Ratusan hektare kebun sawit terbakar
15 September 2018 00:22 WIB
Dokumentasi - Kobaran api menyala dari lahan perkebunan sawit yang terbakar di Arisan Jaya, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Rabu (25/7/2018). Petugas gabungan dari BPBD Kab Ogan Ilir (OI), Manggala Agni Daops Banyuasin, TNI dan Polri terus melakukan pemadaman kebakaran lahan di daerah tersebut. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Kendari, (ANTARA News) - Dampak dari musim kemarau panjang, ratusan hektare lahan konsesi perkebunan sawit milik PT Sari Asri Rejeki Indonesia terletak di Kecamatan Tinondo Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra), hangus terbakar.
"Kebakaran ini diduga sengaja dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga merembet ke perkebunan sawit dan lahan milik warga lainnya," kata Kepala Manggala Agni Daops Tinanggea Sulawesi Tenggara, Yanuar Fance Kusuma di Kendari, Jumat.
Yanuar mengungkapkan, dampak dari kemarau panjang ini, kebakaran bukan hanya terjadi di konsesi perkebunan Sawit, melainkan juga di kawasan hutan maupun lahan pertanian milik warga di daerah itu.
"Petugas kami dan masyarakat sekitar, saat ini kesulitan memadamkan api, dengan peralatan seadanya," ujar Yanuar Fanca Kusuma.
Ia menambahkan, akibat dari kebakaran ini, beberapa desa di Kabupaten Kolaka Timur, dikepung kabut asap, karena lahan gambut yang terbakar sulit dipadamkan.
Sejauh ini, Hotspot atau titik panas di sejumlah wilayah Sultra, terus bertambah, terpantau melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua.
"Sebaran titik kebakaran, sebagian besar terjadi di Kabupaten Konawe Selatan, Konawe Utara dan Kabupaten Kolaka Timur," ujar Yanuar.
Sejauh ini, Manggala Agni Daops Tinanggea juga menyayangkan sikap warga maupun perusahaan yang membiarkan terjadinya bencana kebakaran lahan tanpa adanya upaya melaporkan ke pihak berwajib dan melakukan pemadaman.*
Baca juga: Fachrori: Peremajaan sawit bantu meringankan 660.000 petani
Baca juga: Pemerintah diminta hidupkan kembali program PIR
"Kebakaran ini diduga sengaja dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga merembet ke perkebunan sawit dan lahan milik warga lainnya," kata Kepala Manggala Agni Daops Tinanggea Sulawesi Tenggara, Yanuar Fance Kusuma di Kendari, Jumat.
Yanuar mengungkapkan, dampak dari kemarau panjang ini, kebakaran bukan hanya terjadi di konsesi perkebunan Sawit, melainkan juga di kawasan hutan maupun lahan pertanian milik warga di daerah itu.
"Petugas kami dan masyarakat sekitar, saat ini kesulitan memadamkan api, dengan peralatan seadanya," ujar Yanuar Fanca Kusuma.
Ia menambahkan, akibat dari kebakaran ini, beberapa desa di Kabupaten Kolaka Timur, dikepung kabut asap, karena lahan gambut yang terbakar sulit dipadamkan.
Sejauh ini, Hotspot atau titik panas di sejumlah wilayah Sultra, terus bertambah, terpantau melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua.
"Sebaran titik kebakaran, sebagian besar terjadi di Kabupaten Konawe Selatan, Konawe Utara dan Kabupaten Kolaka Timur," ujar Yanuar.
Sejauh ini, Manggala Agni Daops Tinanggea juga menyayangkan sikap warga maupun perusahaan yang membiarkan terjadinya bencana kebakaran lahan tanpa adanya upaya melaporkan ke pihak berwajib dan melakukan pemadaman.*
Baca juga: Fachrori: Peremajaan sawit bantu meringankan 660.000 petani
Baca juga: Pemerintah diminta hidupkan kembali program PIR
Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: