Kuala Lumpur (ANTARA News) - Ketua delegasi wasit karateka Indonesia Donald Pieter Luther Kolopita digebuki beberapa polisi Malaysia hingga babak belur, Jumat dinihari, tanpa alasan yang jelas. "Donald adalah ketua delegasi wasit Indonesia. Ia datang ke Malaysia untuk mengikuti kejuaraan karateka Asia. Ia digebuki polisi berpakaian preman ketika akan kembali ke hotel seusai memimpin rapat dengan tim wasit Indonesia," kata Slamet Nugroho, staf Satgas Perlindungan dan Pelayanan KBRI Kuala Lumpur, Jumat. Slamet menemui Donald yang saat ini sedang terkapar di rumah sakit Tunku Jafaar, Seremban, Negeri Sembilan. "Ada dua versi cerita pemukulan Donald. Satu dari Donald sendiri dan satu lagi versi polisi," katanya. Versi Donald, ia mengadakan rapat persiapan dengan wasit karateka Indonesia di sebuah hotel di Nilai, Negeri Sembilan, Kamis malam hingga Jumat pukul dua dini hari. Karena sulit dapat taksi, ia terpaksa berjalan kaki pulang ke hotel. Belum jauh berjalan, tiba-tiba ada sedan putih berhenti dan penumpangnya diduga polisi reserse tiba-tiba ingin menangkap. Tapi bukan saja menangkap tapi langsung memukuli di lokasi. "Pak Donald sudah teriak-teriak minta tolong pada masyarakat yang ada di sekitar itu tapi tidak ada mau menolong karena mungkin mereka tahu itu polisi reserse," kata Slamet. Setelah itu, Donald digiring ke kantor polisi Nilai, Negeri Sembilan dan didiamkan saja luka-lukanya hingga siang. Ia pun kemudian menelpon kawan-kawannya kemudian dibawanya ke rumah sakit. Sedangkan versi kepala polisi Nilai, menurut Slamet, polisi sudah menyatakan dirinya bahwa mereka polisi tapi Donald terus lari. "Kemudian dikejar dan ditangkap tapi melawan," katanya. Tapi menurut Donald, ia tidak melarikan diri dan tidak melawan, hanya ketika dipukuli sempat menangkis secara reflek dan menendang lawannya. Menurut Kepala Satgas Tatang B Razak, Donald seharusnya menjadi wasit Jumat sore pada perlombaan karateka Asia tapi bagaimana bisa karena saat ini sedang dirawat di rumah sakit," katanya.(*)