Industri pengolahan dominasi 74,47 persen ekspor Agustus
17 September 2018 13:30 WIB
Ilustrasi: Kegiatan ekspor-impor di di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Kendaraan membawa peti kemas dengan latar belakang area bongkar muat di pelabuhan utama tersebut. (15/8/2018) (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Industri pengolahan mendominasi kontribusi ekspor pada Agustus 2018 yaitu mencapai 74,47 persen dari seluruh nilai ekspor produk minyak dan gas (migas) dan nonmigas bulan tersebut yang mencapai 15,82 miliar dolar AS.
"Industri pengolahan menyumbang ekspor paling besar di antara ekspor produk lainnya, yaitu migas yang kontribusinya 8,75 persen, tambang 14,88 persen dan pertanian 1,80 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suharyanto di Jakarta, Senin.
Suharyanto menyampaikan, nilai total ekspor industri pengolahan pada Agustus 2018 mencapai 11,78 miliar dolar AS, paling besar dibandingkan nilai ekspor migas sebesar 1,38 miliar dolar AS, pertanian sebesar 0,30 miliar dolar AS, serta pertambangan dan lainnya sebesar 2,35 miliar dolar AS.
Jika dibandingkan Juli 2018, nilai ekspor industri pengolahan turun 0,48 persen. Namun, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, angkanya naik 1,75 persen.
Menurut data BPS, ekspor industri pengolahan Agustus 2018 didominasi oleh industri makanan dengan nilai ekspor 2,6 miliar dolar AS, yang angkanya lebih tinggi dibandingkan Juli 2018 sebesar 2,5 miliar dolar AS.
Adapun dari sektor industri makanan, produk minyak kelapa sawit menempati ekspor terbesar, yakni 1,6 miliar dolar AS atau naik 1,89 persen jika dibandingkan Juli 2018 sebesar 1,5 miliar dolar AS.
Adapun, negara tujuan ekspor terbesar untuk peoduk nonmigas Agustus 2018 adalah ke Tiongkok yaitu 2,11 miliar dolar AS, disusul Amerika Serikat 1,60 miliar dolar AS, dan Jepang 1,48 miliar dolar AS.
Kontribusi ketiganya mencapai 35,95 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa atau ke 28 negara di dalamnya sebesar 1,52 miliar.
Baca juga: BPS: Neraca perdagangan Agustus defisit 1,02 miliar dolar
"Industri pengolahan menyumbang ekspor paling besar di antara ekspor produk lainnya, yaitu migas yang kontribusinya 8,75 persen, tambang 14,88 persen dan pertanian 1,80 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suharyanto di Jakarta, Senin.
Suharyanto menyampaikan, nilai total ekspor industri pengolahan pada Agustus 2018 mencapai 11,78 miliar dolar AS, paling besar dibandingkan nilai ekspor migas sebesar 1,38 miliar dolar AS, pertanian sebesar 0,30 miliar dolar AS, serta pertambangan dan lainnya sebesar 2,35 miliar dolar AS.
Jika dibandingkan Juli 2018, nilai ekspor industri pengolahan turun 0,48 persen. Namun, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, angkanya naik 1,75 persen.
Menurut data BPS, ekspor industri pengolahan Agustus 2018 didominasi oleh industri makanan dengan nilai ekspor 2,6 miliar dolar AS, yang angkanya lebih tinggi dibandingkan Juli 2018 sebesar 2,5 miliar dolar AS.
Adapun dari sektor industri makanan, produk minyak kelapa sawit menempati ekspor terbesar, yakni 1,6 miliar dolar AS atau naik 1,89 persen jika dibandingkan Juli 2018 sebesar 1,5 miliar dolar AS.
Adapun, negara tujuan ekspor terbesar untuk peoduk nonmigas Agustus 2018 adalah ke Tiongkok yaitu 2,11 miliar dolar AS, disusul Amerika Serikat 1,60 miliar dolar AS, dan Jepang 1,48 miliar dolar AS.
Kontribusi ketiganya mencapai 35,95 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa atau ke 28 negara di dalamnya sebesar 1,52 miliar.
Baca juga: BPS: Neraca perdagangan Agustus defisit 1,02 miliar dolar
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: