Garut (ANTARA News) - Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan akan mencopot kepala sekolah yang meliburkan siswa akibat aksi mogok guru honorer di daerah itu.

"Nanti berhentikan kepala sekolahnya yang meliburkan sekolah," katanya menanggapi sekolah yang libur karena aksi protes guru honorer di Garut, Senin.

Ia menuturkan, kegiatan belajar mengajar di sekolah harus tetap berjalan seperti biasa, meskipun para gurunya sedang melakukan kegiatan lain seperti berunjuk rasa.

Siswa, kata dia, harus tetap belajar mendapatkan hak-haknya di sekolah, dan tidak menjadi korban hanya karena persoalan gurunya.

"Itu tidak benar, saya akan ambil tindakan kepada sekolah yang meliburkan anak-anak," katanya.

Rudy menyampaikan, jajarannya bersama dinas pendidikan akan meninjau langsung sekolah yang meliburkan siswanya saat ini.

Jika terbukti ada sekolah libur karena alasan guru honorer berunjukrasa, kata Bupati, maka secepatnya kepsek bersangkutan akan diberhentikan.

"Nanti berhentikan kepala sekolahnya yang meliburkan sekolahnya, saya minta BKD siapkan SK pemberhentiannya," kata Rudy.

Sejumlah sekolah dasar di Garut ada yang meliburkan siswanya karena guru honorer akan melakukan aksi menuntut segera diterbitkannya SK Bupati untuk guru honorer.

Aksi itu dilakukab sebagai bentuk protes terhadap pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang menyatakan guru honorer ilegal.

Dalan aksi itu guru honorer tersebut sekaligus mempertanyakan maksud dan tujuan Kepala Dinas Pendidikan Jajat Darajat yang menyebut guru honorer ilegal.

Baca juga: Tanggapi aksi, Bupati Garut: Guru honorer legal

Baca juga: Sejumlah SD di Garut diliburkan karena guru honorer unjuk rasa