Dolar naik, turis Indonesia ke Jepang turun
7 September 2018 16:15 WIB
(kiri ke kanan) Outbond Director H.I.S. Travel Indonesia Taichi Matsui, A & P Manager Mal Taman Anggrek Elvira Indriasari, Vice President Divisi Bisnis Kartu BNI Nuraini Dwiastuti, President Director H.I.S. Travel Indonesia Mutsumi Gomi, Chief Representative ANA Jakarta Office Akira Nishigori, General Manager Operation Officer H.I.S. Travel Indonesia Arief Kurnia dalam konferensi pers Cool Japan Travel Fair 2018 di Jakarta, Kamis (7/9/2018). (Antara News/Aji Cakti)
Jakarta (ANTARA News) - Penguatan nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah yang terjadi saat ini menurunkan minat turis Indonesia untuk berkunjung ke Jepang.
"Ada penurunan, memang dalam proses transaksi pada bulan Agustus ini agak sedikit menurun tapi karena bulan ini bukan bulan keberangkatan," ujar General Manager Operation Officer H.I.S. Travel Indonesia Arief Kurni di Jakarta, Jumat.
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa biasanya bulan keberangkatan turis Indonesia ke Jepang adalah Maret-April ketika musim sakura serta bulan Oktober-November ketika musim gugur dan mengejar wisata musim salju di wilayah Hokkaido.
"Jadi saat ini memang ada penurunan karena apakah para wisatawan menunggu dulu, jadi belum terjadi transaksi," ujarnya setelah menggelar konferensi pers Cool Japan Travel Fair 2018.
Terkait strategi untuk merespons hal tersebut, Arief sendiri mengungkapkan pihaknya tidak memiliki strategi khusus.
"Tidak ada yang khusus dari kami sebagai pimpinan. Terus terang secara produk kami cukup khawatir apakah bisa terjual, namun semua ini akan kami kembalikan kepada para wisatawan," kata Arief.
Dirinya juga menambahkan bahwa sekarang yang bisa dilakukan pihaknya adalah dengan memperbanyak informasi.
"Kalaupun mereka memiliki keinginan untuk berkunjung dengan biaya yang dikeluarkan cukup besar, mereka harus mendapatkan high value. Jadi nilai ini yang kami coba sampaikan kepada tamu-tamu kita. Yang bisa kami lakukan adalah memberikan informasi sebanyak-banyaknya, dan begitu tamu melakukan transaksi mereka akan tetap puas, jadi seperti itu strateginya," jelas Arief.
Dia berharap bahwa kondisi nilai tukar dolar terhadap rupiah secepatnya membaik, selain itu pihaknya juga mengkhawatirkan kondisi Jepang saat ini yang dilanda bencana alam, seperti badai topan dan gempa bumi.
"Kalau kita melihat target 400 ribu turis Indonesia ke Jepang ini, menurut Japan National Tourism Organization dan pimpinan kami di Jepang masih optimis tercapai," tutur Arief.
"Ada penurunan, memang dalam proses transaksi pada bulan Agustus ini agak sedikit menurun tapi karena bulan ini bukan bulan keberangkatan," ujar General Manager Operation Officer H.I.S. Travel Indonesia Arief Kurni di Jakarta, Jumat.
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa biasanya bulan keberangkatan turis Indonesia ke Jepang adalah Maret-April ketika musim sakura serta bulan Oktober-November ketika musim gugur dan mengejar wisata musim salju di wilayah Hokkaido.
"Jadi saat ini memang ada penurunan karena apakah para wisatawan menunggu dulu, jadi belum terjadi transaksi," ujarnya setelah menggelar konferensi pers Cool Japan Travel Fair 2018.
Terkait strategi untuk merespons hal tersebut, Arief sendiri mengungkapkan pihaknya tidak memiliki strategi khusus.
"Tidak ada yang khusus dari kami sebagai pimpinan. Terus terang secara produk kami cukup khawatir apakah bisa terjual, namun semua ini akan kami kembalikan kepada para wisatawan," kata Arief.
Dirinya juga menambahkan bahwa sekarang yang bisa dilakukan pihaknya adalah dengan memperbanyak informasi.
"Kalaupun mereka memiliki keinginan untuk berkunjung dengan biaya yang dikeluarkan cukup besar, mereka harus mendapatkan high value. Jadi nilai ini yang kami coba sampaikan kepada tamu-tamu kita. Yang bisa kami lakukan adalah memberikan informasi sebanyak-banyaknya, dan begitu tamu melakukan transaksi mereka akan tetap puas, jadi seperti itu strateginya," jelas Arief.
Dia berharap bahwa kondisi nilai tukar dolar terhadap rupiah secepatnya membaik, selain itu pihaknya juga mengkhawatirkan kondisi Jepang saat ini yang dilanda bencana alam, seperti badai topan dan gempa bumi.
"Kalau kita melihat target 400 ribu turis Indonesia ke Jepang ini, menurut Japan National Tourism Organization dan pimpinan kami di Jepang masih optimis tercapai," tutur Arief.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: