Indonesia kembali berkesempatan putar film di China
17 September 2018 17:53 WIB
Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI Joshua PM Simandjuntak (kanan) memaparkan regulasi dan kebijakan perfilman di Indonesia di depan pejabat Badan Arsip Film China (CFA) di Beijing, Senin (17/09/2018). Kerja sama perfilman Indonesia-China telah menghasilkan kesepakatan bahwa empat judul film Indonesia di putar di China, sebaliknya empat judul film China juga diputar di Indonesia pada tahun ini.
Beijing (ANTARA News) - Indonesia kembali mendapatkan kesempatan memutar empat judul film nasional di beberapa gedung bioskop di China pada 21-22 September 2018.
"Kesempatan ini langkah awal dari kerja sama kami dengan CFA (Badan Arsip Film China). Nanti ada kerja sama lebih lanjut di bidang industri film kedua negara," kata Deputi Direktur Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Joshua PM Simandjuntak di Beijing, Senin.
Empat judul film nasional yang berhasil mendapatkan kesempatan diputar di Beijing itu adalah "Cek Toko Sebelah", "Kartini", "Sweet 20", dan "Galih dan Ratna".
"Ini juga merupakan kesempatan langka karena film asing tidak mudah diputar di sini," ujarnya.
Keempat judul film tersebut hasil seleksi ketat pihak CFA dengan pertimbangan kesamaan budaya Indonesia-China, pemberdayaan kemanusiaan, dan kisah romantisme anak manusia.
"Cek Toko Sebelah" merupakan film bergenre drama komedi yang diproduksi oleh Starvision Plus, sedangkan "Kartini" menceritakan tentang kepahlawanan seorang perempuan bernama Kartini yang diperankan oleh Dian Sastro dalam mengangkat derajat kaumnya pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Kemudian film "Sweet 20" dan "Galih dan Ratna" lebih menyasar pada kalangan remaja.
Namun dari keempat judul film tersebut, pihak CFA menganggap film "Kartini" mampu menginspirasi kaum perempuan muda dalam memperjuangkan hak-haknya dan melawan penindasan kolonialisme.
"Kami hanya memiliki kuota 10 judul film asing yang bisa diputar di sini dalam satu tahun," kata Deputi Direktur CFA Zhang Xiaoguang saat menerima delegasi Indonesia yang difasilitasi oleh Red and White China.
Red and White China sebagai lembaga yang menjembatani pertukaran budaya China-Indonesia menginisiasi pemutaran keempat judul film nasional di negara berpenduduk terbesar di dunia itu.
Pada 12-15 September 2017, Red and White China juga berhasil memboyong empat judul film karya anak bangsa diputar di Nanning Minzu Cinema, Provinsi Guangxi, yakni "#66", "The Raid 2: Berandal", "Cek Toko Sebelah", dan "Selawaku".
Zhang menyebutkan di seluruh daratan Tiongkok terdapat sekitar 50 ribu unit gedung bioskop, sebanyak 2.000 di antaranya khusus dipergunakan bagi film-film asing yang tidak terdistribusikan di gedung bioskop komersial.
Pemerintah Indonesia juga memberikan kesempatan kepada China untuk memutar empat judul film nasionalnya pada ajang Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia (WCCE) pada 6-9 November 2018 di Bali.
Pihak China tidak memberikan spesifikasi dan pengkategorian tertentu kepada industri perfilman asing agar bisa ditayangkan di negara tersebut.
"Yang penting tidak bertentangan dengan regulasi kedua negara dan biasanya ada kesesuaian budaya dengan kami," kata Zhang menambahkan.
"Kesempatan ini langkah awal dari kerja sama kami dengan CFA (Badan Arsip Film China). Nanti ada kerja sama lebih lanjut di bidang industri film kedua negara," kata Deputi Direktur Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Joshua PM Simandjuntak di Beijing, Senin.
Empat judul film nasional yang berhasil mendapatkan kesempatan diputar di Beijing itu adalah "Cek Toko Sebelah", "Kartini", "Sweet 20", dan "Galih dan Ratna".
"Ini juga merupakan kesempatan langka karena film asing tidak mudah diputar di sini," ujarnya.
Keempat judul film tersebut hasil seleksi ketat pihak CFA dengan pertimbangan kesamaan budaya Indonesia-China, pemberdayaan kemanusiaan, dan kisah romantisme anak manusia.
"Cek Toko Sebelah" merupakan film bergenre drama komedi yang diproduksi oleh Starvision Plus, sedangkan "Kartini" menceritakan tentang kepahlawanan seorang perempuan bernama Kartini yang diperankan oleh Dian Sastro dalam mengangkat derajat kaumnya pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Kemudian film "Sweet 20" dan "Galih dan Ratna" lebih menyasar pada kalangan remaja.
Namun dari keempat judul film tersebut, pihak CFA menganggap film "Kartini" mampu menginspirasi kaum perempuan muda dalam memperjuangkan hak-haknya dan melawan penindasan kolonialisme.
"Kami hanya memiliki kuota 10 judul film asing yang bisa diputar di sini dalam satu tahun," kata Deputi Direktur CFA Zhang Xiaoguang saat menerima delegasi Indonesia yang difasilitasi oleh Red and White China.
Red and White China sebagai lembaga yang menjembatani pertukaran budaya China-Indonesia menginisiasi pemutaran keempat judul film nasional di negara berpenduduk terbesar di dunia itu.
Pada 12-15 September 2017, Red and White China juga berhasil memboyong empat judul film karya anak bangsa diputar di Nanning Minzu Cinema, Provinsi Guangxi, yakni "#66", "The Raid 2: Berandal", "Cek Toko Sebelah", dan "Selawaku".
Zhang menyebutkan di seluruh daratan Tiongkok terdapat sekitar 50 ribu unit gedung bioskop, sebanyak 2.000 di antaranya khusus dipergunakan bagi film-film asing yang tidak terdistribusikan di gedung bioskop komersial.
Pemerintah Indonesia juga memberikan kesempatan kepada China untuk memutar empat judul film nasionalnya pada ajang Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia (WCCE) pada 6-9 November 2018 di Bali.
Pihak China tidak memberikan spesifikasi dan pengkategorian tertentu kepada industri perfilman asing agar bisa ditayangkan di negara tersebut.
"Yang penting tidak bertentangan dengan regulasi kedua negara dan biasanya ada kesesuaian budaya dengan kami," kata Zhang menambahkan.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: