Jakarta, (ANTARA News) - BUMN panas bumi PT Geo Dipa Energi (Persero) mengaku tengah membujuk dua investor asing asal Amerika Serikat dan China untuk bisa membangun pabrik turbin di Indonesia.

Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mendorong peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang masih rendah.

"Kami ada nota kesepahaman dengan Ormat dan Kaishan. Saya bilang ke mereka supaya kerja sama dengan kami, tapi tolong bikin pabrik (turbin) di Indonesia. Kalau mereka bisa bangun di Indonesia, itu kan bisa dorong TKDN," kata Direktur Utama Geo Dipa Riki Firmandha Ibrahim di Jakarta, Jumat.

Menurut Riki, pihaknya dengan dua perusahaan asing itu masih terus bernegosiasi. Pasalnya, kedua investor masih harus memastikan kapasitas sumber energi panas bumi yang nanti bisa memanfaatkan teknologi mereka.

"Sekarang masih negosiasi karena mereka mau memastikan kapasitasnya," tuturnya.

Riki menyebut peningkatan TKDN masih perlu didorong untuk pengembangan PLTP. Hal itu lantaran TKDN dalam pengembangan PLTP masih di bawah 40 persen.

"Makanya harus kita tingkatkan. Sejumlah komponen besarnya termasuk turbin itu masih impor. Saya dorong dua investor itu bisa membangun pabrik turbin di Indonesia sehingga tak perlu impor," jelasnya.

Ormat asal AS menjadi salah satu perusahaan yang masuk dalam konsorsium Sarula Operators Ltd (SOL) bersama PT Medco Power Indonesia, Itochu Corporation dan Kyushu Electric Power Co, Inc. Teknologi biner milik Ormat yang dipakai di PLTP tersebut diklaim menghasilkan efisiensi tinggi karena menginjeksikan kembali 100 persen dari uap panas bumi yang sudah terpakai.

Sementara itu, Zhejiang Kaishan Compressor Co., Ltd (Kaishan) asal China masuk dalam proyek listrik panas bumi di PLTP Sorik Marapi, Sumatera Utara, yang dikembangkan dan dioperatori KS Orka Renewables Pte Ltd Singapura.

KS Orka sendiri merupakan usaha patungan antara Hugar Orka ehf, sebuah perusahaan Islandia dan Kaishan.
Baca juga: Geo Dipa-SMI kembangkan PLTP Dieng
Baca juga: Realisasi produksi Geo Dipa naik 30 persen