BPPT sebut perlu industri manufaktur substitusi impor
12 September 2018 20:49 WIB
Presiden RI ke-3 BJ Habibie berfoto bersama para peraih anugerah BPPT pada HUT BPPT ke-40 di Jakarta, Kamis (23/8/2018). Lembaga Kantor Berita Antara juga memperoleh Anugerah Jurnalitik 2018 yang diterima Direktur Pemberitaan Antara Akhmad Munir. (Foto: istimewa)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto mengatakan perlu mengembangkan industri manufaktur substitusi impor melalui pemanfaatan teknologi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi defisit transaksi berjalan.
"Untuk mengatasi defisit transaksi berjalan dimana nilai impor melebihi nilai ekspor maka kemampuan industri manufaktur Indonesia terutama dalam penguasaan teknologi dan inovasi perlu ditingkatkan," kata Unggul di Kantor BPPT, Jakarta, Rabu.
Dia menuturkan dengan membangun lebih banyak industri manufaktur substitusi impor dan juga mendorong industri bertujuan ekspor serta meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri, akan membantu mengatasi defisit transaksi berjalan.
Dia mengatakan selama ini dalam skala tertentu, BPPT terus melakukan industrialisasi teknologi untuk mengembangkan industri dalam negeri.
BPPT telah menjembatani teknologi ke industri baik untuk meningkatkan kemampuan inovasi produk maupun proses produksi di kalangan industri.
Baca juga: BPPT dorong pengembangan industri galangan kapal nasional
"BPPT siap mendapat penugasan untuk mendukung industri manufaktur di Indonesia lebih luas lagi," ujarnya.
Selain mendukung industri manufaktur nasional, BPPT juga mendorong tumbuhnya kewirausahaan berbasis teknologi (technopreneurship) dengan proses inkubasi perusahaan-perusahaan pemula berbasis teknologi (technology based start-up companies).
Dia mencontohkan PT Neoalgae Indonesia Makmur yang memproduksi mikroalga spirulina tropis air tawar dan PT Indocore Rekayasa Teknologi yang memproduksi alat inspeksi Crawler untuk pengendalian korosi.
Melalui fasilitasi pembangunan Science and Techno Park di berbagai daerah, BPPT turut mendukung meningkatkan kapasitas inovatif di daerah-daerah yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah berbasis inovasi.
Science and Techno Park yang difasilitasi BPPT antara lain Techno Park Cimahi yang berbasis industri animasi, Techno Park Pelalawan yang berbasis industri hilir kelapa sawit serta Techno Park Bantaeng yang berbasis industri benih berbasis teknologi.
Baca juga: BPPT berperan pimpin revolusi industri 4.0
"Untuk mengatasi defisit transaksi berjalan dimana nilai impor melebihi nilai ekspor maka kemampuan industri manufaktur Indonesia terutama dalam penguasaan teknologi dan inovasi perlu ditingkatkan," kata Unggul di Kantor BPPT, Jakarta, Rabu.
Dia menuturkan dengan membangun lebih banyak industri manufaktur substitusi impor dan juga mendorong industri bertujuan ekspor serta meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri, akan membantu mengatasi defisit transaksi berjalan.
Dia mengatakan selama ini dalam skala tertentu, BPPT terus melakukan industrialisasi teknologi untuk mengembangkan industri dalam negeri.
BPPT telah menjembatani teknologi ke industri baik untuk meningkatkan kemampuan inovasi produk maupun proses produksi di kalangan industri.
Baca juga: BPPT dorong pengembangan industri galangan kapal nasional
"BPPT siap mendapat penugasan untuk mendukung industri manufaktur di Indonesia lebih luas lagi," ujarnya.
Selain mendukung industri manufaktur nasional, BPPT juga mendorong tumbuhnya kewirausahaan berbasis teknologi (technopreneurship) dengan proses inkubasi perusahaan-perusahaan pemula berbasis teknologi (technology based start-up companies).
Dia mencontohkan PT Neoalgae Indonesia Makmur yang memproduksi mikroalga spirulina tropis air tawar dan PT Indocore Rekayasa Teknologi yang memproduksi alat inspeksi Crawler untuk pengendalian korosi.
Melalui fasilitasi pembangunan Science and Techno Park di berbagai daerah, BPPT turut mendukung meningkatkan kapasitas inovatif di daerah-daerah yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah berbasis inovasi.
Science and Techno Park yang difasilitasi BPPT antara lain Techno Park Cimahi yang berbasis industri animasi, Techno Park Pelalawan yang berbasis industri hilir kelapa sawit serta Techno Park Bantaeng yang berbasis industri benih berbasis teknologi.
Baca juga: BPPT berperan pimpin revolusi industri 4.0
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018
Tags: