Museum KAA gelar pekan literasi Asia Afrika
7 September 2018 21:36 WIB
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menghadiri talk show dengan Sahabat Museum KAA di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/7/2018). Kegiatan yang dihadiri akademisi, mahasiswa dan masyarakat tersebut membahas Diplomasi Indonesia pada dunia internasional yang tidak lepas dari peran perempuan. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA) kembali menggelar acara Pekan Literasi Asia Afrika (PLAA) ke-5 yang merupakan acara tahunan yang diselenggarakan MKAA bertepatan dengan Hari Literasi Internasional pada 8 September yang berlangsung selama tiga hari mulai Jumat, hingga Minggu.
Pekan Literasi Asia Afrika (PLAA) ke-5 secara resmi dibuka Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Azis Nurwahyudi. Kepada Antara di Jakarta, Jumat, ia mengatakan acara itu bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap literasi (kemampuan membaca dan menulis).
Selain itu, melalui acara ini pihaknya ingin mempromosikan Perpustakaan Museum KAA.
Sesuai dengan tema yang diangkat tahun ini, yakni Pustaka Cakra Budaya Bangsa, kegiatan ini dijadikan sebagai salah satu upaya memanfaatkan energi positif dan kreativitas manusia untuk menjadikan literasi sebagai bagian dari keseharian.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Museum KAA, Meinarti Fauzie, menyampaikan bahwa yang membedakan acara ini dengan tahun-tahun sebelumnya adalah pengayaan media literasi.
Pasalnya, acara tahun ini lebih bervariasi. Tak hanya menyoal buku, tapi juga melalui film, mendongeng, dan bahkan dengan media digital.
Ia mencontohkan kehadiran UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung yang menampilkan printer tiga dimensi. "Alat ini membuat objek tiga dimensi dari model digital," rincinya.
Lebih lanjut, dijelaskan mengenai empat kegiatan menarik dalam PLAA tahun ini. Di antaranya adalah pameran literasi, pameran buku, diskusi literasi dan film. Tak lupa acara mendongeng bagi pelajar sekolah dasar termasuk anak-anak penyandang tuna netra di Kota Bandung.
Pelaksanaan PLAA ke-5 ini mendapat sambutan dari peserta. Menurut Wakil Kepala UPT Perpustakaan ITB, Dr Lusia Marliana Nurani, PLAA merupakan kegiatan yang strategis untuk menjalin kerja sama yang nyata antar perpustakaan, penggiat literasi dan masyarakat.
Acara ini diadakan melalui kerja sama antara Museum KAA dan mitra kerja MKAA, seperti Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat, Dinas Perpustakaan dan Kerarsipan Kota Bandung, Perpustakaan Ali Alatas BPPK Kemlu, UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, Pusat Bahasa Mandarin Universitas Kristen Maranatha, Pusat Kebudayaan Korea Indonesia yang berada di bawah Kedutaan Korea, BPBI Abiyoso Kementerian Sosial, penerbit buku Gramedia, Simbiosa, Rekatama Media, Granesia, dan Klab Bahasa Esperanto Sahabat Museum KAA.
Baca juga: 74 delegasi negara tetangga dijadwalkan hadiri peringatan KAA
Baca juga: Rudiantara: Pembangunan infrastruktur internet dibarengi peningkatan literasi
Pekan Literasi Asia Afrika (PLAA) ke-5 secara resmi dibuka Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Azis Nurwahyudi. Kepada Antara di Jakarta, Jumat, ia mengatakan acara itu bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap literasi (kemampuan membaca dan menulis).
Selain itu, melalui acara ini pihaknya ingin mempromosikan Perpustakaan Museum KAA.
Sesuai dengan tema yang diangkat tahun ini, yakni Pustaka Cakra Budaya Bangsa, kegiatan ini dijadikan sebagai salah satu upaya memanfaatkan energi positif dan kreativitas manusia untuk menjadikan literasi sebagai bagian dari keseharian.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Museum KAA, Meinarti Fauzie, menyampaikan bahwa yang membedakan acara ini dengan tahun-tahun sebelumnya adalah pengayaan media literasi.
Pasalnya, acara tahun ini lebih bervariasi. Tak hanya menyoal buku, tapi juga melalui film, mendongeng, dan bahkan dengan media digital.
Ia mencontohkan kehadiran UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung yang menampilkan printer tiga dimensi. "Alat ini membuat objek tiga dimensi dari model digital," rincinya.
Lebih lanjut, dijelaskan mengenai empat kegiatan menarik dalam PLAA tahun ini. Di antaranya adalah pameran literasi, pameran buku, diskusi literasi dan film. Tak lupa acara mendongeng bagi pelajar sekolah dasar termasuk anak-anak penyandang tuna netra di Kota Bandung.
Pelaksanaan PLAA ke-5 ini mendapat sambutan dari peserta. Menurut Wakil Kepala UPT Perpustakaan ITB, Dr Lusia Marliana Nurani, PLAA merupakan kegiatan yang strategis untuk menjalin kerja sama yang nyata antar perpustakaan, penggiat literasi dan masyarakat.
Acara ini diadakan melalui kerja sama antara Museum KAA dan mitra kerja MKAA, seperti Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat, Dinas Perpustakaan dan Kerarsipan Kota Bandung, Perpustakaan Ali Alatas BPPK Kemlu, UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, Pusat Bahasa Mandarin Universitas Kristen Maranatha, Pusat Kebudayaan Korea Indonesia yang berada di bawah Kedutaan Korea, BPBI Abiyoso Kementerian Sosial, penerbit buku Gramedia, Simbiosa, Rekatama Media, Granesia, dan Klab Bahasa Esperanto Sahabat Museum KAA.
Baca juga: 74 delegasi negara tetangga dijadwalkan hadiri peringatan KAA
Baca juga: Rudiantara: Pembangunan infrastruktur internet dibarengi peningkatan literasi
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: