Delegasi ICW cicipi buntil daun singkong di Balkondes Borobudur
18 September 2018 21:18 WIB
Delegasi Dewan Perempuan Internasional (ICW) dari 20 negara, termasuk Indonesia, menikmati makan malam di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Ngadiharjo, Borobudur, Jawa Tengah, Selasa (18/9/2018). (ANTARA News/Azizah Fitriyanti)
Magelang (ANTARA News) - Anggota delegasi Dewan Perempuan Internasional (ICW) mencicipi buntil daun singkong sebagai salah satu hidangan utama dalam acara makan malam di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Ngadiharjo, Borobudur, Magelang Jawa Tengah, Selasa (18/9).
Lauk khas daerah Jawa Tengah itu menjadi hidangan sayur setelah dadar telur gulung sayuran sebagai penutup dari tiga sajian daging yang sebelumnya, yakni empal saus semur dan ayam bakar pedas sambal karimata.
"Ini seperti rolade, tapi digulung dengan daun dan isinya bukan daging, melainkan ikan teri dan kelapa parut," kata Sheila Pepper, anggota delegasi dari Kanada.
Menurut Pepper, parutan kelapa sebagai isian lauk makanan baru kali pertama dia cicipi di Indonesia, meskipun bahan tersebut sudah populer digunakan di Kanada sebagai taburan suatu menu atau "topping".
"Kami memakai parutan kelapa untuk 'topping' jus buah atau oatmeal, tidak sebagai makan malam, karena itu saya merasa sedikit berjiwa petualang karena baru pertama kali mencoba," kata dia.
Rangkaian menu makan malam dibuka dengan lumpia sayuran, selada ayam ala Bali dan sup buntut, kemudian ditutup puding manuk nom (puding nasi), puding kelapa, dan colenak. Ereng Menoreh, minuman rempah-rempah khas, juga dihidangkan yang cocok sebagai penutup hidangan di suhu malam yang dingin di Pegunungan Menoreh, Borobudur.
Makan malam di halaman terbuka yang sempat terusik hujan deras yang tiba-tiba itu karena para tamu berlarian mencari tempat berteduh, tetap meriah dengan berbagai penampilan kesenian dari Desa Ngadiharjo, antara lain tari Topeng Ireng Putri, gamelan karawitan, tari Prajuritan Soreng, dan bermain angklung bersama.
Sebanyak 70 anggota delegasi asing akan menginap di 19 Balkondes yang dikembangkan BUMN bersama masyarakat desa di kawasan Borobudur, yakni PLN di Ngadiharjo, Pertamina di Wringin Putih, TWC Borobudur di Ngaran 2, Bank Mandiri di Kenalan, Patra Jasa di Kembang Limus, PGN di Karangrejo, BNI di Wanurejo, Pegadaian di Ngargogondo, Telkom di Tuksongo, Angkasa Pura II di Tegal Arum, BTN di Karanganyar, Angkasa Pura 1 di Bigaran, Pembangunan Perumahan di Bumiharjo, Jasa Marga di Majaksingi, Jasa Rahardja di Giri Tengah, Hutama Karya di Kebonsari, PT PN Holdin di Sambeng, dan BRI di Tanjungsari.
Ke-70 anggota delegasi tersebut berasal dari India, Lebanon, Taiwan, Korea Selatan, Malta, Australia, Filandia, Prancis, Kanada, Afrika selatan, Guatemala, Turki, Tunisia, Swiss, Singapura, Amerika Serikat, Filipina, Selandia Baru, dan Belanda.
Selain para anggota delegasi tersebut, belasan peserta Sideng Umum ICW ke-35 dari Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) juga berpartisipasi dalam kunjugan ke Borobudur dan menginap di 19 Balkondes tersebut.
Lauk khas daerah Jawa Tengah itu menjadi hidangan sayur setelah dadar telur gulung sayuran sebagai penutup dari tiga sajian daging yang sebelumnya, yakni empal saus semur dan ayam bakar pedas sambal karimata.
"Ini seperti rolade, tapi digulung dengan daun dan isinya bukan daging, melainkan ikan teri dan kelapa parut," kata Sheila Pepper, anggota delegasi dari Kanada.
Menurut Pepper, parutan kelapa sebagai isian lauk makanan baru kali pertama dia cicipi di Indonesia, meskipun bahan tersebut sudah populer digunakan di Kanada sebagai taburan suatu menu atau "topping".
"Kami memakai parutan kelapa untuk 'topping' jus buah atau oatmeal, tidak sebagai makan malam, karena itu saya merasa sedikit berjiwa petualang karena baru pertama kali mencoba," kata dia.
Rangkaian menu makan malam dibuka dengan lumpia sayuran, selada ayam ala Bali dan sup buntut, kemudian ditutup puding manuk nom (puding nasi), puding kelapa, dan colenak. Ereng Menoreh, minuman rempah-rempah khas, juga dihidangkan yang cocok sebagai penutup hidangan di suhu malam yang dingin di Pegunungan Menoreh, Borobudur.
Makan malam di halaman terbuka yang sempat terusik hujan deras yang tiba-tiba itu karena para tamu berlarian mencari tempat berteduh, tetap meriah dengan berbagai penampilan kesenian dari Desa Ngadiharjo, antara lain tari Topeng Ireng Putri, gamelan karawitan, tari Prajuritan Soreng, dan bermain angklung bersama.
Sebanyak 70 anggota delegasi asing akan menginap di 19 Balkondes yang dikembangkan BUMN bersama masyarakat desa di kawasan Borobudur, yakni PLN di Ngadiharjo, Pertamina di Wringin Putih, TWC Borobudur di Ngaran 2, Bank Mandiri di Kenalan, Patra Jasa di Kembang Limus, PGN di Karangrejo, BNI di Wanurejo, Pegadaian di Ngargogondo, Telkom di Tuksongo, Angkasa Pura II di Tegal Arum, BTN di Karanganyar, Angkasa Pura 1 di Bigaran, Pembangunan Perumahan di Bumiharjo, Jasa Marga di Majaksingi, Jasa Rahardja di Giri Tengah, Hutama Karya di Kebonsari, PT PN Holdin di Sambeng, dan BRI di Tanjungsari.
Ke-70 anggota delegasi tersebut berasal dari India, Lebanon, Taiwan, Korea Selatan, Malta, Australia, Filandia, Prancis, Kanada, Afrika selatan, Guatemala, Turki, Tunisia, Swiss, Singapura, Amerika Serikat, Filipina, Selandia Baru, dan Belanda.
Selain para anggota delegasi tersebut, belasan peserta Sideng Umum ICW ke-35 dari Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) juga berpartisipasi dalam kunjugan ke Borobudur dan menginap di 19 Balkondes tersebut.
Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: