Agustinus, pria pemanjat baliho setinggi 25 meter dikira teknisi listrik
13 September 2018 21:58 WIB
Suasana jalan layang Raya Bogor, Pasar Rebo, Jakarta, saat aksi panjat tiang baliho, Rabu (12/9) petang. Pria pemanjat tiang baliho Pasar Rebo yang diduga bernama Agustinus Woro tersebut, sudah melakukan aksinya sejak pukul 02:00 WIB dengan membentangkan berbagai spanduk berisi kritikan dan tuntutan pada pemerintah. (Antara/Ricky Prayoga/18)
Jakarta (ANTARA News) - Pedagang di Pasar Rebo, Jakarta Timur, mengira Agustinus Woro yang melakukan aksi nekat memanjat dan bertahan di baliho setinggi 25 meter di samping jalan layang (flyover) Raya Bogor sejak Rabu (12/9) dinihari, adalah seorang teknisi listrik.
"Kami semua di sini mengira dia naik karena mau membetulkan listrik, kami juga tidak fokus memperhatikan karena dia datang dan naik pada jam 03:00 WIB, saat itu kami sedang beres-beres," kata Ayu (38), seorang pedagang sate kambing yang ditemui di depan pos polisi Pasar Rebo, Kamis.
Kecurigaan hilang karena Agustinus melakukan aksinya saat dinihari kendati ada hal mencurigakan seperti topi kupluk yang terus dipakai dan pembelian bekal rokok, kopi, air mineral dan bermacam roti dalam jumlah cukup banyak.
"Waktu itu dia datang sekitar jam 03:00 WIB ke warung sebelah saya, kupluknya terus dipakai dan setelah beli rokok, kopi, air mineral dan roti langsung naik. Kami sih pikirnya teknisi karena kan jam segitu juga biasa ada yang kerja teknisi-teknisi," ucap Ayu.
Menurut Ayu, aksi nekat Agustinus ini cukup membuat geger warga sekitar dan pengguna jalan hingga tak jarang terjadi kemacetan karena arus lalu lintas yang terhambat.
"Ya cukup geger, karena kan kita juga takut kenapa-kenapa sama bapak itu," ucapnya.
Agustinus yang memanjat baliho Pasar Rebo sejak Rabu (12/9) pukul 03:00 WIB dengan membentangkan spanduk yang berisi kritikan terhadap pemerintah, diketahui bermaksud menuntut keadilan atas kasus hukum yang menimpa dirinya dan keluarganya.
Hal itu diketahui usai Agustinus melempar surat yang ditujukan kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk mengusut kasus kematian keponakannya yang bernama David Natalis di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tidak dipercayainya tewas karena kecelakaan.
Selain melayangkan surat pada Kapolri dan Panglima TNI, Agustinus juga menulis surat yang isinya menerangkan dirinya baru mau turun jika mantan Ketua MK Mahfud MD dan Jimly Asshiddiqie datang ke lokasi untuk membantu dirinya menyelesaikan kasus yang diakuinya besar dan sudah dijanjikan Presiden Joko Widodo tersebut untuk diselesaikan.
Proses evakuasi Agustinus sendiri, berlangsung sekitar 45 menit dari pukul 16:49 WIB hingga 17:28 WIB. Agustinus akhirnya mau turun setelah dibujuk oleh Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie yang tiba di lokasi sekitar pukul 16:44 WIB dan menjanjikan memberi bantuan padanya.
Berhasilnya Agustinus dievakuasi dari baliho setinggi 25 meter tersebut, disambut tepukan tangan masyarakat sebagai apresiasi atas usaha petugas, sedangkan Agustinus sendiri disambut dengan pelukan dari Jimly ketika telah sampai di tanah. Dan untuk keperluan pemeriksaan Agustinus akhirnya dibawa ke Polsek Ciracas dan Polres Metro Jakarta Timur.
"Kami semua di sini mengira dia naik karena mau membetulkan listrik, kami juga tidak fokus memperhatikan karena dia datang dan naik pada jam 03:00 WIB, saat itu kami sedang beres-beres," kata Ayu (38), seorang pedagang sate kambing yang ditemui di depan pos polisi Pasar Rebo, Kamis.
Kecurigaan hilang karena Agustinus melakukan aksinya saat dinihari kendati ada hal mencurigakan seperti topi kupluk yang terus dipakai dan pembelian bekal rokok, kopi, air mineral dan bermacam roti dalam jumlah cukup banyak.
"Waktu itu dia datang sekitar jam 03:00 WIB ke warung sebelah saya, kupluknya terus dipakai dan setelah beli rokok, kopi, air mineral dan roti langsung naik. Kami sih pikirnya teknisi karena kan jam segitu juga biasa ada yang kerja teknisi-teknisi," ucap Ayu.
Menurut Ayu, aksi nekat Agustinus ini cukup membuat geger warga sekitar dan pengguna jalan hingga tak jarang terjadi kemacetan karena arus lalu lintas yang terhambat.
"Ya cukup geger, karena kan kita juga takut kenapa-kenapa sama bapak itu," ucapnya.
Agustinus yang memanjat baliho Pasar Rebo sejak Rabu (12/9) pukul 03:00 WIB dengan membentangkan spanduk yang berisi kritikan terhadap pemerintah, diketahui bermaksud menuntut keadilan atas kasus hukum yang menimpa dirinya dan keluarganya.
Hal itu diketahui usai Agustinus melempar surat yang ditujukan kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk mengusut kasus kematian keponakannya yang bernama David Natalis di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tidak dipercayainya tewas karena kecelakaan.
Selain melayangkan surat pada Kapolri dan Panglima TNI, Agustinus juga menulis surat yang isinya menerangkan dirinya baru mau turun jika mantan Ketua MK Mahfud MD dan Jimly Asshiddiqie datang ke lokasi untuk membantu dirinya menyelesaikan kasus yang diakuinya besar dan sudah dijanjikan Presiden Joko Widodo tersebut untuk diselesaikan.
Proses evakuasi Agustinus sendiri, berlangsung sekitar 45 menit dari pukul 16:49 WIB hingga 17:28 WIB. Agustinus akhirnya mau turun setelah dibujuk oleh Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie yang tiba di lokasi sekitar pukul 16:44 WIB dan menjanjikan memberi bantuan padanya.
Berhasilnya Agustinus dievakuasi dari baliho setinggi 25 meter tersebut, disambut tepukan tangan masyarakat sebagai apresiasi atas usaha petugas, sedangkan Agustinus sendiri disambut dengan pelukan dari Jimly ketika telah sampai di tanah. Dan untuk keperluan pemeriksaan Agustinus akhirnya dibawa ke Polsek Ciracas dan Polres Metro Jakarta Timur.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: