Festival 1.000 Obor Batang diagendakan jadi kalender wisata
9 September 2018 12:02 WIB
Tradisi Takbiran Solo Sejumlah anak mengikuti takbir keliling menggunakan obor di Kampung Sewu, Solo, Jawa Tengah, Kamis(16/7/15) malam. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Batang (ANTARA News) - "Festival Seribu Obor" yang dilaksanakan oleh warga Desa Pranten, Kecamatan Bawang pada rangkaian menyambut 1 Muharam atau malam 1 Syura, diagendakan oleh Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menjadi kalender wisata tahunan.
Bupati Batang Wihaji di Batang, Minggu, mengatakan bahwa selama ini pawai obor yang dilaksanakan warga setempat hanya sebatas bertujuan menyambut malam 1 Syura sehingga ke depan tradisi ini akan dijadikan kalender wisata di daerah.
"Tradisi pawai obor yang dilaksanakan oleh warga Desa Pranten sangat luar biasa, Oleh karena, tradisi ini akan kita kemas menjadi agenda kalender tahunan karena kegitan ini memiliki daya tarik pengunjung wisata," katanya.
Menurut dia, wilayah Desa Pranten yang memiliki ketinggian 2.000 meter di atas permukaan air laut (Mdpl) dan berdekatan kawasan Dieng ini memiliki banyak potensi wisata alam yang dapat ditawarkan pada pengunjung.
Apabila potensi wisata alam ini dipadukan dengan "Festival Seribu Obor", lanjut Bupati Batang, maka hal itu akan menambah daya tarik sendiri bagi pengunjung wisata.
"Festival Seribu Obor ini akan menjadi alternatif bagi Festival Dieng Cultur karena sama-sama memiliki daya tarik sendiri dengan mengedepankan kearifan lokal yang sama tetapi dengan kemasan yang berbeda," katanya.
Ketua Tradisi Pawai Obor Sumadi mengatakan kegiatan pawai obor yang dilaksanakan Sabtu malam (8/9) hingga Minggu pagi (9/9) semula sekadar mendukung inisiatif pemuda Desa Pranten untuk mengenang sejarah masyarakat setiap pukul 02.00 sudah melakukan aktivitas warga yang akan menjual hasil pertanian berjalan kaki dengan membawa obor.
"Tradisi obor Ini merupakan inisiatif pemuda Desa Pranten guna mendukung "Visit to Batang 2022" karena desa kami juga memiliki wisata bagus seperti Curug Lawe air panas dan agrowista pertanian sayur," kata Sumadi.
Bupati Batang Wihaji di Batang, Minggu, mengatakan bahwa selama ini pawai obor yang dilaksanakan warga setempat hanya sebatas bertujuan menyambut malam 1 Syura sehingga ke depan tradisi ini akan dijadikan kalender wisata di daerah.
"Tradisi pawai obor yang dilaksanakan oleh warga Desa Pranten sangat luar biasa, Oleh karena, tradisi ini akan kita kemas menjadi agenda kalender tahunan karena kegitan ini memiliki daya tarik pengunjung wisata," katanya.
Menurut dia, wilayah Desa Pranten yang memiliki ketinggian 2.000 meter di atas permukaan air laut (Mdpl) dan berdekatan kawasan Dieng ini memiliki banyak potensi wisata alam yang dapat ditawarkan pada pengunjung.
Apabila potensi wisata alam ini dipadukan dengan "Festival Seribu Obor", lanjut Bupati Batang, maka hal itu akan menambah daya tarik sendiri bagi pengunjung wisata.
"Festival Seribu Obor ini akan menjadi alternatif bagi Festival Dieng Cultur karena sama-sama memiliki daya tarik sendiri dengan mengedepankan kearifan lokal yang sama tetapi dengan kemasan yang berbeda," katanya.
Ketua Tradisi Pawai Obor Sumadi mengatakan kegiatan pawai obor yang dilaksanakan Sabtu malam (8/9) hingga Minggu pagi (9/9) semula sekadar mendukung inisiatif pemuda Desa Pranten untuk mengenang sejarah masyarakat setiap pukul 02.00 sudah melakukan aktivitas warga yang akan menjual hasil pertanian berjalan kaki dengan membawa obor.
"Tradisi obor Ini merupakan inisiatif pemuda Desa Pranten guna mendukung "Visit to Batang 2022" karena desa kami juga memiliki wisata bagus seperti Curug Lawe air panas dan agrowista pertanian sayur," kata Sumadi.
Pewarta: Kutnadi
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018
Tags: