"Touching Unknown People" buka penutupan SIPA 2018
8 September 2018 23:26 WIB
Ilustrasi - Alinarwutyee Music dan Dance dari Myanmar tampil dalam penutupan Solo International Performing Arts (SIPA) 2014 di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Solo (ANTARA News) - Tarian berjudul "Touching Unknown People" yang merupakan hasil kolaborasi koreografer asal Indonesia Ayo Sunaryo dan Korea Selatan Park Na Hoon membuka penutupan "Solo International Performing Arts" (SIPA) 2018.
"Tarian ini sesuai dengan tema SIPA 2018, jadi menceritakan tentang bertemunya orang-orang baru," kata Ayo Sunaryo di Solo, Sabtu.
Adapun, tema yang diangkat pada SIPA 2018 yaitu "We Are The World, We Are The Nation". Ia mengatakan pesan yang ingin disampaikan melalui tarian tersebut adalah kesatuan di dunia.
"Tidak ada kamu kulit hitam, saya kulit putih atau kita beda agama dan budaya tetapi kita adalah manusia. Satu kesatuan di dunia dan harus saling berinteraksi," katanya.
Ia mengatakan tarian "Touching Unknown People" dibawakan oleh 10 mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Yang menarik, tarian tersebut merupakan gabungan antara gerakan khas Korean Pop (KPop) dan tarian khas Jawa Barat.
"Sebetulnya tarian ini pertama dipentaskan di Bandung sekitar satu tahun lalu. Meski demikian, untuk menyambut SIPA, dua bulan lalu tarian ini digarap ulang dengan gerakan KPop yang lebih kental," katanya.
Mengenai pelaksanaan SIPA ke-10 tersebut, Ayo mengapresiasi apiknya hasil kerja pelaksana dan antusiasme masyarakat Solo menyaksikan pergelaran yang dilaksanakan setahun sekali tersebut.
"Mengenai SIPA ini pengelolaan manajemen keren, pengisi acara dan penonton juga keren. Acara ini bisa dinikmati oleh semua kelas, tidak hanya seniman. Harapan saya penyelenggaraan di kota lain seperti Bandung bisa semeriah ini," katanya.
Sebelumnya, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI memberikan apresiasi positif terhadap penyelenggaraan SIPA tersebut. Kepala Bekraf Triawan Munaf berharap pelaksanaan SIPA dapat mempercepat perkembangan subsektor seni pertunjukan di Indonesia.
Berdasarkan data, kata dia, kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun 2017 sekitar Rp1.000 triliun. Sedangkan sumbangan industri kreatif Indonesia terhadap PDB pada 2016 mencapai Rp922 triliun.
"Artinya rata-rata kenaikan per tahun mencapai Rp70 triliun. Diharapkan melalui kegiatan seperti ini dapat meningkatkan sumbangan industri kreatif Indonesia terhadap PDB," katanya.
Baca juga: 17 delegasi tujuh negara meriahkan "solo performing arts"
"Tarian ini sesuai dengan tema SIPA 2018, jadi menceritakan tentang bertemunya orang-orang baru," kata Ayo Sunaryo di Solo, Sabtu.
Adapun, tema yang diangkat pada SIPA 2018 yaitu "We Are The World, We Are The Nation". Ia mengatakan pesan yang ingin disampaikan melalui tarian tersebut adalah kesatuan di dunia.
"Tidak ada kamu kulit hitam, saya kulit putih atau kita beda agama dan budaya tetapi kita adalah manusia. Satu kesatuan di dunia dan harus saling berinteraksi," katanya.
Ia mengatakan tarian "Touching Unknown People" dibawakan oleh 10 mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Yang menarik, tarian tersebut merupakan gabungan antara gerakan khas Korean Pop (KPop) dan tarian khas Jawa Barat.
"Sebetulnya tarian ini pertama dipentaskan di Bandung sekitar satu tahun lalu. Meski demikian, untuk menyambut SIPA, dua bulan lalu tarian ini digarap ulang dengan gerakan KPop yang lebih kental," katanya.
Mengenai pelaksanaan SIPA ke-10 tersebut, Ayo mengapresiasi apiknya hasil kerja pelaksana dan antusiasme masyarakat Solo menyaksikan pergelaran yang dilaksanakan setahun sekali tersebut.
"Mengenai SIPA ini pengelolaan manajemen keren, pengisi acara dan penonton juga keren. Acara ini bisa dinikmati oleh semua kelas, tidak hanya seniman. Harapan saya penyelenggaraan di kota lain seperti Bandung bisa semeriah ini," katanya.
Sebelumnya, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI memberikan apresiasi positif terhadap penyelenggaraan SIPA tersebut. Kepala Bekraf Triawan Munaf berharap pelaksanaan SIPA dapat mempercepat perkembangan subsektor seni pertunjukan di Indonesia.
Berdasarkan data, kata dia, kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun 2017 sekitar Rp1.000 triliun. Sedangkan sumbangan industri kreatif Indonesia terhadap PDB pada 2016 mencapai Rp922 triliun.
"Artinya rata-rata kenaikan per tahun mencapai Rp70 triliun. Diharapkan melalui kegiatan seperti ini dapat meningkatkan sumbangan industri kreatif Indonesia terhadap PDB," katanya.
Baca juga: 17 delegasi tujuh negara meriahkan "solo performing arts"
Pewarta: Aries Wasita Widi Astuti
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: