Jakarta (ANTARA News) - Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Erick Thohir, menegaskan, mereka akan menghindari kata-kata bernuansa pertarungan untuk menyebut Pemilu 2019.

"Kata pertarungan itu lebih identik dengan kekerasan yang menyebabkan petarungnya luka-luka. Pemilihan presiden bukanlah suatu pertarungan, tapi proses demokrasi untuk memilih pemimpin nasional," kata dia, di Jakarta, Rabu.

Mereka menempati Gedung High End di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, sebagai kantor tim itu. Hari ini juga untuk pertama kalinya dia memimpin tim kampanye itu.

Ia juga katakan, dia memiliki visi untuk terus membangun Indonesia, membangun untuk kesejahteraan rakyat. "visi yang saya miliki sejalan dengan Nawa Cita II yang menjadi visi dan misi pasangan Jokowi-Ma'ruf saat ini," katanya.

Menurut Erick, kalau kata-katanya bernuansapertarungan, maka ada pihak yang terluka. "Biasanya yang terluka itu rakyat. Itu yang kita tidak mau. Pemilu presiden itu bukan pertarungan," katanya.

Pemilik klub sepak bola profesional Inter Milan di Italia ini menyatakan akan fokus untuk menjadikan pemilu presiden 2019 sebagai forum pesta demokrasi yang bersahabat dan bermartabat. Dia mencontohkan bahwa dia bersahabat dan membangun komunikasi hangat dengan pasangan lain calon presiden dan wakil presiden, yaitu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Di depan publik, dia berjabat tangan dan berpelukan dengan Uno, temannya sejak remaja sebelum sama-sama meniti karir sebagai pebisnis muda. Itu terjadi saat mereka hadir pada akad nikah putra kedua DPR, Bambang Soesatyo, di Komplek Pejabat Tinggi Negara, di Widya Chandra, Jakarta, Sabtu (8/9).

"Saya beberapa kali bertemu dengan calon wakil presiden dari sana. Kami biasa saja," katanya.