Artikel
Pembinaan bibit atlet daerah ciptakan generasi emas
9 September 2018 23:54 WIB
Pesilat Indonesia peraih medali emas Abdul Malik berpose usai upacara penyerahan medali Kelas B Putra Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Senin (27/8/2018). (ANTARA FOTO/INASGOC/Melvinas Priananda)
Manado, (ANTARA News) - Keberhasilan yang dicapai para atlet untuk meraih juara tidak semudah membalik telapak tangan.
Selain memiliki potensi, bakat, kemauan, dan motivasi, para atlet tersebut juga memerlukan pelatihan, pembinaan secara kontinu dan serius sejak dini.
Terlebih di daerah yang masih minim fasilitas dan sponsor, membutuhkan "sentuhan" untuk bisa berprestasi baik tingkat nasional terlebih internasional.
Kondisi tersebut juga menjadi perhatian Pemerintah Sulawesi Utara (Sulut) dalam memajukan olah raga di daerah "Nyiur Melambai".
Melalui program Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga (PPLP) pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga Sulut, Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw memberikan perhatian terhadap pengembangan olahraga di daerah itu.
Dengan PPLP tersebut, dilakukan pembinaan terhadap atlet-atlet muda yang berprestasi sejak dini.
"PPLP memberikan pembinaan pelatihan kepada atlet pelajar berprestasi mulai duduk di bangku SMP dan SMA," kata Kepala Bidang Pembudayaan Dinas Kepemudaan dan Olahraga Sulut Chris Sondakh.
Chris menuturkan, saat atlet muda berbakat dan berprestasi tersebut masuk PPLP, kebutuhan hidupnya telah ditanggung
Seperti uang sekolah, uang makan, uang saku telah disiapkan pemerintah untuk membiayainya.
"Dengan demikian atlet tersebut akan fokus terhadap latihan olahraga untuk bisa berprestasi, dengan tidak mengabaikan pendidikan atau sekolah," katanya.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Sulawesi Utara Marshel Sendoh mengatakan pada PPLP Sulut di tahun 2018 ini, telah melakukan pembinaan pada lima cabang olahraga dan empat puluh tujuh atlet.
Terdiri cabang olahraga tinju 12 atlet, bulutangkis delapan atlet , anggar delapan atlet, taekwondo delapan atlit dan pencak silat sebelas atlit.
Untuk calon atlet, dilakukan seleksi secara terbuka dan pesertanya dari lima belas kabupaten kota se Provinsi Sulut.
Kelima belas daerah itu, terdiri Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Kabupaten Bolaang Mongondow.
Selanjutnya Kota Kotamobagu, Kota Manado, Kota Tomohon, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepuluan Sitaro.
Selain seleksi secara terbuka itu, setiap tahun diadakan evaluasi terhadap para atlet.
Apabila atlet tersebut tidak lagi menunjukkan prestasi ataupun fisiknya di bawah standard, atlit yang bersangkutan dikenakan degradasi.
Degradasi juga diberlakukan kepada atlet yang tidak disiplin atau melakukan kesalahan. "Langkah ini dilakukan dengan maksud bahwa atlet PPLP setelah selesai diharapkan memiliki prestasi yang hebat," kata Marshel
Dia menambahkan, sesuai program kerja Dinas Kepemudaan dan Olahraga Sulut, tahun 2019 yang akan datang ada beberapa penambahan cabang olahraga dan atlet yang akan dibina melalui PPLP.
"Seperti cabang olahraga layar dan karate, yang kesemuanya ini untuk membawa Sulut semakin hebat dibidang olahraga," katanya.
Kontribusi PPLP
Kehadiran PLLP tersebut telah membuahkan hasil bagi para atlet yang tidak saja berprestasi pada tingkat nasional tetapi juga internasional.
Kabid Pembudayaan Dinas Kepemudaan dan Olahraga Sulut Chris Sondakh mengatakan terdapat beberapa atlet PPLP maupun jebolan PPLP yang tidak saja telah mengharumkan Sulut, tetapi juga Indonesia.
Seperti pesilat Abdul Malik, jebolan PPLP yang berhasil meraih medali emas pada Asian Games 2018 di Jakarta.
Pesilat yang pernah mengecap PPLP itu dan turun pada kelas B Putra 50-55 Kg, meraih medali emas yang ke-20 bagi Indonesia di pesta olahraga akbar Asia tersebut.
Selain itu juga terdapat jebolan PPLP, petinju Varen Papendang, yang memperkuat tim Indonesia di Asian Games.
Kemudian petinju Juan Abas meraih medali emas pada kejuaraan Tinju Internasional Kapolri Cup II, di Manado, Sulut pada Juli 2018.
Serta atlet bulutangkis Ichsan Rumbay yang pernah merasakan binaan PPLP Sulut, yang saat ini berada di Pelatnas.
Prestasi lainnya dicapai adalah atlet PPLP saat ini yakni Hidayat Limonu, berhasil meraih medali emas pada kejuaraan dunia pencak silat junior dilaksanakan di Thailand, April 2018.
Wakil Sekretaris KONI Sulut Deny Andres mengatakan peran dan kontribusi PPLP bagi binaan prestasi atlet olahraga di daerah ini cukup besar.
PPLP telah melahirkan atlet yang berprestasi nasional maupun internasional seperti di Pencak Silat Amelia Roring, Abdul Malik, Hidayat Limonu.
Cabang tinju Varen Papendang, Juan Abas, cabang bulutangkis Ichsan Rumbay dan cabang anggar Cynthia Pua, Richard Tarega.
Kehadiran PPLP sangat penting dalam meningkatkan atlet-atlet untuk berprestasi ditingkat nasional dan internasional.
Sehingga adanya PPLP ini diharapkan terus dalam menciptakan generasi emas bagi keharuman nama daerah maupun bangsa pada berbagai ajang kejuaraan.*
Baca juga: Pembinaan atlet muda jadi prioritas
Baca juga: Masa puber, rintangan yang harus ditaklukkan atlet usia dini
Selain memiliki potensi, bakat, kemauan, dan motivasi, para atlet tersebut juga memerlukan pelatihan, pembinaan secara kontinu dan serius sejak dini.
Terlebih di daerah yang masih minim fasilitas dan sponsor, membutuhkan "sentuhan" untuk bisa berprestasi baik tingkat nasional terlebih internasional.
Kondisi tersebut juga menjadi perhatian Pemerintah Sulawesi Utara (Sulut) dalam memajukan olah raga di daerah "Nyiur Melambai".
Melalui program Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga (PPLP) pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga Sulut, Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw memberikan perhatian terhadap pengembangan olahraga di daerah itu.
Dengan PPLP tersebut, dilakukan pembinaan terhadap atlet-atlet muda yang berprestasi sejak dini.
"PPLP memberikan pembinaan pelatihan kepada atlet pelajar berprestasi mulai duduk di bangku SMP dan SMA," kata Kepala Bidang Pembudayaan Dinas Kepemudaan dan Olahraga Sulut Chris Sondakh.
Chris menuturkan, saat atlet muda berbakat dan berprestasi tersebut masuk PPLP, kebutuhan hidupnya telah ditanggung
Seperti uang sekolah, uang makan, uang saku telah disiapkan pemerintah untuk membiayainya.
"Dengan demikian atlet tersebut akan fokus terhadap latihan olahraga untuk bisa berprestasi, dengan tidak mengabaikan pendidikan atau sekolah," katanya.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Sulawesi Utara Marshel Sendoh mengatakan pada PPLP Sulut di tahun 2018 ini, telah melakukan pembinaan pada lima cabang olahraga dan empat puluh tujuh atlet.
Terdiri cabang olahraga tinju 12 atlet, bulutangkis delapan atlet , anggar delapan atlet, taekwondo delapan atlit dan pencak silat sebelas atlit.
Untuk calon atlet, dilakukan seleksi secara terbuka dan pesertanya dari lima belas kabupaten kota se Provinsi Sulut.
Kelima belas daerah itu, terdiri Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Kabupaten Bolaang Mongondow.
Selanjutnya Kota Kotamobagu, Kota Manado, Kota Tomohon, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepuluan Sitaro.
Selain seleksi secara terbuka itu, setiap tahun diadakan evaluasi terhadap para atlet.
Apabila atlet tersebut tidak lagi menunjukkan prestasi ataupun fisiknya di bawah standard, atlit yang bersangkutan dikenakan degradasi.
Degradasi juga diberlakukan kepada atlet yang tidak disiplin atau melakukan kesalahan. "Langkah ini dilakukan dengan maksud bahwa atlet PPLP setelah selesai diharapkan memiliki prestasi yang hebat," kata Marshel
Dia menambahkan, sesuai program kerja Dinas Kepemudaan dan Olahraga Sulut, tahun 2019 yang akan datang ada beberapa penambahan cabang olahraga dan atlet yang akan dibina melalui PPLP.
"Seperti cabang olahraga layar dan karate, yang kesemuanya ini untuk membawa Sulut semakin hebat dibidang olahraga," katanya.
Kontribusi PPLP
Kehadiran PLLP tersebut telah membuahkan hasil bagi para atlet yang tidak saja berprestasi pada tingkat nasional tetapi juga internasional.
Kabid Pembudayaan Dinas Kepemudaan dan Olahraga Sulut Chris Sondakh mengatakan terdapat beberapa atlet PPLP maupun jebolan PPLP yang tidak saja telah mengharumkan Sulut, tetapi juga Indonesia.
Seperti pesilat Abdul Malik, jebolan PPLP yang berhasil meraih medali emas pada Asian Games 2018 di Jakarta.
Pesilat yang pernah mengecap PPLP itu dan turun pada kelas B Putra 50-55 Kg, meraih medali emas yang ke-20 bagi Indonesia di pesta olahraga akbar Asia tersebut.
Selain itu juga terdapat jebolan PPLP, petinju Varen Papendang, yang memperkuat tim Indonesia di Asian Games.
Kemudian petinju Juan Abas meraih medali emas pada kejuaraan Tinju Internasional Kapolri Cup II, di Manado, Sulut pada Juli 2018.
Serta atlet bulutangkis Ichsan Rumbay yang pernah merasakan binaan PPLP Sulut, yang saat ini berada di Pelatnas.
Prestasi lainnya dicapai adalah atlet PPLP saat ini yakni Hidayat Limonu, berhasil meraih medali emas pada kejuaraan dunia pencak silat junior dilaksanakan di Thailand, April 2018.
Wakil Sekretaris KONI Sulut Deny Andres mengatakan peran dan kontribusi PPLP bagi binaan prestasi atlet olahraga di daerah ini cukup besar.
PPLP telah melahirkan atlet yang berprestasi nasional maupun internasional seperti di Pencak Silat Amelia Roring, Abdul Malik, Hidayat Limonu.
Cabang tinju Varen Papendang, Juan Abas, cabang bulutangkis Ichsan Rumbay dan cabang anggar Cynthia Pua, Richard Tarega.
Kehadiran PPLP sangat penting dalam meningkatkan atlet-atlet untuk berprestasi ditingkat nasional dan internasional.
Sehingga adanya PPLP ini diharapkan terus dalam menciptakan generasi emas bagi keharuman nama daerah maupun bangsa pada berbagai ajang kejuaraan.*
Baca juga: Pembinaan atlet muda jadi prioritas
Baca juga: Masa puber, rintangan yang harus ditaklukkan atlet usia dini
Pewarta: Jorie MR Darondo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: