Realisasi KUR 70,9 persen hingga Agustus 2018
19 September 2018 00:01 WIB
Pekerja menyelesaikan pembuatan batik tulis di rumah produksi Agnesha, Kampun Ciroyom, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (25/4/2018). Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, komoditas kerajinan batik pada 2017 menyumbang nilai ekspor sebesar 58 juta dolar AS atau sekitar Rp797 miliar, dan untuk menaikkan target nilai ekspor pada 2018, Pemerintah memberikan fasilitas pembiayaan seperti kredit usaha rakyat (KUR), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonsia (LPEI) dan insentif lainnya untuk memperkuat struktur modalnya. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat jumlah penyaluran KUR hingga 31 Agustus 2018 telah mencapai Rp88 triliun atau 70,9 persen dari target Rp123,531 triliun sepanjang 2018 dengan kredit bermasalah (NPL) 0,05 persen.
"Posisi Agustus 2018, jumlah KUR yang diberikan Rp88 triliun plafonnya dengan saldo atau baki debet Rp76 triliun diberikan kepada 3.324.645 debitur," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam temu media di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa jumlah debitur pada Agustus 2018 meningkat dibandingkan posisi Agustus 2017 yang tercatat 2.734.490 nasabah.
Iskandar menyebutkan pula bahwa penyaluran KUR terdiri dari skema KUR Mikro 66,7 persen, KUR Kecil 33 persen, dan KUR TKI 0,3 persen.
"Kinerja ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap pemerataan akses pembiayaan untuk usaha kecil," ujar dia.
Adapun penyaluran KUR menurut wilayah didominasi di Pulau Jawa dengan porsi penyaluran sebesar 56,1 persen, diikuti dengan Sumatera 19,4 persen dan Sulawesi 9,5 persen. Kinerja penyaluran KUR per provinsi tersebut sesuai dengan sebaran UMKM di Indonesia.
Sementara dilihat dari sektor ekonomi, penyaluran KUR untuk sektor produksi terus berjalan mengejar target sebesar 50 persen di 2018.
Sampai dengan 31 Agustus 2018 tercatat porsi penyaluran KUR sektor produksi (pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa) sebesar 42,8 persen atau meningkat dari penyaluran KUR sektor produksi periode Juli 2018 sebesar 38,5 persen.
Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM juga menetapkan penambahan plafon KUR 2018 sebesar Rp100 miliar sehingga plafon KUR 2018 berubah dari Rp123,53 triliun menjadi Rp123,63 triliun.
Penambahan plafon KUR 2018 tersebut diberikan kepada empat penyalur KUR, dengan tiga penyalur KUR meminta perubahan alokasi plafon dan satu penyalur KUR meminta penurunan plafon KUR 2018.
Baca juga: Pemerintah beri keringanan nasabah KUR terdampak gempa NTB
Baca juga: Bank Mandiri salurkan KUR Rp8,27 triliun
"Posisi Agustus 2018, jumlah KUR yang diberikan Rp88 triliun plafonnya dengan saldo atau baki debet Rp76 triliun diberikan kepada 3.324.645 debitur," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam temu media di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa jumlah debitur pada Agustus 2018 meningkat dibandingkan posisi Agustus 2017 yang tercatat 2.734.490 nasabah.
Iskandar menyebutkan pula bahwa penyaluran KUR terdiri dari skema KUR Mikro 66,7 persen, KUR Kecil 33 persen, dan KUR TKI 0,3 persen.
"Kinerja ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap pemerataan akses pembiayaan untuk usaha kecil," ujar dia.
Adapun penyaluran KUR menurut wilayah didominasi di Pulau Jawa dengan porsi penyaluran sebesar 56,1 persen, diikuti dengan Sumatera 19,4 persen dan Sulawesi 9,5 persen. Kinerja penyaluran KUR per provinsi tersebut sesuai dengan sebaran UMKM di Indonesia.
Sementara dilihat dari sektor ekonomi, penyaluran KUR untuk sektor produksi terus berjalan mengejar target sebesar 50 persen di 2018.
Sampai dengan 31 Agustus 2018 tercatat porsi penyaluran KUR sektor produksi (pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa) sebesar 42,8 persen atau meningkat dari penyaluran KUR sektor produksi periode Juli 2018 sebesar 38,5 persen.
Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM juga menetapkan penambahan plafon KUR 2018 sebesar Rp100 miliar sehingga plafon KUR 2018 berubah dari Rp123,53 triliun menjadi Rp123,63 triliun.
Penambahan plafon KUR 2018 tersebut diberikan kepada empat penyalur KUR, dengan tiga penyalur KUR meminta perubahan alokasi plafon dan satu penyalur KUR meminta penurunan plafon KUR 2018.
Baca juga: Pemerintah beri keringanan nasabah KUR terdampak gempa NTB
Baca juga: Bank Mandiri salurkan KUR Rp8,27 triliun
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018
Tags: