Kemnaker apresiasi kompetensi peserta magang Indonesia sepulang dari Jepang
Arsip Pelepasan Pelatihan Magang Ke Panasonic Jepang Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri (kiri) berswafoto bersama Chairman and Shareholder Panasonic Gobel Group Rachmat Gobel (tengah), Managing Director Appliances Company Panasonic Corporation Yasuyo Nakamura (kanan), dan para peserta saat acara pelepasan peserta pelatihan magang Yayasan Matsushita Gobel (YMG) di kantor Panasonic Manufacturing Indonesia, Jakarta Timur, Senin (30/10/2017). Yayasan Matsushita Gobel bekerja sama dengan Panasonic Appliance Company Jepang memberikan program pelatihan magang/Technical Intern Training Program (TITP) kepada 32 peserta Karyawan Waktu Tertentu (KWT), Magang, dan mantan KWT di Jepang selama 3 tahun untuk meningkatkan potensi SDM di bidang teknologi industri manufaktur. (ANTARA /Indrianto Eko Suwarso)
Kompetensi atau keahlian yang diperoleh selama magang di Jepang bisa diterapkan di tempat kerja baru maupun ketika merintis usaha (wirausaha).
“Banyak perusahaan asing yang berminat merekrut alumni magang Jepang. Bahkan salah satu contoh peserta magang Jepang yang berhasil, saat ini sedang terlibat dalam proyek MRT di Jakarta,” ujar Direktur Bina Pemagangan Kemnaker Asep Gunawan melalui siaran pers yang diterima Antara, Minggu.
Dalam rangka program pemagangan ke Jepang, Kemnaker menyambut positif atas dibukanya Jakarta Trainning Center di Indonesia yang diperuntukkan khusus bagi program pelatihan.
Selaku organisasi penerima peserta magang, perusahaan swasta diharapkan dapat terus menerus meningkatkan kontribusinya dalam program pemagangan ke Jepang, baik kualitas maupun kuantitasnya.
“Seluruh unit kerja kami, termasuk Balai Latihan Kerja (BLK) di seluruh Indonesia, siap bekerjasama dengan berbagai pihak sepanjang program pemagangan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,“ kata Asep.
Hal senada dikatakan Presiden Direktur PT. OS Selnajaya Satoshi Miyajima, menurut dia para peserta magang yang akan beraktivitas di Jepang dengan baik, diharapkan setelah kembali ke Indonesia, akan mempergunakan keahlian yang diperolehnya.
Sehingga dapat melahirkan banyak SDM yang dapat berkontribusi besar untuk kemajuan Indonesia.
Satoshi mengungkapkan kapasitas pusat pelatihan di Jakarta, termasuk asrama, dapat menampung hingga 300 orang. Namun, saat ini, dirinya telah mulai bekerja sama dengan pemerintah daerah dan juga kampus-kampus di daerah dan menargetkan dapat memberangkatkan hingga 1.000 orang per tahun.
Miyajima menambahkan saat ini bidang kerja dalam pemagangan di Jepang juga semakin luas seperti bidang manufaktur dan pengelasan, mekanik otomotif, konstruksi, pertanian dan yang lainnya.
“Adanya pusat pelatihan di Bandung dan Lembang, kami mentargetkan untuk memberangkatkan tiga ribu orang perserta magang setiap tahunnya,“ ujarnya.
Miyajima pun berharap kerjasama semua pihak, baik instansi pemerintah maupun lembaga pendidikan agar bersama-sama membantu terselenggaranya program pemagangan ke Jepang.
Sedangkan Kazushige Ashida selaku Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta menegaskan dibukanya tempat pelatihan tersebut, diyakini akan semakin mempererat hubungan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang. Hal tersebut kata Kazushige, sebagaimana slogan “Kerja Bersama, Maju Bersama” yang digaungkan pada perayaan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Kazushige menambahkan saat ini ada sekitar 240 ribu orang pemagang yang beraktivitas di Jepang dari berbagai negara.
“Namun pemagang dari Indonesia dikenal dengan keseriusan, keakraban, keramahan dan senyumnya, sehingga bagi pihak Jepang mereka adalah partner yang penting,“ kata dia.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018