Jakarta (ANTARA News) - Suksesnya penyelenggaran Asian Games 2018 ternyata juga berimbas pada menurunnya penyebaran hoaks di media sosial.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti, mengatakan bahwa Asian Games 2018 mampu meredam penyebaran hoaks pasca pencapresan pada 10 Agustus lalu.

Hal ini, salah satunya, dikarenakan momen Joko Widodo (Jokowi) berpelukan dengan Prabowo Subianto di venue pencak silat Asian Games 2018.

"Rangkulan antara dua tokoh ini (capres) betul-betul membuat situasi menjadi dingin, yang tadinya mungkin agak naik, tetapi kemudian turun dengan adanya Asian Games," ujar Niken ditemui dalam diskusi "Literasi Media Digital" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat.

Situasi seperti ini diharap tetap terjadi pada Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Untuk itu, Niken mengimbau masyarakat untuk mengisi konten digital dengan hal-hal yang positif, "karena hoaks sangat berbahaya, pemicu disintegrasi bangsa."

Terlebih saat ini jumlah pengguna media sosial -- yang merupakan platform untuk berkampanye sekaligus menjadi celah untuk penyebaran hoaks -- jauh lebih besar jika dibandingkan saat Pilpres 2009 dan Pilpres 2014.

"Pada 2009 itu sosialisasi Pilpres kampanye melalui media mainstream, kalau 2014 sudah menggunakan medsos, apalagi sekarang pengguna medsos dari 2014 dengan 2018 sudah meningkat cukup banyak," kata Niken.

Meski jumlah pengguna media sosial meningkat pada 2018, menariknya, berdasarkan survei Edelmen Trust Barometer 2018, kepercayaan informasi terhadap media sosial minus 2.

"Dengan penelitian itu dapat kita katakan bahwa masyarakat sekarang ini tidak mudah juga percaya pada hoaks... Masyarakat dengan banyaknya hoaks, masyarakat juga bisa memilih dan memilah," ujar Niken.

"Jadi mereka tidak langsung percaya, tapi kalau di media mainstream seperti radio, koran, itu mereka lebih percaya, plus 5," tambah dia.

Berkaitan dengan tahun politik, Niken mengatakan bahwa Kominfo telah menggandeng semua platform, termasuk KPU dan Bawaslu, menandatangani MoU untuk membuat Pilleg dan Pilpres damai.

Baca juga: Literasi Anti Hoax - "Think before you click", mengembalikan kemanusiaan kita