KPAI tegaskan akar masalah tawuran harus diurai
12 September 2018 20:57 WIB
Barang bukti senjata tajam milik pelajar yang akan melakukan tawuran ditunjukan petugas Kepolisian di Mako Polres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (25/11/2017). Polisi berhasil menangkap 87 siswa pelaku tawuran pelajar beserta barang bukti senjata tajam milik mereka. (ANTARA /Yulius Satria Wijaya )
Jakarta (ANTARA News) - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan, Retno Listiyarti pada Rabu di Jakarta menegaskan, perlunya orang tua dan guru mengetahui akar masalah yang menimbulkan tawuran di kalangan pelajar.
Hal ini dikatakan Retno menanggapi kejadian tawuran yang menewaskan seorang siswa di Jakarta Selatan satu pekan lalu.
“Penyelesaian harus fokus menemukan akar masalah dan dilakukan pendekatan mediasi yang melibatkan orang tua siswa,” kata Retno.
Baca juga: KPAI: 202 anak dihukum karena tawuran
Dia menyebut para orang tua dan guru harus memiliki media sosial dan mengetahui aktivitas anak-anak mereka di sana dan jika ada potensi melakukan tawuran bisa dilakukan langkah preventif.
“Penyelesaian kasus tawuran pelajar juga harus melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah OPD terkait seperti Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga serta para kepala sekolah yang lokasi sekolahnya berdekatan,” kata dia.
Retno pun memikirkan digelarnya sebuah acara rutin berbagai kegiatan pentas seni maupun olahraga bersama antar-sekolah yang kerap tawuran sehingga energi negatif bisa dihilangkan dan saat melakukan aktivitas bersama bisa saling mengenal lebih dalam sehingga meminimalkan konflik.
“Asian Games 2018 adalah contoh positif ketika ribuan pelajar dari berbagai sekolah menyatu, berlatih menari selama beberapa bulan, sehingga menghasilkan tarian indah yang kita saksikan saat pembukaan Asian Games 2018 lalu di GBK Jakarta,” ucap dia.
Baca juga: KPAI sebut medsos tempat pemicu tawuran
Hal ini dikatakan Retno menanggapi kejadian tawuran yang menewaskan seorang siswa di Jakarta Selatan satu pekan lalu.
“Penyelesaian harus fokus menemukan akar masalah dan dilakukan pendekatan mediasi yang melibatkan orang tua siswa,” kata Retno.
Baca juga: KPAI: 202 anak dihukum karena tawuran
Dia menyebut para orang tua dan guru harus memiliki media sosial dan mengetahui aktivitas anak-anak mereka di sana dan jika ada potensi melakukan tawuran bisa dilakukan langkah preventif.
“Penyelesaian kasus tawuran pelajar juga harus melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah OPD terkait seperti Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga serta para kepala sekolah yang lokasi sekolahnya berdekatan,” kata dia.
Retno pun memikirkan digelarnya sebuah acara rutin berbagai kegiatan pentas seni maupun olahraga bersama antar-sekolah yang kerap tawuran sehingga energi negatif bisa dihilangkan dan saat melakukan aktivitas bersama bisa saling mengenal lebih dalam sehingga meminimalkan konflik.
“Asian Games 2018 adalah contoh positif ketika ribuan pelajar dari berbagai sekolah menyatu, berlatih menari selama beberapa bulan, sehingga menghasilkan tarian indah yang kita saksikan saat pembukaan Asian Games 2018 lalu di GBK Jakarta,” ucap dia.
Baca juga: KPAI sebut medsos tempat pemicu tawuran
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018
Tags: