PUPR robohkan masjid terkondisi berbahaya akibat gempa
13 September 2018 16:04 WIB
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani (tengah) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kiri) dan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek (kanan) memimpin rapat koordinasi tingkat menteri di Kantor Kementerian Koordinator PMK, Jakarta, Jumat (31/8/2018). Rapat tersebut membahas percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi di Lombok. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Mataram, (ANTARA News) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, segera merobohkan sejumlah masjid yang terkondisi berbahaya akibat gempa bumi.
"Dari belasan masjid yang dilaporkan mengalami rusak berat akibat gempa bumi, kami menilai ada tiga masjid yang mendesak untuk dirobohkan karena kondisinya sangat mengkhawatirkan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPR) Mataram H Mahmuddin Tura di Mataram, Kamis.
Menurutnya, tiga masjid yang dinilai mendesak untuk dirobohkan itu adalah Masjid Riyadus Sholin Dasan Agung, Masjid Raudatul Jannah Pejeruk Ampenan dan Masjid Perumnas.
Untuk Masjid Riyadus Sholin Dasan Agung, kata Mahmuddin, berdasarkan hasil penilaian tim teknis menyarankan agar masjid tersebut dibongkar total sebab besi dan struktur bangunan, serta selasarnya sudah hancur.
"Apalagi, masjid itu memang bangunan tua sehingga tim teknis menyarankan untuk pembongkaran total, sebab dinilai sudah tidak layak," katanya.
Sementara Masjid Raudatul Jannah Pejeruk Ampenan mengalami kerusakan pada dudukan kubah masjid dan tangga masjid yang dinilai juga berbahya dan segera dilakukan pembongkaran, meskipun struktur bangun lain masih layak.
"Begitu juga dengan Masjid Perumas yang mengalami kerusakan pada kubah masjid dengan bentuk bertingkat mengalami kerusakan parah sebab kubahnya turun hingga lima meter atau menempel di lantai dua," katanya.
Mahmuddin mengakui, proses pembongkaran tiga masjid ini dinilai mendesak bahkan warga sekitar sudah berkali-kali mengusulkan hal itu, akan tetapi sejauh ini pihaknya belum dapat melakukan pembongkaran karena keterbatasan personel dan alat berat.
Personel dan alat berat itu hingga saat ini masih disiagakan pada empat lingkungan yang terdampak gempa bumi paling parah yakni di Lingkungan Pengempel Indah, Gontoran, Tegal dan Jangkuk.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya telah meminta warga setempat untuk sementara tidak beraktivitas di dalam masjid dan dipasangkan garis polisi.
"Setelah proses pembongkaran dan pembersihan areal di empat lingkungan tersebut, tim kami akan prioritaskan untuk pembongkaran masjid yang diusulkan warga," katanya.*
Baca juga: ACT bersama asuransi syariah salurkan bantuan bencana di Lombok
Baca juga: Kemenko PMK pastikan koordinasi rehabilitasi-rekonstruksi di NTB berjalan baik
"Dari belasan masjid yang dilaporkan mengalami rusak berat akibat gempa bumi, kami menilai ada tiga masjid yang mendesak untuk dirobohkan karena kondisinya sangat mengkhawatirkan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPR) Mataram H Mahmuddin Tura di Mataram, Kamis.
Menurutnya, tiga masjid yang dinilai mendesak untuk dirobohkan itu adalah Masjid Riyadus Sholin Dasan Agung, Masjid Raudatul Jannah Pejeruk Ampenan dan Masjid Perumnas.
Untuk Masjid Riyadus Sholin Dasan Agung, kata Mahmuddin, berdasarkan hasil penilaian tim teknis menyarankan agar masjid tersebut dibongkar total sebab besi dan struktur bangunan, serta selasarnya sudah hancur.
"Apalagi, masjid itu memang bangunan tua sehingga tim teknis menyarankan untuk pembongkaran total, sebab dinilai sudah tidak layak," katanya.
Sementara Masjid Raudatul Jannah Pejeruk Ampenan mengalami kerusakan pada dudukan kubah masjid dan tangga masjid yang dinilai juga berbahya dan segera dilakukan pembongkaran, meskipun struktur bangun lain masih layak.
"Begitu juga dengan Masjid Perumas yang mengalami kerusakan pada kubah masjid dengan bentuk bertingkat mengalami kerusakan parah sebab kubahnya turun hingga lima meter atau menempel di lantai dua," katanya.
Mahmuddin mengakui, proses pembongkaran tiga masjid ini dinilai mendesak bahkan warga sekitar sudah berkali-kali mengusulkan hal itu, akan tetapi sejauh ini pihaknya belum dapat melakukan pembongkaran karena keterbatasan personel dan alat berat.
Personel dan alat berat itu hingga saat ini masih disiagakan pada empat lingkungan yang terdampak gempa bumi paling parah yakni di Lingkungan Pengempel Indah, Gontoran, Tegal dan Jangkuk.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya telah meminta warga setempat untuk sementara tidak beraktivitas di dalam masjid dan dipasangkan garis polisi.
"Setelah proses pembongkaran dan pembersihan areal di empat lingkungan tersebut, tim kami akan prioritaskan untuk pembongkaran masjid yang diusulkan warga," katanya.*
Baca juga: ACT bersama asuransi syariah salurkan bantuan bencana di Lombok
Baca juga: Kemenko PMK pastikan koordinasi rehabilitasi-rekonstruksi di NTB berjalan baik
Pewarta: Nirkomala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: