Menteri Sosial pantau kesiapan atlet Asian Para Games
14 September 2018 00:05 WIB
Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita mencoba busur panah di sela kunjungannya ke pelatnas cabang olahraga panahan di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. DR. Soeharso, Surakarta, Kamis. Panahan merupakan satu dari 18 cabang yang dipertandingkan pada Asian Para Games 2018 Jakarta, 6-13 Oktober. ((Antara/HO/Kemensos))
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita pada Kamis memantau kesiapan atlet yang akan berlaga di Asian Para Games 2018 Jakarta, 6-13 Oktober, yang saat ini menjalani pemusatan latihan di Solo, Jawa Tengah.
Menurut keterangan resmi yang diterima media di Jakarta, Kamis, Mensos meninjau dua lokasi latihan sekaligus yaitu cabang olahraga panahan di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. DR. Soeharso, Surakarta dan anggar di Pemusatan Latihan Nasional Wheelchair Fencing di Jalan Letjen Suprapto, Surakarta.
"Melihat para atlet disabilitas berlatih, saya merasakan energi dan semangat yang luar biasa terpancar dari dalam diri mereka. Semoga semuanya dapat tampil dengan bail dan membawa hasil terbaik untuk Indonesia," kata Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita.
Politisi dari Partai Golkar ini menjelaskan sebagian besar atlet yang akan berlaga di Asian Paragames 2018 adalah alumni dari BBRSBD Prof. DR. Soeharso Surakarta. Tercatat sebanyak 38 alumni berlaga pada 10 cabang olahraga yakni angkat berat, tenis meja, anggar, atletik, bola basket, boling, renang, bulu tangkis, panahan, dan paracycling.
"Ini tentunya menjadi sebuah kebanggaan bagi kami keluarga besar Kementerian Sosial. Anak-anak didik kami telah menunjukkan prestasi yang luar biasa, mampu tampil dengan baik dan konsisten dalam latihan sehingga dapat berkompetisi di Asian Para Games 2018," katanya menambahkan.
Agus mengungkapkan di BBRSBD, para penyandang disabilitas mendapatkan bimbingan vokasional, bimbingan sosial, bimbingan fisik, bimbingan mental spiritual, pelayanan kesehatan dan pemberian alat bantu.
"Di balai ini mereka ditempa menjadi mandiri, percaya diri, memiliki kompetensi dan optimistis dalam menjalani hari-hari kedepan setelah mereka lulus," katanya.
Untuk cabang olahraga panahan, ada 14 atlet yang siap berlaga pada kejuaraan empat tahunan khusus difabel itu. Saat ini mereka menjalani program latihan akhir sebelum pindah latihan ke Jakarta untuk beradaptasi dengan lokasi pertandingan yang akan digunakan.
Seperti diketahui Kemensos mengawal penuh upaya untuk mendorong kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Para Games yang ramah disabilitas. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2016 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Para Games 2018 dimana pada pasal 5 disebutkan bahwa Menteri Sosial merupakan anggota Panitia Pengarah dan merupakan Wakil Ketua I Panitia Penyelenggara Indonesia Asian Para Games 2018.
Bidang tugas Kementerian Sosial meliputi memberikan pelatihan kepada koordinator volunter Asian Para Games, memfasilitasi penyediaan transportasi yang memenuhi persyaratan aksesibilitas untuk peserta Asian Para Games.
Kemudian melakukan sosialisasi kepada penyandang disabilitas panti sosial, Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), monitoring dan evaluasi pada fasilitas yang digunakan selama penyelenggaraan Asian Para Games 2018, memfasilitasi penyandang disabilitas yang akan menyaksikan pertandingan, serta membantu mengkoordinasikan Games Legacy Asian Para Games 2018 untuk menjadikan Indonesia sebagai negara ramah disabilitas.
Menurut keterangan resmi yang diterima media di Jakarta, Kamis, Mensos meninjau dua lokasi latihan sekaligus yaitu cabang olahraga panahan di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. DR. Soeharso, Surakarta dan anggar di Pemusatan Latihan Nasional Wheelchair Fencing di Jalan Letjen Suprapto, Surakarta.
"Melihat para atlet disabilitas berlatih, saya merasakan energi dan semangat yang luar biasa terpancar dari dalam diri mereka. Semoga semuanya dapat tampil dengan bail dan membawa hasil terbaik untuk Indonesia," kata Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita.
Politisi dari Partai Golkar ini menjelaskan sebagian besar atlet yang akan berlaga di Asian Paragames 2018 adalah alumni dari BBRSBD Prof. DR. Soeharso Surakarta. Tercatat sebanyak 38 alumni berlaga pada 10 cabang olahraga yakni angkat berat, tenis meja, anggar, atletik, bola basket, boling, renang, bulu tangkis, panahan, dan paracycling.
"Ini tentunya menjadi sebuah kebanggaan bagi kami keluarga besar Kementerian Sosial. Anak-anak didik kami telah menunjukkan prestasi yang luar biasa, mampu tampil dengan baik dan konsisten dalam latihan sehingga dapat berkompetisi di Asian Para Games 2018," katanya menambahkan.
Agus mengungkapkan di BBRSBD, para penyandang disabilitas mendapatkan bimbingan vokasional, bimbingan sosial, bimbingan fisik, bimbingan mental spiritual, pelayanan kesehatan dan pemberian alat bantu.
"Di balai ini mereka ditempa menjadi mandiri, percaya diri, memiliki kompetensi dan optimistis dalam menjalani hari-hari kedepan setelah mereka lulus," katanya.
Untuk cabang olahraga panahan, ada 14 atlet yang siap berlaga pada kejuaraan empat tahunan khusus difabel itu. Saat ini mereka menjalani program latihan akhir sebelum pindah latihan ke Jakarta untuk beradaptasi dengan lokasi pertandingan yang akan digunakan.
Seperti diketahui Kemensos mengawal penuh upaya untuk mendorong kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Para Games yang ramah disabilitas. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2016 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Para Games 2018 dimana pada pasal 5 disebutkan bahwa Menteri Sosial merupakan anggota Panitia Pengarah dan merupakan Wakil Ketua I Panitia Penyelenggara Indonesia Asian Para Games 2018.
Bidang tugas Kementerian Sosial meliputi memberikan pelatihan kepada koordinator volunter Asian Para Games, memfasilitasi penyediaan transportasi yang memenuhi persyaratan aksesibilitas untuk peserta Asian Para Games.
Kemudian melakukan sosialisasi kepada penyandang disabilitas panti sosial, Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), monitoring dan evaluasi pada fasilitas yang digunakan selama penyelenggaraan Asian Para Games 2018, memfasilitasi penyandang disabilitas yang akan menyaksikan pertandingan, serta membantu mengkoordinasikan Games Legacy Asian Para Games 2018 untuk menjadikan Indonesia sebagai negara ramah disabilitas.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: