PASI fokuskan tiga nomor menuju Olimpiade 2020
13 September 2018 18:32 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Mohamad Hasan (ketiga dari kiri), di Jakarta, Kamis, secara simbolis menyerahkan bonus umroh kepada 20 atlet dan ofisial yang telah mengikuti Asian Games 2018. Selain bonus umroh, PB PASI juga memberikan bonus tabungan masa depan kepada para atlet berprestasi. (Antara/Imam Santoso)
Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) memfokuskan tiga nomor perlombaan untuk mendapatkan kualifikasi ke Olimpiade Tokyo 2020 menyusul aturan baru Federasi Asosiasi Atletik Internasional (IAAF) tentang keikutsertaan para atlet dunia.
"Kami masih punya harapan pada nomor lari 100 meter putra, lari 4x100 meter putra, dan lompat jauh putra. Untuk nomor lain, kami harus benar-benar bekerja keras karena kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 berat sekali," kata Ketua Umum PB PASI Mohammad Hasan di sela-sela pemberian bonus umroh bagi para atlet atletik selepas Asian Games 2018 di Jakarta, Kamis.
Pria yang akrab disapa Bob Hasan itu mengatakan atlet-atlet lari 100 meter putra harus mampu berlari dengan catatan waktu di bawah 10 detik sehingga mampu berkompetisi dengan atlet-atlet dunia seperti atlet Jamaika.
"Kami juga harus mengikutsertakan atlet-atlet kami dalam beberapa kejuaraan seperti Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Qatar untuk mendapatkan poin. Persaingan cabang atlet menuju Olimpade 2020 melibatkan 230 negara," kata Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan itu.
Namun, lanjut Hasan, peta persaingan kejuaraan atletik dunia tidak hanya didominasi atlet-atlet Jamaika ataupun atlet Afrika tetapi juga atlet-atlet Asia timur seperti Jepang, China, dan Korea Selatan.
"Atlet-atlet kami harus mampu berlatih dengan teknik yang benar selain gizi yang benar. Kami akan fokuskan pada teknik berlatih seperti berlatih lari di kolam renang dan tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik saja," kata Hasan.
Selain melanjutkan program pemusatan latihan nasional atlet-atlet senior, PB PASI juga akan mencari bibit-bibit atlet nasional ke sejumlah daerah, terutama atlet nomor lari jarak pendek atau sprint.
"Dalam dua tahun ini, kami akan mencari atlet-atlet daerah sebanyak mungkin. Kami sudah menemukan lima atlet potensial dari daerah dan kami akan segera panggil untuk mengikuti pelatnas," katanya.
Federasi Asosiasi Atletik Internasional menetapkan batas waktu pengumpulan poin kualifikasi Olimpiade Tokyo untuk nomor lari 10 ribu meter, maraton, jalan cepat, dan dasalomba/saptalomba pada 1 Januari 2019 hingga 29 Juni 2020. Sedangkan nomor-nomor lain, termasuk lari 100 meter batas waktu pengumpulan poin kualifikasi dari 1 Juli 2019 hingga 29 Juni 2020.
Setiap negara hanya dapat mengikutsertakan maksimal tiga atlet mereka dalam nomor yang sama kecuali nomor estafet hanya satu tim.
Penentuan peringkat kualifikasi Olimpiade Tokyo dihitung dari skor rata-rata dari lima kejuaraan yang diikuti oleh seorang atlet, baik kejuaraan internasional atapun kejuaraan nasional. Kejuaraan internasional seperti kejuaraan dunia, kejuaraan dunia indoor, tentu punya nilai kualifikasi yang lebih tinggi dibanding kejuaraan nasional.
"Kami masih punya harapan pada nomor lari 100 meter putra, lari 4x100 meter putra, dan lompat jauh putra. Untuk nomor lain, kami harus benar-benar bekerja keras karena kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 berat sekali," kata Ketua Umum PB PASI Mohammad Hasan di sela-sela pemberian bonus umroh bagi para atlet atletik selepas Asian Games 2018 di Jakarta, Kamis.
Pria yang akrab disapa Bob Hasan itu mengatakan atlet-atlet lari 100 meter putra harus mampu berlari dengan catatan waktu di bawah 10 detik sehingga mampu berkompetisi dengan atlet-atlet dunia seperti atlet Jamaika.
"Kami juga harus mengikutsertakan atlet-atlet kami dalam beberapa kejuaraan seperti Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Qatar untuk mendapatkan poin. Persaingan cabang atlet menuju Olimpade 2020 melibatkan 230 negara," kata Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan itu.
Namun, lanjut Hasan, peta persaingan kejuaraan atletik dunia tidak hanya didominasi atlet-atlet Jamaika ataupun atlet Afrika tetapi juga atlet-atlet Asia timur seperti Jepang, China, dan Korea Selatan.
"Atlet-atlet kami harus mampu berlatih dengan teknik yang benar selain gizi yang benar. Kami akan fokuskan pada teknik berlatih seperti berlatih lari di kolam renang dan tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik saja," kata Hasan.
Selain melanjutkan program pemusatan latihan nasional atlet-atlet senior, PB PASI juga akan mencari bibit-bibit atlet nasional ke sejumlah daerah, terutama atlet nomor lari jarak pendek atau sprint.
"Dalam dua tahun ini, kami akan mencari atlet-atlet daerah sebanyak mungkin. Kami sudah menemukan lima atlet potensial dari daerah dan kami akan segera panggil untuk mengikuti pelatnas," katanya.
Federasi Asosiasi Atletik Internasional menetapkan batas waktu pengumpulan poin kualifikasi Olimpiade Tokyo untuk nomor lari 10 ribu meter, maraton, jalan cepat, dan dasalomba/saptalomba pada 1 Januari 2019 hingga 29 Juni 2020. Sedangkan nomor-nomor lain, termasuk lari 100 meter batas waktu pengumpulan poin kualifikasi dari 1 Juli 2019 hingga 29 Juni 2020.
Setiap negara hanya dapat mengikutsertakan maksimal tiga atlet mereka dalam nomor yang sama kecuali nomor estafet hanya satu tim.
Penentuan peringkat kualifikasi Olimpiade Tokyo dihitung dari skor rata-rata dari lima kejuaraan yang diikuti oleh seorang atlet, baik kejuaraan internasional atapun kejuaraan nasional. Kejuaraan internasional seperti kejuaraan dunia, kejuaraan dunia indoor, tentu punya nilai kualifikasi yang lebih tinggi dibanding kejuaraan nasional.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: