Lewat IA-CEPA, Australia prioritaskan impor mobil dari Indonesia
7 September 2018 14:29 WIB
Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Martini saat temu media di Jakarta, Jumat. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Australia memprioritaskan impor mobil asal Indonesia melalui perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia atau Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) untuk jenis listrik dan hibrid.
"Dari kemitraan itu kita dapat kemudahan untuk ekspor mobil listrik dan hibrid, tapi yang untuk mobil biasa (berbahan bakar bensin) itu sama," kata Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan (Kemenda) Ni Made Ayu Martini di Jakarta, Jumat.
Made memaparkan, melalui IA-CEPA, kedua jenis mobil asal Indonesia tersebut hanya perlu memenuhi 35 persen dari Qualifying Value Content (QVC) atau konten lokal, di mana negara selain Indonesia diharuskan hingga 40 persen.
"Jadi 35 persen dari QVC bisa memanfaatkan regional value chain, kemudian dirakit di Indonesia. Misalnya, baterai kita ambil dari luar, terus pasang di sini, kita kirim ke Australia itu bisa. Hanya indonesia," ungkap Made.
Made menyampaikan, kendati produksi kedua jenis mobil tersebut belum berjalan di Indonesia, namun kemitraan itu melihat untuk jangka panjang, di mana Indonesia saat ini tengah bersiap untuk memproduksi keduanya.
"Ini kan untuk produksi masa depan, akan memberikan peluang yang besar bagi industri otomotif di Indoensia," pungkasnya.
Baca juga: IA-CEPA bebaskan tarif 7.000 produk asal Indonesia
Baca juga: Aturan IA-CEPA ditargetkan selesai akhir 2018
"Dari kemitraan itu kita dapat kemudahan untuk ekspor mobil listrik dan hibrid, tapi yang untuk mobil biasa (berbahan bakar bensin) itu sama," kata Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan (Kemenda) Ni Made Ayu Martini di Jakarta, Jumat.
Made memaparkan, melalui IA-CEPA, kedua jenis mobil asal Indonesia tersebut hanya perlu memenuhi 35 persen dari Qualifying Value Content (QVC) atau konten lokal, di mana negara selain Indonesia diharuskan hingga 40 persen.
"Jadi 35 persen dari QVC bisa memanfaatkan regional value chain, kemudian dirakit di Indonesia. Misalnya, baterai kita ambil dari luar, terus pasang di sini, kita kirim ke Australia itu bisa. Hanya indonesia," ungkap Made.
Made menyampaikan, kendati produksi kedua jenis mobil tersebut belum berjalan di Indonesia, namun kemitraan itu melihat untuk jangka panjang, di mana Indonesia saat ini tengah bersiap untuk memproduksi keduanya.
"Ini kan untuk produksi masa depan, akan memberikan peluang yang besar bagi industri otomotif di Indoensia," pungkasnya.
Baca juga: IA-CEPA bebaskan tarif 7.000 produk asal Indonesia
Baca juga: Aturan IA-CEPA ditargetkan selesai akhir 2018
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: