Jakarta (ANTARA News) - Pusat Neurosains Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka memperkenalkan teknologi pelacak mata manusia untuk meningkatkan efektivitas kampanye visual seperti kampanye anti-rokok.

"Teknologi Human Eye Tracking mendeteksi gerakan fokus bola mata ketika melihat suatu objek visual, seperti poster. Alat ini akan menunjukkan titik mana dari poster tersebut yang ternyata jadi titik fokus," kata Pejabat Hubungan Masyarakat Pusat Neurosains Uhamka Mega Putri Alifa melalui telepon di Jakarta, Rabu.

Dengan demikian, dia menjelaskan, penyusunan pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam suatu poster atau alat kampanye berikutnya bisa disesuaikan dengan hasil-hasil riset yang telah dilakukan.

"Misalnya dalam suatu poster kampanye antirokok, foto wajah public figure terlalu besar. Hasil penelitian kami, pesan utama menjadi tidak sampai dan poster kurang efektif, karena gambar yang ditampilkan lebih menarik melebihi pesan utama itu sendiri," ujarnya.

Teknologi Human Eye Tracking, menurut dia, mengukur titik pandangan orang pada suatu objek visual, gerakan mata relatif terhadap kepala serta posisi mata dan gerakan mata sehingga bisa menangkap lokasi yang menjadi fokus pandangan pada baliho, spanduk atau alat kampanye media luar ruang lainnya.

Alat pelacak akan bisa memberikan informasi bagi pembuat peralatan kampanye mengenai titik mana dari suatu objek visual yang akan menjadi fokus penerima pesan kampanye sehingga penyampaian pesan menjadi lebih efektif.

Pelacak mata juga bisa digunakan dalam penelitian tentang sistem visual terkait psikologi di berbagai bidang seperti psikolinguistik dan studi pemasaran, serta sebagai perangkat input untuk interaksi manusia-komputer, dan desain produk.

Pusat Neurosains Uhamka (PNU) merupakan lembaga riset khusus otak berbasis Electroencephalography (EEG) yang menggunakan metode pemantauan electrophysiological untuk merekam aktivitas listrik di otak. EEG mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan dari ionik arus dalam neuron otak.

Pada acara Asian Pacific Conference on Tobacco or Health (APACT) pada 13-16 September 2018 di Bali, PNU mendemonstrasikan penggunaan Human Eye Tracker untuk keperluan kampanye antirokok.

Baca juga: Muhammadiyah segera bangun universitas di Malaysia