Ternate (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga mengandalkan pendekatan keilmuan olahraga (sport science) guna mempromosikan olahraga kepada generasi muda (generasi milenial) itu.

"Pendekatan kepada generasi milenial harus dengan jalur sport science karena negara-negara lain juga menguatkan hal itu. Kalau kita lengah, kita tidak akan bertahan pada peringkat atas dalam kejuaraan internasional dan dapat dengan mudah digulingkan oleh negara lain," kata Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta dalam seminar pembangunan olahraga di Ternate, Sabtu.

Indonesia, lanjut Isnanta, tidak hanya mengandalkan jumlah penduduk yang besar untuk menggali potensi sumber daya olahraga melainkan dengan pendekatan sport science dalam pembinaan olahraga usia dini.

Alasan Kemenpora mendekati generasi milenial melalui sport scince karena kelompok masyarakat itu telah akrab dengan teknologi informasi.

"Kami ingin menerapkan sport science salah satunya pada pembinaan sepak bola usia muda mulai U-10, U-12, U-14, dan U-16," katanya dalam seminar rangkaian peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-35 itu.

Selain sport science, Kemenpora juga menargetkan kehadiran 100 ribu pelatih nasional seluruh cabang olahraga dengan kualifikasi yang telah memenuhi standar nasional dan internasional.

"Lisensi pelatih perlu ditingkatkan sehingga momentum Haornas 2018 lebih sesuai dan menatap masa depan yang lebih optimistis," kata Isnanta.

Dalam peringatan Hari Olahraga Nasional 2018, Kemenpora menggelar rangkaian kegiatan yang berpusat di Ternate seperti Gala Desa Ternate, Gala Desa Tidore, Sepada Nusantara, Pameran Hari Olahraga Nasional, serta Pawai Obor Asian Para Games, dan puncak acara Haornas di Lapangan Kei Raha pada Minggu (9/9) malam.