Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) memprioritaskan pembenahan teknik lari atlet-atlet perlombaan nomor lapangan sebagai program jangka panjang pemusatan latinan nasional atletik.

"Jika atlet-atlet nomor lari jarak pendek kami sudah berkembang baik, kami mampu untuk mengembangkan itu ke nomor-nomor lapangan," kata Sekretaris Umum PB PASI Tigor M. Tanjung di sela-sela pemberian bonus umroh bagi para atlet atletik selepas Asian Games 2018 di Jakarta, Kamis.

Tigor mengatakan perbaikan teknik lari juga diikuti atlet nomor lapangan seperti atlet lompat galah Idan Fauzan yang mampunyai rekor lompatan 5,3 meter.

"Perbaikan lompatan Idan karena teknik lari cepatnya sudah benar. Dia masih punya masa depan bagus karena masih berumur 18 tahun," katanya.

Namun, Tigor mengaku Idan bukan termasuk atlet yang diprioritaskan menuju Olimpiade Tokyo 2020 menyusul persaingan pada nomor lompat galah adalah enam meter.

"Kami akan mengikutsertakan Idan pada kejuaraan lain seperti SEA Games ataupun Kejuaraan Asia. Kami juga akan melihat nomor-nomor lapangan mana saja yang punya potensi untuk bersaingn di tingkat dunia," kata Tigor.

Sebelumnya, PASI memfokuskan tiga nomor perlombaan untuk mendapatkan kualifikasi ke Olimpiade Tokyo 2020 yaitu nomor lari 100 meter putra, lari 4x100 meter putra, dan lompat jauh putra.

Tigor mengaku masih akan melanjutkan program latihan dari pelatih asal Amerika Serikat Harry Marra menyusul peningkatan prestasi atletik Indonesia dalam kejuaraan junior atletik serta Asian Games 2018.

"Kami memang tidak dapat menilai kesuksesan Harry dari perolehan medali dalam Asian Games. Tapi, tim estafet mampu menembus 39 detik, Zohri menjadi juara dunia junior, dan Sapwaturrahman melompat sejauh delapan meter," kata Tigor.