Ulos kuno langka dipamerkan di Museum Tekstil Jakarta
15 September 2018 17:21 WIB
Pengakuan Hutan Adat Presiden Joko Widodo (kanan) menerima sematan Kain Ulos khas Batak dari perwakilan Masyarakat Hukum Adat (MHA) Pandumaan Sipituhuta Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut usai acara Pencanangan Pengakuan Hutan Adat Tahun 2016 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (30/12/2016). (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Koleksi kain tenun khas Batak, ulos, yang telah berusia amat tua dan langka akan dipamerkan di Museum Tekstil Jakarta yang diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk menyaksikannya secara langsung.
Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata NW Giri Adnyani ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu, mengatakan pihaknya mendukung penuh kain-kain ulos dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, pada 20 September - 7 Oktober 2018.
"Karya seni ini dianggap memiliki makna yang tinggi. Kami berharap ini bisa menjadi daya tarik bagi para pecinta wisata budaya," katanya.
Ulos yang akan ditampilkan adalah koleksi pribadi milik Devi Pandjaitan bersama Kerri Na Basaria dalam pameran persembahan Yayasan Del dan Tobatenun, serta didukung Kementerian Pariwisata.
Tema yang diusung adalah "Ulos, Hangoluan & Tondi" dan rencananya, Menteri Pariwisata Arief Yahya akan membuka acara tersebut pada 19 September 2018. Pameran akan merepresentasikan sebuah karya tenun yang menjadi simbol ikatan kasih sayang, restu, dan persatuan dalam setiap tahapan kehidupan masyarakat Batak.
"Hangoluan yang berarti Kehidupan dan Tondi berarti Jiwa. Hal ini menggambarkan kain ulos merupakan gambaran kehidupan dan jiwa masyarakat Batak," jelas Devi Pandjaitan.
Ditambahkannya, pameran berkolaborasi dengan salah satu interior desainer muda Indonesia, Mita Lukardi. Nantinya, pameran akan dikemas segar dan menarik dimana kain-kain ulos ditampilkan dalam berbagai bentuk instalasi dekor dengan detail menceritakan tahapan kehidupan.
Kegiatan ini juga dilakukan untuk melestarikan budaya dan untuk menanam rasa cinta terhadap kain tenun ulos kepada generasi muda. Di sisi lain pameran ini juga ditujukan untuk memperkenalkan ulos kepada masyarakat luas dan mendorong masyarakat untuk menggunakan kain bermotif ulos dalam berbagai acara, seperti layaknya batik.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sebelumnya menilai ulos adalah kebanggaan Indonesia. Seperti saat Pertemuan IMF di Washington DC beberapa waktu lalu, ulos harungguan dipakai oleh para Pemimpin Keuangan dari berbagai negara yang hadir di sana.
"Sudah pasti kita sangat bangga. Bayangkan, karya tangan-tangan terampil para penenun, bisa ter-ekspose di perhelatan penting keuangan dunia," papar Menpar.
Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata NW Giri Adnyani ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu, mengatakan pihaknya mendukung penuh kain-kain ulos dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, pada 20 September - 7 Oktober 2018.
"Karya seni ini dianggap memiliki makna yang tinggi. Kami berharap ini bisa menjadi daya tarik bagi para pecinta wisata budaya," katanya.
Ulos yang akan ditampilkan adalah koleksi pribadi milik Devi Pandjaitan bersama Kerri Na Basaria dalam pameran persembahan Yayasan Del dan Tobatenun, serta didukung Kementerian Pariwisata.
Tema yang diusung adalah "Ulos, Hangoluan & Tondi" dan rencananya, Menteri Pariwisata Arief Yahya akan membuka acara tersebut pada 19 September 2018. Pameran akan merepresentasikan sebuah karya tenun yang menjadi simbol ikatan kasih sayang, restu, dan persatuan dalam setiap tahapan kehidupan masyarakat Batak.
"Hangoluan yang berarti Kehidupan dan Tondi berarti Jiwa. Hal ini menggambarkan kain ulos merupakan gambaran kehidupan dan jiwa masyarakat Batak," jelas Devi Pandjaitan.
Ditambahkannya, pameran berkolaborasi dengan salah satu interior desainer muda Indonesia, Mita Lukardi. Nantinya, pameran akan dikemas segar dan menarik dimana kain-kain ulos ditampilkan dalam berbagai bentuk instalasi dekor dengan detail menceritakan tahapan kehidupan.
Kegiatan ini juga dilakukan untuk melestarikan budaya dan untuk menanam rasa cinta terhadap kain tenun ulos kepada generasi muda. Di sisi lain pameran ini juga ditujukan untuk memperkenalkan ulos kepada masyarakat luas dan mendorong masyarakat untuk menggunakan kain bermotif ulos dalam berbagai acara, seperti layaknya batik.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sebelumnya menilai ulos adalah kebanggaan Indonesia. Seperti saat Pertemuan IMF di Washington DC beberapa waktu lalu, ulos harungguan dipakai oleh para Pemimpin Keuangan dari berbagai negara yang hadir di sana.
"Sudah pasti kita sangat bangga. Bayangkan, karya tangan-tangan terampil para penenun, bisa ter-ekspose di perhelatan penting keuangan dunia," papar Menpar.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018
Tags: