Kodim tangkap jenderal gadungan di Gorontalo
18 September 2018 19:31 WIB
Ilustrasi - Seorang prajurit TNI dari Intel Korem 161/Wirasakti menunjukkan sejumlah barang bukti yang didapati dari sekelompok tentara gadungan menamakan diri mereka Badan Kehormatan Negara Republik Indonesia di Kupang, NTT Rabu (20/5/2015). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
Gorontalo (ANTARA News) - Kodim 1304/Gorontalo menangkap seorang warga bernama Alun Mubarroq, yang mengaku sebagai seorang anggota TNI berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen) Kopassus di Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Selasa.
Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 133/Nani Wartabone, Mayor Inf Fathan Ali mengatakan jika Alun adalah TNI gadungan yang sudah tiga bulan berada di wilayah Gorontalo.
"Sudah tiga bulan dia berada di Gorontalo untuk melakukan penipuan kepada masyarakat. Menurut pengakuan awal pelaku, dia dihubungi oleh seorang warga yang berada di daerah Buladu, untuk beroperasi di daerah ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, sebelumnya pihak intel Kodim menerima laporan dari masyarakat terkait kecurigaan mereka karena ada orang yang mengaku Jenderal TNI.
"Saat menerima laporan, personil menangkap Alun dan mengamankan banyak barang bukti pakaian TNI lengkap dari sepatu hingga baret, foto, berkas, sertifikat, printer, surat dan barang lainnya," ungkapnya.
Menurut perhitungan awal dari sejumlah korban, kerugian materi mencapai Rp200 juta.
Alun Mubarroq berkilah dan tidak mengakui penipuan yang ia lakukan dan mengatakan jika ia adalah seorang kontraktor dan juga general manager.
"Tapi saya dianggap oleh masyarakat adalah Jenderal TNI. Saya menggunakan pakaian seperti ini belum setahun. Bukan untuk menakuti orang, ini saya beli di Makasar," ujar Alun.
Alun mengaku jika ia di Gorontalo untuk mencari barang antik dan terlibat di dalamnya.
Sementara itu, salah satu korban penipuan, Nunung Katili mengatakan jika ia bersama 44 orang lainnya telah ditipu oleh jenderal palsu itu.
"Alun ini mengatakan akan membangun kantor Amanah yang bergerak dalam penuntasan aset negara. Saya diminta untuk membiayai pembangunan kantor dan isinya, sudah seratus juta lebih saya keluarkan," ungkapnya.
Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 133/Nani Wartabone, Mayor Inf Fathan Ali mengatakan jika Alun adalah TNI gadungan yang sudah tiga bulan berada di wilayah Gorontalo.
"Sudah tiga bulan dia berada di Gorontalo untuk melakukan penipuan kepada masyarakat. Menurut pengakuan awal pelaku, dia dihubungi oleh seorang warga yang berada di daerah Buladu, untuk beroperasi di daerah ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, sebelumnya pihak intel Kodim menerima laporan dari masyarakat terkait kecurigaan mereka karena ada orang yang mengaku Jenderal TNI.
"Saat menerima laporan, personil menangkap Alun dan mengamankan banyak barang bukti pakaian TNI lengkap dari sepatu hingga baret, foto, berkas, sertifikat, printer, surat dan barang lainnya," ungkapnya.
Menurut perhitungan awal dari sejumlah korban, kerugian materi mencapai Rp200 juta.
Alun Mubarroq berkilah dan tidak mengakui penipuan yang ia lakukan dan mengatakan jika ia adalah seorang kontraktor dan juga general manager.
"Tapi saya dianggap oleh masyarakat adalah Jenderal TNI. Saya menggunakan pakaian seperti ini belum setahun. Bukan untuk menakuti orang, ini saya beli di Makasar," ujar Alun.
Alun mengaku jika ia di Gorontalo untuk mencari barang antik dan terlibat di dalamnya.
Sementara itu, salah satu korban penipuan, Nunung Katili mengatakan jika ia bersama 44 orang lainnya telah ditipu oleh jenderal palsu itu.
"Alun ini mengatakan akan membangun kantor Amanah yang bergerak dalam penuntasan aset negara. Saya diminta untuk membiayai pembangunan kantor dan isinya, sudah seratus juta lebih saya keluarkan," ungkapnya.
Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: