,4 juta orang diyakini berada di ambang kelaparan, dan urat nadi bagi jutaan orang, demikian Thomson Reuters Foundation melaporkan.
Baca juga: Koalisi Saudi bantah bunuh warga Hudaidah, tuding Al Houthi sebagai pelaku
Koalisi pimpinan Saudi yang bertempur melawan kelompok pemberontak Houthi telah meningkatkan serangan udara dan memulai kembali gerakan-gerakan untuk merebutnya dari penguasaan Houthi setelah pembicaraan perdamaian awal bulan ini gagal.
"Perang ini berisiko membunuh satu generasi anak-anak Yaman yang menghadapi berbagai ancaman, mulai dari bom hingga kelaparan sampai penyakit -- Seperti apa Yaman nanti?" kata Kirolos.
Lebih 28.000 orang telah tewas atau luka-luka selama perang dan 3 juta hidup dalam keadaan nestapa, demikian ditekankan para pejabat PBB. Ribuan orang lagi tewas karena kurang gizi, penyakit dan kesehatan yang buruk.
Editor: Mohammad Anthoni/Tia Mutiasari
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018
Tags: