Laporan dari San Francisco
Inisiatif pengendalian iklim baru bermunculan di GCAS
15 September 2018 18:23 WIB
Arsip Foto - Salah satu sesi diskusi dalam Global Climate Action Summit 2018 yang digelar di San Francisco, Kamis (13/9/2018). (ANTARA/Virna PS)
San Francisco (ANTARA News) - Dalam gelaran "Global Climate Action Summit" (GCAS) 2018 di San Francisco, Amerika Serikat (AS), pada 13-14 September 2018, pemimpin WWF global untuk praktik iklim dan energi sekaligus anggota komite penasihat GCAS, Manuel Pulgar-Vidal menyebut telah bermunculan inisiatif-inisiatif pengendalian iklim baru.
Vidal di San Francisco, Jumat, menyebut adanya Kolaborasi Pesisir Pasifik (the Pacific Coast Collaborative), negara-negara dan kota-kota di barat Amerika Serikat berkomitmen untuk mengurangi kehilangan pangan hingga 50 persen di 2030. Sebuah komitmen dengan potensi mengurangi 25 juta ton emisi Gas Rumah Kaca (GRK) per tahun dari sektor pangan yang sering diabaikan.
Ada pula Walmart yang mengembangkan sebuah platform yang akan menolong pemasok-pemasoknya berhubungan dengan pemimpin-pemimpin daerah dalam berbagai kekuatan hukum untuk menyetop deforestasi dan mengurangi emisi karbon di rantai pasok.
Sebagai contoh bagaimana platform tersebut bekerja, Vidal mengatakan Unilever berkomitmen untuk mendukung produksi yang lebih baik dan upaya-upaya melindungi hutan di Sabah, Malaysia, di mana kelapa sawit menyebabkan deforestasi.
Baca juga: Laporan dari San Fransisco - GCAS suarakan bisnis energi hijau
Baca juga: Laporan dari San Francisco - Sembilan donor bantu masyarakat adat pulihkan hutan
Selain itu, ia mengatakan ada The Global Environment Facility yang mengumumkan setengah miliar dolar AS pendanaan untuk mengarahkan perbaikan penggunaan lahan dan hutan konservasi. Serta sembilan yayasan filantropi mengumumkan niat mereka berkomitmen setidaknya 459 juta dolar AS hingga 2022 untuk hutan, hak masyarakat adat dan tanah-tanah mereka untuk memerangi perubahan iklim.
Lebih lanjut ia mengatakan Danone dan WWF memiliki komitmen untuk bekerja dengan Inisiasi Target Berdasar Sains (the Science Based Targets Initiative) untuk membangun saluran lebih banyak perusahan-perusahaan dengan jejak karbon pada lahan untuk menetapkan target berdasarkan sains.
Lalu, kata Senior Wakil Presiden untuk Perubahan Iklim dan Energi WWF-Amerika Serikat Lou Leonard, 17 negara bagian di the U.S. Climate Alliance Natural and Working Lands Initiative telah berkomitmen untuk menginventarisir seluruh basis lahan emisi GRK dan untuk mengidentifikasi pengecilan kesempatan pada jalur untuk menyeting pengecilan target penurunan emisi negara yang lebih luas.
Selama pertemuan berlangsung, pemimpin-pemimpin AS telah mengirimkan sinyal kuat dari progres upaya memotong emisi GRK. Sejak April 2018, hampir 500 anggota dari koalisi We Are Still In menyumbangkan rencana-rencana dan detil 300 komitmen baru untuk meningkatkan aksi iklim.
Sebanyak 50 komunitas yang berkiatan dengan energi terbarukan dan kendaraan listrik serta beberapa termasuk rencana-rencana kolaborasi lintas sektor. Sebanyak 60 anggota pledge ini bekerja dengan rekan koalisi merangkul energi baru terbarukan dan efisiensi energi.
Secara global, koalisi baru terbentuk di Jepang dan Meksiko yang mendesak reaksi dari upaya-upaya baru untuk aktor-aktor daerah di negara-negara lain, termasuk Kolombia, Afrika Selatan, Argentina dan Jepang, serta menawarkan kerja sama dengan pemerintah pusat mengakselerasi aksi perubahan iklim dan mempengaruhi kesempatan dalam negeri untuk meningkatkan ambisi aksi perubahan iklim.
Vidal di San Francisco, Jumat, menyebut adanya Kolaborasi Pesisir Pasifik (the Pacific Coast Collaborative), negara-negara dan kota-kota di barat Amerika Serikat berkomitmen untuk mengurangi kehilangan pangan hingga 50 persen di 2030. Sebuah komitmen dengan potensi mengurangi 25 juta ton emisi Gas Rumah Kaca (GRK) per tahun dari sektor pangan yang sering diabaikan.
Ada pula Walmart yang mengembangkan sebuah platform yang akan menolong pemasok-pemasoknya berhubungan dengan pemimpin-pemimpin daerah dalam berbagai kekuatan hukum untuk menyetop deforestasi dan mengurangi emisi karbon di rantai pasok.
Sebagai contoh bagaimana platform tersebut bekerja, Vidal mengatakan Unilever berkomitmen untuk mendukung produksi yang lebih baik dan upaya-upaya melindungi hutan di Sabah, Malaysia, di mana kelapa sawit menyebabkan deforestasi.
Baca juga: Laporan dari San Fransisco - GCAS suarakan bisnis energi hijau
Baca juga: Laporan dari San Francisco - Sembilan donor bantu masyarakat adat pulihkan hutan
Selain itu, ia mengatakan ada The Global Environment Facility yang mengumumkan setengah miliar dolar AS pendanaan untuk mengarahkan perbaikan penggunaan lahan dan hutan konservasi. Serta sembilan yayasan filantropi mengumumkan niat mereka berkomitmen setidaknya 459 juta dolar AS hingga 2022 untuk hutan, hak masyarakat adat dan tanah-tanah mereka untuk memerangi perubahan iklim.
Lebih lanjut ia mengatakan Danone dan WWF memiliki komitmen untuk bekerja dengan Inisiasi Target Berdasar Sains (the Science Based Targets Initiative) untuk membangun saluran lebih banyak perusahan-perusahaan dengan jejak karbon pada lahan untuk menetapkan target berdasarkan sains.
Lalu, kata Senior Wakil Presiden untuk Perubahan Iklim dan Energi WWF-Amerika Serikat Lou Leonard, 17 negara bagian di the U.S. Climate Alliance Natural and Working Lands Initiative telah berkomitmen untuk menginventarisir seluruh basis lahan emisi GRK dan untuk mengidentifikasi pengecilan kesempatan pada jalur untuk menyeting pengecilan target penurunan emisi negara yang lebih luas.
Selama pertemuan berlangsung, pemimpin-pemimpin AS telah mengirimkan sinyal kuat dari progres upaya memotong emisi GRK. Sejak April 2018, hampir 500 anggota dari koalisi We Are Still In menyumbangkan rencana-rencana dan detil 300 komitmen baru untuk meningkatkan aksi iklim.
Sebanyak 50 komunitas yang berkiatan dengan energi terbarukan dan kendaraan listrik serta beberapa termasuk rencana-rencana kolaborasi lintas sektor. Sebanyak 60 anggota pledge ini bekerja dengan rekan koalisi merangkul energi baru terbarukan dan efisiensi energi.
Secara global, koalisi baru terbentuk di Jepang dan Meksiko yang mendesak reaksi dari upaya-upaya baru untuk aktor-aktor daerah di negara-negara lain, termasuk Kolombia, Afrika Selatan, Argentina dan Jepang, serta menawarkan kerja sama dengan pemerintah pusat mengakselerasi aksi perubahan iklim dan mempengaruhi kesempatan dalam negeri untuk meningkatkan ambisi aksi perubahan iklim.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: