Tiga hotel di Bali difungsikan menjadi kantor delegasi IMF-WB
13 September 2018 13:38 WIB
Ratusan seniman menampilkan Kesenian Okokan saat syukuran penyelesaian patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Jimbaran, Bali, Sabtu (4/8/2018). Patung setinggi 121 meter tersebut terdiri dari 754 modul dirancang selama 28 tahun oleh seniman Nyoman Nuarta yang nantinya akan digunakan untuk menyambut para delegasi Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (Annual Meeting IMF-WB) 2018. (ANTARA FOTO/Wira Suryantala)
Nusa Dua (ANTARA News) - Tiga hotel di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, akan difungsikan menjadi kantor sementara untuk para delegasi Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (WB) pada 8-14 Oktober 2018.
"Total ada sekitar 600 kamar yang disulap menjadi kantor untuk para delegasi," kata Direktur Pemasaran dan Operasional Pacto Convex Indonesia Wiwin Kurniawan selaku pelaksana Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Kamis.
Menurut dia, ada tiga hotel mewah di kawasan Nusa Dua yang disulap menjadi kantor sementara di antaranya seluruh kamar di Hotel Westin, Bali Nusa Dua Hotel, dan 42 kamar di Hotel Grand Whiz Nusa Dua.
Wiwin menambahkan, pihaknya akan memulai proses pembuatan kantor pada 24 September 2018 dengan mengeluarkan seluruh fasilitas di dalam kamar hotel seperti kasur. Sedangkan fasilitas yang melekat di kamar seperti meja, tidak akan dikeluarkan dari kamar tersebut. "Fasilitas yang dikeluarkan tersebut akan diatur oleh masing-masing hotel," katanya.
Kantor-kantor dan ruangan kecil-kecil untuk pertemuan mini bagi para delegasi itu, kata dia, akan dilengkapi sejumlah peralatan pendukung di antaranya laptop baru yang dibeli oleh Kementerian Keuangan.
Wiwin menambahkan persiapan sudah mencapai 95 persen untuk panitia pelaksana swasta yang yang diberi tugas dari panitia nasional. "Malah sekarang sudah ada ada pemasangan untuk `video village`. Itu pusat data yang disebar ke semua ruangan," katanya.
Ia mengungkapkan, pihaknya tidak menemui kesulitan dalam mengubah kamar hotel menjadi ruangan kantor sementara. Namun, mengingat jumlah delegasi dan negara yang banyak, lanjut dia, membutuhkan penanganan yang lebih besar dan kompleks.
Untuk membantu kelancaran pemasangan sejumlah peralatan dan mendukung pertemuan akbar itu, pihaknya mengerahkan sekitar 1.500 orang terdiri dari 450 petugas pendamping, 200 orang sukarelawan hingga tenaga lapangan dari pemandu wisata dan mahasiswa.
Selain itu, pihaknya juga menggandeng asosiasi transportasi pariwisata di Bali yakni Pawiba untuk penyediaan bus serta perusahaan taksi dan transportasi yang semuanya merupakan pelaku lokal di Pulau Dewata.
Panitia Nasional Pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali mengerahkan dua panitia pelaksana dari swasta yakni Pacto dan Royalindo sebagai penyelenggara resmi selama pertemuan itu berlangsung.
Baca juga: Soal Pertemuan IMF, Indonesia jauh lebih efisien
"Total ada sekitar 600 kamar yang disulap menjadi kantor untuk para delegasi," kata Direktur Pemasaran dan Operasional Pacto Convex Indonesia Wiwin Kurniawan selaku pelaksana Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Kamis.
Menurut dia, ada tiga hotel mewah di kawasan Nusa Dua yang disulap menjadi kantor sementara di antaranya seluruh kamar di Hotel Westin, Bali Nusa Dua Hotel, dan 42 kamar di Hotel Grand Whiz Nusa Dua.
Wiwin menambahkan, pihaknya akan memulai proses pembuatan kantor pada 24 September 2018 dengan mengeluarkan seluruh fasilitas di dalam kamar hotel seperti kasur. Sedangkan fasilitas yang melekat di kamar seperti meja, tidak akan dikeluarkan dari kamar tersebut. "Fasilitas yang dikeluarkan tersebut akan diatur oleh masing-masing hotel," katanya.
Kantor-kantor dan ruangan kecil-kecil untuk pertemuan mini bagi para delegasi itu, kata dia, akan dilengkapi sejumlah peralatan pendukung di antaranya laptop baru yang dibeli oleh Kementerian Keuangan.
Wiwin menambahkan persiapan sudah mencapai 95 persen untuk panitia pelaksana swasta yang yang diberi tugas dari panitia nasional. "Malah sekarang sudah ada ada pemasangan untuk `video village`. Itu pusat data yang disebar ke semua ruangan," katanya.
Ia mengungkapkan, pihaknya tidak menemui kesulitan dalam mengubah kamar hotel menjadi ruangan kantor sementara. Namun, mengingat jumlah delegasi dan negara yang banyak, lanjut dia, membutuhkan penanganan yang lebih besar dan kompleks.
Untuk membantu kelancaran pemasangan sejumlah peralatan dan mendukung pertemuan akbar itu, pihaknya mengerahkan sekitar 1.500 orang terdiri dari 450 petugas pendamping, 200 orang sukarelawan hingga tenaga lapangan dari pemandu wisata dan mahasiswa.
Selain itu, pihaknya juga menggandeng asosiasi transportasi pariwisata di Bali yakni Pawiba untuk penyediaan bus serta perusahaan taksi dan transportasi yang semuanya merupakan pelaku lokal di Pulau Dewata.
Panitia Nasional Pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali mengerahkan dua panitia pelaksana dari swasta yakni Pacto dan Royalindo sebagai penyelenggara resmi selama pertemuan itu berlangsung.
Baca juga: Soal Pertemuan IMF, Indonesia jauh lebih efisien
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018
Tags: